Selama perjalnan didalam mobil milik seorang cowo yang ternyata sekelas dengan ku bernama Park Jinyoung, aku duduk dikursi sebelah supir, terdiam memandang keluar jendela dengan isi kepala ku yang saling bergelut keras hingga membuat air mata ku deras keluar dari sana walau terlihat diam menatap keluar jendela, saat itu aku juga menangis tanpa suara.
Yang saat itu terlintas adalah ingatan ku ketika melihat Jinyoung yang berkenalan dengan ku tadi diperpustakaan, membuat aku teringat kembali dimasa aku pertama kali bertemu dengan Dahyun di pantai itu. Hanya itu yang membuat aku menangis dan sisanya aku hanya lelah menatap layar monitor hingga membuat kepala ku stress sendiri.
Sampai aku tak sadar sudah berapa lama aku melamun disana, ternyata mobil miliknya sudah berhenti diparkiran saat Jinyoung membukakan pintu untuk ku dan menatap kearah ku tanpa respon dalam pupil mataku, seakan seluruh tubuhku sudah sangat lemas dan tak bertenaga.
Semakin lama aku terlarut dalam emosiku, hingga membuat ku tak sadar sudah memeluk cowo didepan ku ini, lalu mendekap dipelukan nya sambil menangis deras tepat di pelukanya.
"Apa yang kamu butuhkan?" Bisik pria itu di dekapan ku.
"Aku membutuhkan Dahyun, aku merindukan nya" Jawab ku dengan suara yang samar-samar di telinga nya. Aku terus memeluk Jinyoung seakan memang tubuh ini tak ingin melepasnya, entah sampai kapan akan terus begini, hingga tubuh ku semakin lelah mengeluarkan air mata terus menerus, pada akhirnya kedua mata ku lelah dan aku tertidur di dekapan cowo ini.
*
Keesokan harinya, aku kembali masuk kedalam kelas, tepatnya dipagi hari kelas Mr Siwon bersama dengan ayah ku yang menjemput hingga depan kedepan kampus menggunakan mobil yang ayah kendarai.
"Sudah minum obatnya?" Tanya ayah memastikan aku meminum obat yang diberikan dokter. Setelah apa yang terjadi semalam merupakan kesalahan ku yang lupa membawa obat di kampus, membuat aku melewatkan jadwal minum obat ku disiang hari dan malam. Mengakibatkan emosi ku yang terkendali.
"Sudah. Tenang, aku janji tak akan melupakan nya lagi" Ucap ku, lalu mengambil ransel yang berada di bawah kursi mobil. "Dah ayah" Aku membuka pintu mobil, lalu beranjak keluar dari sana.
Setelah teringat apa yang terjadi semalam, ketika ayah menceritakan aku pulang-pulang sudah tertidur di pelukan seorang cowo yang ayah ku tak kenal bahkan tak pernah melihat aku bersama nya. Aku merasa tak ingin lagi bertemu dengan nya, bahkan hanya sekedar mengobrol, aku malu sangat malu kepadanya, aku takut dia menganggap ku hanya modus kepadanya, lebih baik aku diam dan tak lagi ingin menjalani hubungan dengan nya.
Lalu setelah tak lama berbicara dengan sendiri didepan pintu kampus, aku akhirnya melangkahkan kaki ku memasuki kampus dengan ransel yang masih setia ku ku bopong di punggung ku sambil melewati pintu kampus dan menaiki anak tangga, kebetulan kelas ku hanya berada di lantai 2 dekat dengan tangga yang aku naiki.
"Pagi Sana" Saat sedang menaiki tangga, seseorang datang, seperti apa yang sudah ku pikirkan, cowo bernama Jinyoung itu mendatangi ku saat aku sedang menaiki anak tangga, lalu dirinya menyamakan langkahnya.
"Apa maumu?" Ujar ku terdengar malas untuk berbincang dengan nya.
"Aku melihat ada kamu disini, aku hanya ingin menemanimu" Ucapnya, sambil tersenyum saat aku melirik dirinya.
"Aku tak butuh ditemani Jinyoung." Aku menghentikan langkah kaki ku, lalu menoleh kearah nya, begitu juga dengan Jinyoung yang ikut menghentikan langkah kakinya lalu menoleh kearah ku.
Kami berdua saling memandangi satu sama lain, Jinyoung menunggu untuk ku membuka mulut, saat aku menghentikan langkah kaki ku. "Aku ingin kamu jangan pernah mendekati ku lagi Park Jinyoung" Tegas ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her story is my past
RomancePerempuan yang kutemui disebelah rumah ku, tepatnya pantai yang berada disebelah rumah ku. Sesosok perempuan yang akhirnya menjadi teman ku sekaligus menjadi teman ku satu-satunya, setelah apa yang ayah ku buat kepadaku membuat kehidupan ku berwarna...