[Extra Chapter] Blue

569 60 14
                                    

Hi All!
Aku lagi ada sedikit ide jadi semoga masih ada yang mampir ya walaupun hampir 5 tahun berlalu gak sih?






Suara kaca yang beradu antara meja dengan segelas sirup melon dengan es batu sedikit memecah keheningan yang sempat saja terjadi. Kedua tanganku yang sejak tadi terlipat di depan dada rasanya enggan untuk terlepas begitu memperhatikan seseorang yang baru disajikan minuman itu.


Oh, jangan mengira ini baru 1 menit.


Aku sudah hampir 10 menit seperti ini beserta orang yang kuperhatikan itu dari kejauhan.


Tentu saja yang menyajikan minuman bukanlah aku, sedari tadi bahkan aku tak beranjak dari dudukku di sudut meja makan. Memandangi pusat perhatianku tadi yang tengah duduk di sofa ruang tengah 'kami'.


Ya. Rumahku dan Jeong Han.


Yang menyajikan sirup itu tentu saja Yoon Jeong Han.


Aku bahkan sudah hampir gila seharian ini ya karena mengurus anak keduaku—dan Jeong Han tentunya. Ayolah, mengurus bayi tidak semudah itu bahkan kantung mataku menghitam layaknya panda. Kalau aku boleh protes, anak kedua kami lebih sulit daripada Yoon Ji Han. Yoon Kyu Han lebih banyak menangis daripada anak pertama kami.


Apa kalian berharap ini akan seperti series lain yang anaknya sepasang laki-laki dan perempuan?


Oh, nyatanya tidak.


Jantan lagi.


Tanpa belas kasihan, suami tanpa akal itu berbisik di telingaku 3 jam setelah aku melahirkan.


"Sepertinya kita harus berusaha lagi sampai muncul anak perempuan."



Yoon Jeong Han sepertinya tidak normal.



Kembali lagi. Kalau boleh aku jujur, ini bukan waktu yang tepat untuk bertamu tapi tamu sialan ini entah siapa yang mengijinkan untuk bertamu di jam 10 Malam ini. Sebenarnya bukan jam 10, dia datang jam 8 dan Ji Han mengajak main tamuku itu. Awal dia datang terlihat berantakan tapi karena bersama Ji Han jadi dia mau tak mau harus berpura-pura bahagia.


Ya dia terlihat terselematkan setelah Yoon Jeong Han membawa Ji Han untuk tidur. Barulah di jam segini ia terlihat lengang dengan Yoon Jeong Han melayaninya. Tadinya aku hendak protes, tapi ternyata Jeong Han tak mempermasalahkannya dan malah dialah yang menyuruh tamu itu datang kerumah kami.



"Kasihan dia"


Begitu yang dikatakan Jeong Han. Tapi apa dia tak kasihan dengan aku yang bahkan sudah cosplay menjadi panda.


"Kalian... aku tak mengerti kenapa kalian bisa bersahabat. Apa kalian tak kasihan denganku?" Mirisku melihat keadaan diriku sendiri.


"Mantan suamimu ini 'feeling blue'" Ucap Jeong Han yang malah membuatku mengerutkan dahiku heran.


Ya, tamunya itu Jeon Won Woo.


Sejak insiden, melahirkan Kyu Han mereka jadi bersahabat entah bagaimana. Jeon Won Woo bahkan nampak acuh padaku dan malah lebih sering bercengkrama atau bercanda dengan Jeong Han. Kalau dia datang, tentu saja yang dicari Yoon Jeong Han. Kalau dia dulu mencari aku, sekarang mencari suamiku. Hmmm—mencurigakan.


Tapi ternyata aku tahu sesuatu setelah 4 bulan mereka sering bersama. Mereka ternyata partner, Travel Agent yang didirikan Yoon Jeong Han sekarang ternyata punya 2 pilar dan satu lagi adalah mantan suamiku itu. Mereka bekerja sama dan menjadi partner—dan sepertinya sahabat.


"Kau bisa galau?" Cibirku pada Won Woo yang dihadiahi tatapan sinis darinya.


Dia sering sekali seperti itu, sepertinya dia membenciku. Tapi, dia dekat sekali dengan suami bahkan anak-anakku. Tiba-tiba aku takut dia mengambil mereka dariku. Apa mungkin?


"Kau tidur saja." Ujar Jeong Han kepadaku.


Malah membuatku penasaran, akhirnya aku beranjak dan ikut duduk di sofa panjang sebelah Jeong Han memperhatikan Won Woo yang sepertinya—benar-benar berantakan ya.


"Karena apa?" Tanyaku penasaran.


"Tidak direstui orangtua Misaki." Jawab Jeong Han nampak mewakili Won Woo.


Gila.


Dia benar-benar suka pada anak umur 19 tahun. Ralat, baru saja 20 tahun.


"Kau gila? Bahkan kau akan menginjak kepala 3." Cibirku yang lagi-lagi dilayangkan tatapan sinis Won Woo yang nampak protes dengan cibiranku.


"Diam kau. Berterima kasihlah kepadaku, kalau tidak karena aku kau melahirkan Kyu Han tanpa Jeong Han." Balasnya dan entah kenapa rasanya basi sekali.


Karena dia sering menggunakan metode yang sama tiap mengancamku kalau saja aku mengganggu Won Woo. Kesalnya, terkadang Jeong Han membela mantan suami sialanku itu.


Astaga aku curiga dia benar-benar ingin merebut Jeong Han dariku.


"Sudahlah..." lerai Jeong Han dan nampak melirikku menyuruhku membungkam mulutku. Jeong Han melirik Won Woo lagi, "Lalu kau mau bagaimana? Bukannya orangtuanya mengajukan syarat?"


Won Woo meminum sirupnya dengan cepat dan kembali menaruh gelasnya sedikit kasar ke atas meja, "Yang benar saja? Aku harus menunggunya 15 tahun lagi? Apa mereka gila? Yang ada aku bukan menjadi duda tampan tapi malah menjadi duda berlumut!"


"Hey, kecilkan suaramu anak-anakku sedang tidur." Protesku nyaris berbisik.



Jeong Han menggeleng pelan, "Apa kau percaya, itu tandanya orangtuanya ingin kau tidak bersama anak mereka. Yang benar saja 15 tahun, berarti menunggu umur Misaki 35 tahun?"


Ya, tepat.


Itu tandanya dia memang tidak direstui.


"Ternyata uang tak bisa membeli segalanya." Bisikku pelan bermonolog dan lagi-lagi ya aku dihadiahi tatapan ganas Won Woo.


"Istrimu itu suruh masuk ke kamar saja." Tunjuk Won Woo kepadaku.


"Ini rumahku sialan, kenapa kau yang mengatur?"


"Ru-Mah Jeong-Han." Eja Won Woo nampak mengoreksiku ya walaupun benar ini kontribusi uang Jeong Han.


Aku berdecak dan langsung bangkit dari dudukku, "Pergi kau. Ini sudah malam!" Usirku sedikit lantang.


"Suamimu yang menyuruhku datang!"



Jeong Han menghela nafas panjangnya. Oh, ini bukan pertama kalinya. Ia sering menghadapi ini semua dan meleraiku—beserta Jeon Won Woo itu. Tak ada lagi Won Woo yang begitu menyukaiku, tapi sekarang dia bahkan seperti memandangku seakan aku ini musuhnya yang akan merebut sahabatnya.


"HUWAAAAAA"


"KELUAR KALIAN!"


"Tapi kau juga teriak!" Balas Won Woo tak terima.


"HUWAAAAAAAAAA"


Tangisannya semakin kencang.

Dan karena mereka mendengar suara tangisan kencang Kyu Han, akhirnya mereka menciut. Aku marah, mereka beringsut mundur keluar dan berakhir mereka memilih untuk mengobrol diluar. Karena jika Kyu Han sudah bangun, akan sulit lagi untuk menidurkannya. Mereka berdua menyadari itu maka dari itu mereka tak protes.



Tapi aku mendengar sedikit perkataan Won Woo sebelum keluar.


Dia tidak berniat menyerah.


Dia harus meluluhkan orangtua Misaki—ya walaupun itu mungkin bisa saja sampai 15 tahun.


Luar biasa.















By Siechra (2024)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang