Dalam pandangan mata mille natta terlihat cantik sekarang, berkali lipat dan bersinar seperti ada bintang bintang dari peri kecil yang menaburi wajahnya.. mata yang indah menghipnotis membuat mille terenyuh jatuh hati
bagaimana tidak tatapan natta padanya sekarang sangatlah penuh harap dan percaya, masih di taman yang rimbun akan bunga mille merengkuh kesayangannya ini
Meskipun tangis semalam masih membuatnya terngiang, tapi perasaan itu lega hingga menimbulkan binar indah dari mata nya natta. Serasa ingin menciumi dalam natta saat ini juga, mille mendekatkan wajah mereka sekedar ingin memberi kecupan namun ditolak jelita
"hngg jangan begini nanti diliat yang lain" Dorong natta kala wajah mille mendekat ingin mampir mencapai bibirnya
"biarkan saja"
Saat tubuh tersebut kembali ke jarak awalmeski masih tercekat rasanya natta mencoba menepis rasa sakit ditenggorokannya. walau sulit jika nanti dihadang pertanyaan oleh sang bunda.
Natta yakin ada hal besar yang akan datang padanya setelah ini, kilatan masa lalu yang masih menghantui tidur malamnya.. Dia menyimpan rapat rapat cerita itu
bagaimana perjalanan nya hingga sekarang. Nyeri terasa membayangkan ketakutan terbesarnya menjadi kenyataan..natta melupakan dimana dia pulang, kamar yang terasa pengap seperti penjara baginya, tidak ada celah untuk kabur dari paksaan tekanan.
Mille menuntun natta memasuki rumah, ketika tangan itu bergetar dengan tidak sadar tubuh natta mendadak dingin. Jemari nya terasa beku dengan hantaran sesak pada hatinya.
dia takut menatap mana ibunda, tidak terbayangkan kalimat beracun yang akan keluar dari mulut orang yang melahirkannya.
Natta berusaha keras agar tidak bersitatap namun apa daya, perbincangan tetap mengarah padanya.
"natt, natta" mille menyadarkan natta dari lamunan nya. Menarik kesimpulan sendiri natta ingin kabur dari tempat duduknya sekarang. Berharap tanah akan menelannya atau langit akan terbuka menghisapnya pergi
Mata kecewa mama nya menghadap pada diri natta. Duduk bersama di ruang tengah sesudah sarapan. Papa nya juga tidak bekerja hari ini, ingin cuti seharian katanya..sedangkan mama nya masih bungkam bersikap seolah tidak terjadi apapun
Natta mendekat, menggapai lutut mama nya guna bertumpu kepala. namun yang di dapat adalah penolakan. mama nya langsung beranjak pergi meninggalkan.
papa nya tidak menggubris, ikut diam kemudian beralih sibuk pada television yang menyala. Mille tidak mengerti situasinya. ada topik yang tidak dia ketahui,
Natta sendirian merasa tidak diperhatikan, dirinya mencoba tegar meski bergetar. mengingat kembali masa sulit nya ketika beranjak remaja..Hal yang serupa ketika dia mendapat tindak pelecehan oleh orang yang sama. matanya perih membayangkan.. dirinya memang menerima mille semata mata karna mille begitu tampan dan sempurna..Katakanlah natta egois namun situasi berada dipihaknya. Dewi fortune mengirimkan hadiah yang tidak mungkin dia lewatkan begitu saja. natta menangkap kesempatan nya namun kini terasa lebih sulit
Dia tidak pernah membayangkan akan terikat dengan satu orang, dari dulu bersumpah agar tidak menikah dan menjalin hubungan hingga akhirnya millen datang dan membuat nya menjilat ludah sendiri..mati matian natta berusaha sadar namun kembali tenggelam
Energi nya menurun drastis, kelelahan mental secara paksa. Bagai dikoyak gigi taring yang tajam kepercayaan diri natta tercabik cabik rusak. mengayam pun akan membutuhkan waktu yang lama lagi..
"pa, kakak mau berangkat besok lusa" natta menyimpulkan saja. Mungkin kali ini pergi nya lebih baik tidak pulang. Serindu apapun dia pada rumah ini, kasih sayang yang dikecapnya dari orangtua yang tak ingin ditinggalkannya. Harus ia telan pahit, dia terbuang meski kelihatannya tidak
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...