#14

6.2K 1.5K 267
                                    

Hello, long time no see hohoho~

Sebelumnya, aku mau minta maaf atas keterlambatan update. Mungkin ada yang tahu kalau aku lagi sakit juga, terus lagi kena writer block. Sempet diusahain tapi makin dipaksa malah puyeng sendiri hahaha...

Gimanapun walau cuma fanfiction harus logis juga kan sama muter otak?

Terima kasih buat kalian yang nunggu ataupun baca, mari vote dulu sebelum scroll ke bawah

Happy reading~














5 menit.


Mungkin ini sudah 5 menit aku terus menatapi kertas berwarna merah dengan tanda tangan serta cap resmi yang tertempel di pintu berwarna abu-abu ini. Pikiranku mendadak kosong meratapi keadaan yang belum mampu bisa kucerna saat ini. Aku masih tak mengerti akan situasi yang ada. Jantungku berdegup kencang bukan karena ketegangan yang kurasakan, melainkan saat menatap makna dari tulisan yang berada di dalam kertas itu.


Aku tak tahu apapun mengenai ini, tetapi melihat keadaan yang seperti ini membuatku yakin kalau ada yang salah di sini. Ada sesuatu yang disembunyikan Jeong Han kepadaku karena aku tak pernah tahu soal keadaan yang mengakibatkan tersitanya apartemen kami.


Pada awalnya aku berniat mengambil pakaian-pakaianku serta pakaian Ji Han di apartemen kami. Namun begitu aku tiba di sini, justru aku mendapatkan kertas berisi pemberitahuan kalau apartemen kami tersita oleh Bank. Aku sedikit beruntung karena datang sendirian kesini. Aku tak mau membuat keluargaku ikut campur dalam urusan rumah tanggaku. Karena semua ini pada dasarnya harus dijelaskan oleh Yoon Jeong Han secara langsung.


Merogohkan tanganku ke dalam totebag putih gading yang terselampir di pundak kananku, aku segera mengambil ponselku dan mencari kontak seseorang yang akan menjadi sumber dari segala pertanyaanku saat ini.


Ia bahkan belum pulang dari Osaka. Tapi, kenapa ia bisa-bisanya membuat sesuatu masalah yang besar seperti ini. Setahuku Jeong Han tidak pernah mengatakan apapun mengenai pinjaman Bank dan sebagainya. Gaji Jeong Han cukup untuk menutupi kebutuhan kami sehari-hari dan ia juga masih tetap bisa menyisihkan uangnya untuk orang tuanya.


Bagaimanapun orang tuanya sudah tak bekerja dan ia sebagai anak lelaki tertua tentu merasa bertanggung jawab atas kehidupan orang tuanya. Tapi semua itu cukup untuk kami hidup dan aku tahu betul kalau kami juga masih bisa menyisihkan sedikit di dalam tabungan kami.


Kalau situasinya seperti ini yang sampai menyita apartemen kami, tentu aku pasti berpikir pinjamannya sangatlah besar. Apartemen di kota ini jika dijual cukup mahal dan tentu saja aku tak habis pikir kalau mungkin saja Jeong Han meminjam uang dalam jumlah yang sangat banyak.


TUUT TUUT


Terdengar nada sambung yang telah kusambungkan untuk menghubungi Jeong Han melalui ponselku. Kakiku kali ini tak hentinya mondar-mandir di depan pintu apartemen kami yang tersita. Terus saja aku tak bisa menghentikan rasa kalut yang menderaku.


S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang