lebih dari dua bulan terlewati oleh natta dirumah ini, sedikit banyak tentang kebiasaan mille sudah hafal diluar kepala olehnya. mille ketika lelah akan menaruh benda sembarangan lalu lupa dibesok harinya, natta yang sering mengumpulkan barang Mille yang berceceran disana sini akan menjadi petunjuk besok harinya.. dikala sang tuan mulai panik tidak menemukan barangnya
sehebat apapun mille dia hanyalah manusia biasa, bukan superhero atau dewa yang memiliki kekuatan magis bisa memunculkan benda.
"natt kacamata semalam mana??" Meninggikan nada suaranya agar didengar oleh natta yang sedang memasak
Mille berputar putar di meja depan mencoba mencari kacamatanya yang dipakai semalam saat memeriksa laporan dari lovinka,
"di kamar diatas nakas dekat lampu" Jawab natta sembari tangannya memecahkan cangkang telur, menaruhnya diatas pan. nasi goreng telur mata sapi, basic karna mereka terburu buru
bangun terlambat usai pulang latihan, ditambah jalanan macet hingga membuat gerah siapapun. mereka sampai di rumah pukul 8 malam usai makan malam di luar. enggan memasak lagi dirumah kemudian mille menuntunnya melanjutkan tugas kantor. Hingga tubuh lelah keduanya tertidur pukul 11 malam.
"ketemu belum?!" Teriak natta lagi memastikan
"Sudah ini" Kemudian mille menghampiri natta yang selesai mem-plating masakannya
"ayo cepat makan hari ini ada ketemu sama pak bupati kan, nanti telat" natta berujar mengingatkan.
"iya kamu juga makan biar kekantornya sama"
"ga perlu di antar bisa berangkat sendiri kok"
"bukan itu, ada yang mau di ambil di kantor" Skakmat, sebenarnya itu hanya alasan mille karna dia tau natta akan terlambat jika menunggu transportasi umum dan bersempit'an di dalam sana
"yasudah" Akhirnya mereka sedikit bergegas menghabiskan sarapan, ini bermula dari kebiasaan natta yang selalu sarapan pagi meski tau akan terlambat
jika diingat mille jarang sarapan pada minggu ke dua, itu membuatnya jengkel ingin menjejalkan sesendok nasi ke mulut mille. Layaknya anak TK yang disuapi ibunya saat malas sarapan, jiwa natta sudah terkontaminasi mama nya yang bawel menyuruh untuk makan dalam keadaan penting apapun. jadi terbawa hingga sekarang.
mereka sudah berpisah kamar semenjak minggu ke 3, natta beralasan dia punya kebiasaan tidur yang buruk. jadi karna sudah dibicarakan beberapa hari akhirnya mille memberikan kunci kamar tersebut. alasan nya ingin terus bersama natta sekamar tidak lagi valid, dia tertolak bung..
meluluhkan natta sangat sulit namun harus tetap konsisten. buktinya mereka sudah lebih dekat dari sebelumnya. bahkan natta mencucikan kain mille juga takkala dirinya senggang, melihat tumpukan kain kotor mille yang belum tersentuh oleh maid natta langsung saja mengambilnya alih alih merepotkan yang lain. Ganti menolong meringankan tugas orang, entah karna dia sudah ingin saja menyentuh busana mille. misteri natta
ditengah kabar yang baik itu disusul pula oleh kabar buruk, hingga belum sempat rasanya natta menghela nafas lega dia sudah diterpa angin ribut.. sore nya saat ingin pulang dari kantor dia mendapat telfon dari kampung, video singkat berdurasi 1 menit memperlihatkan suasana rumahnya yang hampir di sapu banjir bandang dan keadaan sekitar yang membuat panik. Terlihat rumahnya yang keruh oleh air coklat luapan sungai tersebut. Pot tanaman mama nya yang terendam banjir dan beberapa sudah patah hancur tidak berbentuk.
natta panik harus bagaimana, apakah semuanya baik baik saja disana? Pikirannya kalut. baru saja 2x dia mengirimkan angin segar untuk keluarga nya memberi sedikit uang gaji kerja nya untuk mama dan papa. beserta adiknya yang senang saat di video call mengucapkan terima kasih.. rasa senangnya dihimpit kekhawatiran
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...