Selamat membaca
~~~
Rintik hujan diluar sana begitu syahdu, jarum jam berdetak menunjukkan waktu. ketika kamar tidur millendra begitu sepi tidak ada aktivitas. hanya dua raga yang bertaut memeluk. ketika malam hari, lampu kamar yang dimatikan membuat gelap samar seluruh isi ruangan. piala yang terpajang merupakan pencapaiannya ketika usai remaja, puluhan sertifikat yang sudah menjadi koleksi hampir berdebu, menjadi bentuk perjalanan karir millen.
pria yang dicintai natta begitu hebatnya, sangat terkenal meskipun tidak mengumumkan bahwa dia sudah dimiliki. di desa ini tempat tinggalnya merupakan suatu aib jika mengetahui hubungan seperti mereka. semuanya akan langsung merusak image yang telah harum dibangun, cap keburukan sudah disiapkan jika salah sedikit saja. begitu lah adat istiadat yang masih melekat kental dengan masyarakat. Membuat leher natta masih terkekang oleh tali tak kasat mata. masih ada ketakutannya,
waktu penampilan sudah dekat, natta dan millen mengambil cuti untuk menjaga kesehatan guna tampil sempurna di hari yang telah ditentukan. Hari sabtu 27 juli 2024 tepat pukul 3 dini hari mereka sudah berkumpul di aula, mempersiapkan para penari untuk ditata rias, sebanyak 51. penari sudah mulai berdatangan setengahnya, natta mendapat tugas dari ibu sanggar nya untuk membantu merias pun sudah mengambil alih brush make up nya. memoles satu persatu wajah yang ayu, membuat mereka semakin cantik untuk dipandang.
Setelah beberapa jam berlalu pagi hari menyinsing, mentari datang dan embun sudah mulai hilang. walau pinggang sudah mulai pegal natta tetap memaksakan dirinya, mengikat dan mengokohkan pakaian para penari baik yang perempuan maupun laki laki. ketika sudah pukul 7 natta mulai lelah dan memberi jeda kegiatannya. sama dengan millen yang juga sibuk menelfon dan berbincang dengan para petinggi yang akan tiba di lokasi, relasi dan rekan kerja nya. sesekali membantu natta memakaikan pakaian untuk penari,
natta kerap melihat jauh millen yang berbincang dengan perempuan kecil disana, bahkan putri bungsu sebagai pembawa baki penyambutan pun dibantu nya, hal terdebut mampu membuat natta cemburu buta, meski dia tau bahwa dirinya yang dicumbu millen setiap malam. begitu egois nya natta terbakar dengan cinta nya. menatap nyalang millen sembari terus mengajak bicara adik adik yang dia bantu.
Tidak sadar dengn pesona nya sendiri. Natta justru disenangi oleh para penari sementara dia sibuk mempoutkan bibir melihat interaksi millen.
"kak, namanya siapa?"
"nattaniel, kalau kamu ?" natta masih fokus mengaitkan peniti di songket bagian belakangnya, menutupi dengan ikat pinggang khusus yang berjumbai berhiaskan butir butir manik layaknya mutiara.
"alya, kak.."
"kalau ada yang longgar segara temui kakak atau ibuk ya" natta mengakhiri tugasnya dengan baik, merapikan hiasan kepala dan bagian telinga nya berbentuk bunga. sungguh indah, natta berharap dirinya perempuan, hingga dia merasa lengkap untuk hidup. seperti pengharapannya, menjadi perempuan sangatlah indah, mereka cantik dan mempesona. tidak melupakan jati dirinya natta mengakui menyukai wajah itu, mereka kecil dan mungil layaknya botol yakult.
melihat dirinya dengan sendu, ketika pantulan cermin memperlihatkan bentuk tubuhnya yang tinggi meski tidak berotot yang terlalu, natta sungguh bermimpi bahwa dia mempunyai payudara dan vagina layaknya wanita. apa rasanya diposisi itu? Mendapat keistimewaan untuk mengandung dan melahirkan. sentimental nya ia ketika murung di hari yang cerah ini, Sementara mulai berkurangnya penari yang akan dihias natta mulai sarapan. terpisah dengan mille yang jauh disana duduk di dekat para pengrawit yang sudah rapi, menghisap rokoknya dengan serius, millen nya gagah dengan kemeja hitam dan songket berwarna merah oranye khas minang.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...