Malam dingin meniupkan angin, hingga membuat kulit dan bulu-bulu ku merinding kedinginan di pinggir sini. Pinggir pantai yang tak asing bagiku, menghadap kearah lautan yang indah dengan bulan purnama yang menjadi karakter utama dilangit malam dan bayangan nya memantul di lautan.
"Huff dingin sekali" Rengek ku, memeluk kedua lutut ku saat duduk diatas pasir pantai yang empuk dan dingin. Tanpa menggunakan jaket, hanya kaus dan celana trainning ku.
Sejauh mata memandang, tak ada seorang pun yang terlihat disini, hanya aku yang duduk sendirian ditemani dingin nya angin dan bulan yang bersinar diatas sana. Sepi sangat sepi, dimana yang lain aku tak tau.
"Aku yang akan selalu menemanimu Sana" Bisik seseorang ditelingaku, layaknya angin yang meniup di telingaku, tak ada raganya hanya suara yang bisa kudengar.
"Jangan khawatir aku ada selalu disamping mu" Lagi bisikan itu terdengar, terdengar tidak asing.
"Dahyun?" Cari ku, setelah mendengar suara yang tak asing, suara yang dahulu selalu terlintas ditelinga ku, suara yang aku rindukan namun itu hanya suara tanpa ada seorangpun disana.
"Aku tak selama ini tak pernah meninggalkan mu. Sana" Lagi dan lagi bisikan itu, membuat aku memutar kepala mencari suara itu berasal darimana dengan perasaan berharap jika dia datang untuk menemuiku.
"Dahyun eodiseo?" Kembali perasaan berharap terus menjalar, walau tak seorangpun terlihat didekat pantai ini, tapi aku masih berharap.
"Tidak, Dahyun sudah tak ada. Hanya aku yang masih berharap" Ujarku meyakinkan diri, namun kenapa semakin aku meyakinkan jika dia tak ada, disisi lain aku masih berharap jika dia masih bersama ku.
Kegelisahan kembali terus menjalar diseluruh kepala ku, membuat aku bangkit dari duduk ku diatas pasir, lalu berlari mencari-cari dirinya, mencari suaranya yang berbisik ditelinga ku.
"DAHYUN! AKU MOHON, PASTI SEMUA INI. SEMUA TENTANG KEHILANGAN MU, HANYA MIMPI BELAKA BUKAN? KENYATAAN NYA, AKU MASIH MILIK MU BUKAN?" Teriak ku kesegala arah, sambil berlari mencari-cari.
"KIM DAHYUN, JAWAB AKU" Lutut ku terjatuh saat tak sengaja tersandung batu, membuat aku akhirnya tergeletak lemah dengan pangkuan kedua lutut ku. Air mata datang tak sopan kali ini sangat deras.
Aku tersengut-sengut menangis disana "Tidak, tidak. Dahyun pasti masih disini, semua kebebasan ku pasti hanyalah mimpi" Lagi, lagi meyakinkan diriku, meyakinkan ku bahwa selama ini Dahyun tak pernah meninggalkan ku.
"Hey. Jangan menangis lagi, ada aku disini" Seseorang mengambil dagu ku, lalu mengarahkan daguku kearah wajah nya, wajah yang tak asing dan selalu berada tepat dibenak ku. Membuat mataku terbelalak dibuat nya, sosok yang ku rindukan sekarang sedang berada didepan wajah ku.
"Dahyun?" Panggil ku tak percaya, perempuan berambut pirang itu dihadapan ku.
"Iyah ini aku. Jangan menangis lagi yah, bahagia akan kebebasan mu, bukankah itu janji mu kepada ku?" Ujarnya mengelap kedua pipi ku dengan tangan halus nya, membuat aku ikut mengelus tangan nya yang saat ini tergeletak dipipi ku.
"Tapi... JANJI MU UNTUK TAK MENINGGALKAN KU, KENAPA TAK KAMU TEPATI?" Teriak ku kepadanya. Masih merengek kesal, kepadanya.
"Maafkan aku, aku..."
Aku loncat langsung memeluknya "Benar, aku hanya sedang bermimpi selama ini. Kamu ternyata tak pernah meninggalkan ku bukan" Bisik ku, diikuti air mata yang masih terjun deras dipipi ku hingga keatas bahunya.
Tapi setelah aku kembali tersadar dan membuka mata ku, aku sudah melihat dirinya menghilang, saat ini tinggal aku yang sedang memeluk diriku sendiri, dia menghilang lagi untuk kesekian kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her story is my past
RomancePerempuan yang kutemui disebelah rumah ku, tepatnya pantai yang berada disebelah rumah ku. Sesosok perempuan yang akhirnya menjadi teman ku sekaligus menjadi teman ku satu-satunya, setelah apa yang ayah ku buat kepadaku membuat kehidupan ku berwarna...