#9

6.6K 1.6K 194
                                    

Hello~

Malam minggu, sabtu malam atau minggu pagi ya sekarang?


Mari vote dulu sebelum membaca, susah amat tinggal klik sekali bintang aja wkwkwk

Happy reading~












Baru saja aku turun dari mobil dimana Jeong Han mengantarkanku dan Ji Han ke tempat penitipan anak. Seorang Yoon Jeong Han memberikan kabar tak mengenakan yang membuatku langsung merengut menanggapinya. Bukan kabar yang baik bahkan harus membuatku kembali menahan rasa rindu-ku kepadanya. Mulutku yang berdecak kesal dan tanganku yang terlipat di depan dadaku serta mataku yang enggan menatapnya, itu sudah cukup mendeskripsikan ketidak sukaanku kepada kabar yang baru ia sampaikan kepadaku.


Dia harus kembali ke Osaka.


Padahal ia baru 3 hari bersama kami. Siang nanti ia akan berangkat, dan lebih mengesalkannya lagi adalah ia baru menyampaikannya kurang dari 5 menit yang lalu. Dia tak membujukku sedikitpun, ia hanya memandangku sejak tadi dalam diam. Tapi dari sudut mataku dapat terlihat bagaimana ia memandangku lekat dengan senyuman tipis di bibirnya itu.


Dia benar-benar tak berinisiatif membujukku untuk tak merajuk kepadanya. Ia malah terlihat membalikan keadaan seakan mencoba mempermalukanku karena telah bersikap kekanakan dengan merajuk kepadanya. Sampai saat ini, ia tetap memandangku dan tersenyum tanpa melakukan hal yang lebih. Namun tak lama aku malah mendengar suara tawanya pelan.


Dia benar-benar meledekku.


"Seonsaengnimmm" suara Ji Han yang tadinya berada di antara kami mendadak membuyarkan suasana di antara kami.


Ji Han berlari menuju ke arah seorang pria yang baru saja akan masuk ke gedung dimana penitipan anak tempat kami bekerja berada. Pria berpipi chubby itu segera menoleh begitu mendengar suara Ji Han yang kini dengan riangnya berlari kepadanya. Air wajah seorang Boo Seung Kwan langsung berubah cerah begitu melihat Ji Han yang mendatanginya. Seung Kwan berlutut dan melebarkan tangannya menyambut Ji Han dalam pelukannya.


"Anakmu... Dia lupa siapa orang tuanya.." ucap Jeong Han asal, tapi mendengar suaranya justru malah membuatku kembali mengingat hal yang membuatku sebal di pagi ini karena dirinya.


Aku berdecak, "Dia anakmu juga." Ketusku kepadanya dengan pandanganku yang memandang lurus ke arah Seung Kwan dan Ji Han yang sedang terlihat bergurau bersama.


"Kau takut merindukanku rupanya." Godanya menyenggolkan pundaknya ke pundakku yang membuatku nyaris oleng.

Kalau saja aku tak segera menggerakan kakiku menahan untuk tetap seimbang, mungkin aku akan terjatuh.


Mataku memicing sebal menatapnya, "Seharusnya kau tahu kenapa aku marah kan? Kau tak sebodoh itu." tanyaku retoris kepada Jeong Han yang masih melirik kepadaku dengan lirikan seakan menggodaku.


Jeong Han mengangguk pelan, "Kau menggemaskan." Cubitnya di pipiku yang lagi-lagi membuatku semakin sebal karena tidak ditanggapi dengan serius.


Dan dia tertawa.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang