"Sana!" Seru Dahyun.
Panggilan nya membuat aku yang sedang asik menonton drama di televisi, menoleh kearahnya yang baru saja selesai menjawab panggil dari ponselnya. Aku hanya menatapnya menunggu nya membuka mulut.
"Hari ini kamu ada acara?" Tanya nya, bersandar di sebelah dinding lorong pintu masuk.
"Seharusnya tidak ada" Aku mengingat-inga lagi, janji dengan kedua sahabat ku tidak ada. Bahkan janji dengan Jinyoung juga seharusnya tidak ada, biasanya aku memiliki acara apapun harus selalu mendadak, jika direncanakan pasti selalu gagal.
"Bagus, ganti baju mu dan kabari tunangan mu." Ucap nya, berjalan masuk kedalam kamar ku tanpa permisi.
"Ada apa?" Aku ikut berdiri lalu mengikutinya dari belakang masuk kedalam kamar ku, mencari tau apa yang terjadi.
Aku masih menunggu Dahyun, menceritakan apa yang terjadi sambil duduk diatas kasur melihat perempuan itu berganti pakaian, dari pakaian milik ku yang ia pinjam tanpa permisi, hingga menggantinya dengan baju serba hitam nya yang semalam ia pakai.
"Pakai saja, pakaian ku." Aku kembali bangkit mencari pakaian ku dilemari.
"Tidak usah"
"Tidak" Bantah ku "Baju itu kotor dan harus di cuci, ganti dengan ini" Aku mengambil setelan sweater dengan celana jeans, lalu memberikan nya.
"Aku baik-ba.."
"Ini perintah" Tegas ku.
Dahyun pun mengangguk sambil tersenyum, bukan terlihat bersalah raut wajahnya terlihat senang saat aku baru saja menyuruh nya, tak seperti biasanya. Lalu dengan menurut, dia pun memakai sweater abu-bau dan celana jeans, milik ku yang baru saja ku berikan.
Dan baju hitam yang ia kenakan dengan cepat aku ambil dari tangan nya, lalu aku beranjak kearah mesin cuci apartment tepatnya disebelah dapur, tempat khusus mencuci baju. Aku kembali kedalam kamar ku, masih mencari apa yang terjadi hingga membuat aku harus mengosongkan jadwal ku hari ini.
"Dan sekarang jawab aku, apa yang terjadi?" Berdiri ku didepan nya, meminta penjelasan.
"Ganti bajumu, hari ini aku akan mengajak mu seharian berkeliling dengan ku"
*
*
*
Didalam mobil porsche milik Dahyun, aku duduk tenang memandang keluar jendela mobil, walau mobil ini sangat cepat di jalanan yang lenggang didepan kami, tapi tetap aku dapat melihat segala sesuatu yang lewat disebelah kami, walau hanya terlihat sekilas mengingat bagaimana cepat mobil yang kami kendarai.
Keheningan terasa didalam sini, tak ada obrolan yang pas untuk disituasi saat ini, jika kalian dapat melihat isi kepala ku sekarang, isi kepala ku hanya terlihat sebuah ketidak percayaan yang terjadi, walau aku melihat segala sesuatu yang terjadi bersamanya melalui mata kepala ku sendiri, kepala ku masih berpikir jika semua ini hanyalah mimpi belaka.
Jika dilain sisi, aku sangat senang dengan kehadiran nya tapi dikepala ku terkumpul pertanyaan-pertanyaan yang selama ini tak bisa terjawab dan selalu aku pendam.
"Apakah kamu masih mencintaiku Dahyun?" Keheningan berhenti saat mulut ku dengan kehendak nya sendiri bertanya tanpa berbasa-basi.
Sial! Mulut ini kadang tak bisa di ku kendalikan. Tapi pertanyaan itu juga yang terus ku tanyakan di benak ku, jika suatu hari Dahyun datang, apakah kali ini dia masih mencintaiku, seperti dia mencintaiku dahulu? Aku menunggu jawaban nya, masih memantai keluar jendela mobil.
"Menurut mu?" Kekeh nya, sepertinya dia mau menarik ulurku, mari kita lihat permainan nya sampai mana.
"Tidak tau. Aku bukan kamu Kim Dahyun" Balas ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Her story is my past
RomancePerempuan yang kutemui disebelah rumah ku, tepatnya pantai yang berada disebelah rumah ku. Sesosok perempuan yang akhirnya menjadi teman ku sekaligus menjadi teman ku satu-satunya, setelah apa yang ayah ku buat kepadaku membuat kehidupan ku berwarna...