millen pov >>>
Natta membuatku jatuh cinta, sungguh. pesona yang tidak ku temukan dimanapun. dia memberiku sesuatu yang berharga baik hati atau tubuhnya.. berdebar mengingat percintaan diranjang kami kala itu, bahkan satu desahan lelah yang keluar dari mulut natta mampu membuat kejantananku menegang, sisi cabul dalam diriku meningkat semenjak mendengar natta mendesah dibawah kukunganku.
aku dibuat gila olehnya, sialnya aku tidak mempermasalahkan itu.. Aku rela bahkan jika diporoti hingga semua asetku atas namanya.. oh kasihku tuhan memberi natta padaku entah untuk menghukum atau sebagai hadiah.
dalam satu minggu ini aku merasa hidupku jauh semakin sibuk, pertemuan dengan gubernur dan juga beberapa klien dan mitra kerja lainnya. harusnya aku terbang kembali ke jakarta pusat demi pekerjaan, namun sekali lagi aku masih menunda dan tidak ingin bermain politik. bagiku posisi dikedutaan sangat berat nanti nya apalagi dengan menyangkut pasangan.. pasti nanti natta akan merasa shok mengikuti kegiatanku
aku ditawari kursi pemerintahan oleh pak bagas, yang merupakan teman papa beberapa tahun belakangan. bohong jika keluargaku murni hanya punya bisnis receh seperti resto dan resort. kami punya lebih banyak dari itu. Lebih tepatnya aku semenjak kuliah di luar negeri hingga bisa membangun bisnis seperti sekarang. bertahan di padang hanya untuk natta yang belum bisa ku ajak pergi jauh..
<<<
Kembali meninjau pertemuan mille kini di salah satu club, dengan beberapa warga negara asing. dan juga dilengkapi wanita penghibur teman minum. beberapa mille tandai curi pandang padanya namun diacuhkan
dalam duduknya mille gelisah ingin pulang, terus melihat jam di tangan kirinya yang terasa lambat. mille permisi beranjak ingin ke kamar mandi guna menyegarkan pikiran dan kesadarannya. alkohol yang terus diteguknya guna mengimbangi lawan bicara memang mengalihkan sedikit pikirannya
saat dirasanya sudah bisa mengendalikan pikirannya, mille keluar dari toilet dan ingin berjalan ke meja vip nya dia ditubruk begitu saja oleh perempuan yang setengah teler mabuk alkohol di depannya.
Kemeja nya yang putih bersih ternodai oleh lipstik merah darah itu, tepat di depan dada mille hingga membuat marah si korban
"SHIT.. bitch you better be joking" mille merasa tidak senang saat perempuan tersebut bergelayut begantung padanya bagai lintah
"hhaha maaf tuan, apa aku merusak kemeja mu? kamu bisa menghukumku karna aku tidak punya uang untuk mengganti nya" Dengan senyum nakal nya menggoda mille. toleransi alkohol nya sangat rendah hingga mencoba menjangkau apapun disekitarnya mille jengah hingga memilih menepis jangkauan itu.
Membiarkan nya jatuh pada lantai yang dingin, dan menatap nyalang pada nya bagai benda menjijikkan. umpatan yang lolos begitu saja dari mulut mille begitu melihat kemeja nya yang bagai terstample tinta.
Tolong bahkan kesepakatan penting diantara dia dan kliennya belum rampung, mille justru kehilangan suasana baiknya.
hingga pukul 11 malam lewat 20 menit mille akhirnya bangkit dari kursi panasnya. Memasukkan ponselnya pada saku celana, yang sedari awal ternyata berada diatas meja
Melihat beberapa pesan dari natta yang berada dilayarnya, dia mengatakan bahwa akan pulang terlambat. mille menghela nafas hari ini tidak sempat menjemput jelita dan membiarkan kekasihnya pulang sendirian lagi.
Merasa kekosongan ketika biasanya kursi disebelahnya diisi oleh natta kini hanya dia sendiri, berkendara di malam hari pulang menuju rumah mereka.
Kaca mobil yang dibuka oleh mille saat berkendara menjadi kebiasaan, mengingat saat pertama kali dia berkendara dengan natta ke bukittinggi manisnya terus membuka kaca mobil dengan dalih ingin AC alami. Kenangan nya bersama natta otomatis terputar layaknya kaset film. mampu membuat mille tersenyum simpul
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐏𝐄𝐂𝐀𝐇 𝐏𝐈𝐑𝐈𝐍𝐆 || 𝐌𝐢𝐥𝐞𝐀𝐩𝐨
Fanfiction𝑳𝒐𝒌𝒂𝒍 - salahkah aku menginjak beling dengan dalih ingin melestarikan seni ini ? padahal hatiku sedang kacau seperti diterjang badai aku, keinginanku, kenyataan hidupku dan jalan di depan mataku terasa semu. bahkan aku tidak sempat berpikir unt...