#11

6.5K 1.5K 251
                                    

Untung gajadi pending update wkwkwk

Hai..

Mari dipersilahkan untuk vote dulu sebelum membaca,

Happy reading~










Jam 11 malam.


Sepertinya aku terlalu lelah sampai ketiduran ketika menjaga Won Woo. Di kamar Hae Won-pun aku dapat melihat Hae Won dan Ji Han yang juga tertidur di atas kasur Hae Won tak berbentuk jelas. Ji Han tertidur tengkurap dengan tangannya yang memeluk boneka beruang berwarna coklat, sedangkan Hae Won ia terlihat tidur berlawanan arah dengan Ji Han menyamping memeluk gulingnya.


Aku dan Ji Han harus segera pulang. Tapi aku teringat akan sesuatu, melangkahkan kakiku keluar menuju ruang tengah. Mataku menatap pigura besar yang berada di ruang tengah berisi foto pernikahanku dengan Won Woo.


Dia seharusnya tahu kalau ini sudah tak pantas untuk dipajang, ketika jelas-jelas kalau kami sudah bercerai dan ia yang saat ini telah menikah dengan Hae Ra. Begitupun dengan diriku yang sudah menikah dengan Jeong Han. Kalau Hae Won atau Hae Ra melihat foto ini, bukankah bisa membuat mereka salah paham sampai menimbulkan spekulasi kalau Won Woo masih ada suatu hubungan denganku.


Pandanganku tak hentiny memandang ke arah foto itu. Di foto itu aku begitu bahagia, bahkan di hari itu aku harus merelakan seseorang demi menikah dengannya. Pada awalnya, saat menikah yang kami tahu kalau kami tak saling mencintai. Hanya saja, kami berusaha untuk saling menghargai satu sama lain untuk belajar menerima pasangan kami. Tapi siapa sangka kalau pada akhirnya kami sempat saling mencintai, meskipun perasaan itu tak bisa kami akui secara langsung.


Bahkan, kami tak sempat berbahagia karena kesalahan yang dibuatnya.


Mungkin semua itu bukan hanya kesalahannya, tapi ada kesalahanku juga. Kami terlalu memikirkan ego kami masing-masing sampai tak mampu mengutarakan apa yang kami rasakan kepada pasangan kami. Menyadari apa yang sudah terjadi pada diriku dan juga dirinya, entah mengapa aku merasa pernikahan kami seperti hanya permainan.


Permainan untuk menyakiti kami.


Setidaknya untuk saat ini aku berterima kasih kepadanya. Karena apa yang ia lakukan di masa lalu, cukup membuatku berhati-hati dan menjadikannya sebagai salah satu contoh agar aku tak salah memilih pasangan hidup.


Ada satu hal yang membuat pernikahan kami menjadi begitu miris dan menjadi suatu penyesalan terdalamku sampai saat ini.


Keguguran.


Dulu ada calon bayiku dan Won Woo di dalam perutku, tapi tanpa kusadari kesalahanku membuatnya lenyap. Kalau boleh aku menyesali, hanya satu hal yang sangat ingin kusesali saat bersamanya adalah saat-saat aku mengalami keguguran. Karena nyawalah yang menjadi taruhan di dalam hidupku.


Jeon Won Woo adalah masa laluku, seharusnya aku terfokus kepada suamiku, Yoon Jeong Han. Meski begitu aku tak mengerti dengan diriku, terkadang ada berbagai pertanyaan yang muncul di kepalaku setiap aku bertemu dengan Won Woo.


Jika aku masih bersamanya dan memaafkannya saat itu, apakah kami akan benar-benar melupakan segalanya dan menjadi lebih bahagia dari sebelumnya?


Kalau anak kami masih ada, apakah aku dan dirinya akan bahagia?


Kalau anak kami lahir, apa dia akan memperlakukan anak kami seperti ia memanjakan Hae Won?


S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang