Terkadang bertengkar dengan orang dikasihi memang terasa berat, memperdebatkan hal yang tidak bertemu titik penyelesaiannya..
Ada kalanya air mata tidak terelakkan, getaran emosi yang mengguncang dan irisan piluan menahan kesedihan ketika masalah tak kunjung selesai.disinilah natta dengan hati yang menyesal, memberikan segalanya tidak cukup untuk membuat hatinya lega. bahwasanya millen terlalu jauh untuk direngkuh, perbedaan yang dirasa nya sangat tinggi, bagai membuat jenjang menuju langit.
usai percintaan mereka yang pertama natta acap kali merasa mille mendatanginya hanya untuk penghangat ranjang. natta merasa dirinya bagai pelacur murah yang hanya bekerja untuk mille di malam hari.. di kantor tidak ada hal yang spesial karna mereka memilih profesional agar tidak mencampuradukkan perasaan dengan pekerjaan.
Natta sungguh menyanggupi hal tersebut, dengan berpura pura tidak mengenal mille padahal mereka tidur seranjang berbagi selimut yang sama layaknya pasangan menikah..hatinya bagai digosok serabut kelapa yang kasar, membuatnya merasa gatal tak tertahankan dan juga perih berair.
mille terus berganti wanita, yang tidak dikenal natta. oke !! Ini soal pekerjaan tidak boleh menambahkan suasana hati. Natta yang kini meremat kertas ditangannya melihat millen mengusap rambut wanita lain di depannya seolah bukan apa apa.
hancur pertahanan natta, dia cemburu dan kesal..Raut wajahnya berubah ingin menangis dengan mata nya berkaca kaca.
"hallo ?! Kak natt??" lovinka memanggilnya melambaikan tangan di depan wajahnya natta
"eh, iya kenapa vin?"
"ini ada dokumen terbaru, vin minta tolong ya antar ke pak millen soalnya ada yang perlu vin kerjakan lagi. kakak ga terlalu sibuk kan?"
"iyaa engga, jadi ini cuma diantar kan?"
"iya kak makasih ya" lovinka memberi senyum terima kasihnya kemudian kembali pada meja diseberang yang berjarak satu meter darinya.
natta bergemuruh, mengatur kondisi hati dan mentalnya yang sempat berantakan diterjang angin kekesalan.
Gelak tawa mendominasi saat natta memasuki ruangan mille, keduanya sudah berpindah pada sofa guna berbincang lebih nyaman. natta berat hati melangkah mendekati atasannya.
"permisi pak, ini ada dokumen yang perlu bapak lihat" dengan ketukan pintu dua kali natta masuk.
"iya natt, taruh saja di meja" balasan mille masih diposisinya duduk tidak beranjak sedikitpun.
"baik, kalau begitu saya undur diri pak" pamit natta sopan.
natta bersikap biasa dengan sedikit senyum guna menyamarkan kaku, diantara bos nya dan klien tersebut yang sempat disela nya
Dapat dilihat bahwa perempuan belia yang kini duduk sangat mempesona. dengan lekuk tubuh yang indah kulit putih bagai poselen dan rambut yang tertata rapi. dapat di duga semuanya sempurna dengan tawa dan senyumnya yang menawan. objek sempurna bagi laki laki diluar sana, siapapun yang memandangkan pasti akan melirik sampai tersungkur karna begitu anggunnya.
natta merasa dirinya bukan apa apa lagi, dan berakhir meninggalkan keduanya dalam ruangan tersebut. kantor dimana dia terkadang curi waktu untuk bermesraan dengan mille. memanggut bibir satu sama lain atau saling menggoda sebelum yang lain sadar dirinya hilang kemana. Natta mengingat setiap sudut mana yang mereka pakai untuk berciuman. bahkan meja kebesaran mille menjadi berantakan ketika dihantam nafsu, mille merebahkannya menyentak semua barang diatas mejanya hingga bersih dan merebahkan natta berbaring. Menggeluti dirinya hingga berantakan
kenangan yang terpatri diingatannya. apakah millen mengingat hal itu juga ??betapa panasnya percintaan mereka. berat rasanya natta tidak kembali ke meja kerja nya. Lurus berjalan menuju pintu keluar. tidak peduli jika ini masih jam kerja, dia di desak alasan tidak menentu. ketika hatinya di ambil alih perasaan. Otaknya yang biasa pintar penuh intrik pun mengalah kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...