Aku dan Dahyun, kami berdua sampai tak jauh dari gerbang rumah ku, yaitu pantai yang menjadi letak pertemuan kami, aku turun disana, dengan keadaan pantai masih sangat gelap dan hawa masih sangat dingin.
"Kamu yakin, tak ingin ku antar sampai pagar rumah mu?" Tanya Dahyun menunggu aku turun dari motor.
"Aku hanya tak ingin kamu terluka oleh ayah ku, Dahyun. Kalau dia tau kamu yang mengajak ku jalan hingga selama ini, bahkan dalam masa hukuman ku" Ujar ku, mengingat aku pergi kemarin saat ayah mengurung ku tak boleh kemana-mana, aku tak mau itu terjadi dengan nya.
Aku menghadap kearah rumah didepan ku ini, rumah besar satu-satunya yang berada di sekeliling pepohonan kelapa, persis disebelah pantai yang luas nan jauh dari pemukiman sekitar 1 kilomenter.
Lalu aku terpikir tentang apa yang akan terjadi disana saat pulang nanti, aku tau konsekuensi nya, tapi setidaknya bayaran yang ku terima saat diajak pergi oleh Dahyun, setimpal dengan apa yang akan ayah lakukan setelah ini. Aku hanya akan pasrah kepada pria tua itu.
"Baiklah, aku akan menunggu mu dari sini sampai kamu masuk" Ujarnya duduk diatas tangki motor miliknya, menunggu ku masuk.
"Kamu Tidak apa?" Tanya ku memastikan setelah diperhatikan lagi wajah perempuan didepan ku, aku merasa ada raut rasa kesedihan menyelimutinya, aku memang masih mengantuk saat ini tapi wajahnya tak dapat membohongi ku.
"Tentu saja, aku hanya mengantuk." Jawabnya lalu tersenyum. Mungkin hanya firasat ku atau dia berusaha menutupi sesuatu, lalu memutar badan ku menghadap kearah rumah.
Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya aku melangkahkan kaki ku perlahan, lalu berjalan menuju rumahku yang sekarang jaraknya hanya beberapa ratus meter lagi dari tempatku berdiri.
Selangkah, dua langkah hingga langkah berikutnya, membuat perasaan ku diselimuti ketakutan, walau aku sudah tau konsekuensinya yang akan aku terima, tapi kenapa perasaan ku saat ini campur aduk, dari ketakutan dengan ayah hingga sedih aku harus berpisah dengan Dahyun, walau hanya seharian bersamanya, namun aku bisa bahagia dan tak tau kapan aku akan bisa mendapatkan moment seperti itu.
"Sana, tunggu" Panggil Dahyun dari arah belakang ku, membuat aku berhenti berjalan.
Lalu tubuh ku terasa hangat saat aku sadar Dahyun sudah memeluk ku persis dari belakang ku, sebelum aku sempat memutar tubuh ku menatap kearah nya.
Aku terdiam ketika tersadar perempuan yang saat ini memeluk ku sambil menangis terisak-isak, belum pernah sebelum nya aku melihatnya sesedih ini, seorang Kim Dahyun
"Hey..."
"Maafkan aku Sana, aku harap kamu mau memaafkan ku" Isak nya, berbisik persis di telinga ku, dia meminta maaf.
"Kamu tak pernah melakukan kesalahan apapu...."
"Dengarkan aku dulu, sebelum kita berpisah" Potong nya, dia memotong kalimat ku lagi sambil masih terisak.
Ada apa dengan perpisahan? Apa maksudnya perpisahan untuk selamanya? Tak mungkin, dia sudah berjanji dengan ku akan menemani ku, tidak pasti maksudnya perpisahan, hanya perpisahaan untuk saat ini bukan? Aku percaya dengan janjinya dan akan selalu begitu.
"Aku ingin kamu tau, aku mencintaimu Sana." Lanjutnya.
Kalimat itu, tak salah dengar aku, kalimat itu persis di telingaku, jika aku mimpi siapapun tolong bangunkan aku dari halusinasi ini. Jika aku bisa menjawab nya aku akan mengatakan aku juga mencintainya, tapi....
"Jika kamu merasakan hal yang sama, jangan berputar balik dan ambil lah surat yang berada di tangan kanan ku dan bacalah saat kamu sedang sendiri. Setelah ini jalan lah dan jangan memutar, jalan hingga kamu masuk kedalam rumah. Janji kepadaku Minatozaki Sana" Jelasnya lalu aku mengangguk, dia bisa menepati janjinya, begitu pun dengan aku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her story is my past
RomancePerempuan yang kutemui disebelah rumah ku, tepatnya pantai yang berada disebelah rumah ku. Sesosok perempuan yang akhirnya menjadi teman ku sekaligus menjadi teman ku satu-satunya, setelah apa yang ayah ku buat kepadaku membuat kehidupan ku berwarna...