#22

7.4K 1.3K 188
                                    

Hello~
Long time no see.
Sorry for late update.


Rules: 'Vote sebelum membaca'



Happy reading~














Mungkin ia menertawakanku walau sebenarnya tidak. Ia hanya terlihat tersenyum memandangiku yang masih terbaring di atas Kasur dan tentunya di balik selimut. Mata itu menatapku dalam diam, ia berdiri di sebelah tempat tidur dimana aku terbaring lemah saat ini. Tangan yang tersilang di depan depan dadanya sedikit membuatku kesal karena tingkahnya yang seakan telah memenangkan segalanya.


Merapatkan selimutku kembali, kini aku mencoba menghalau rasa dingin yang menyerubungiku. Padahal tadi malam aku merasa  baik-baik saja, tetapi nyatanya aku tidak baik-baik saja di pagi hari ini. Pria yang tengah memandangku dengan senyuman penuh kemenangan itu tengah memandangku ini menjadi tersangka atas penyerangan kepadaku malam tadi.


Seharusnya menyenangkan tapi mungkin karena memang kami sebelumnya keluar di cuaca yang sangat dingin dan daya tubuhku yang sepertinya menurun, pada akhirnya aku terserang demam. Rasanya aku benar-benar seperti wanita lemah tanpa adanya kekuatan yang hanya bisa berada dalam bayang-bayang suaminya.


Jeong Han sejak tadi terus memandangiku dan tak berkata sedikitpun.


Sepertinya ia menikmati pemandangan diriku yang sedang menderita.


Dia terlihat sudah segar setelah mandi dan telah berpakaian rapih menggunakan celana bahan hitam beserta kemeja putih melapisi tubuhnya. Ia sudah terlihat rapih sedangkan aku bangkit dari tempat tidurku saja sulit.


Badanku tidak bisa diajak berkompromi.


"Aku sudah menghubungi Ibumu, mereka bilang akan mengurus Ji Han sampai kau benar-benar sehat kembali." Kata Jeong Han yang akhirnya mulai buka suara sembari berbalik meraih jam tangan berwarna silvernya di meja rias dan memakaikannya di pergelangan tangan kirinya.


Benar.


Kami pulang ke apartemen kami tadi malam dan meninggalkan Ji Han di rumah orang tuaku.


Orang tua macam apa kami yang melupakan anaknya.


Tapi bukan tanpa alasan, karena sudah terlalu larut dan Ji Han-pun sudah tertidur. Lagipula ia berada di tempat yang aman. Akan lebih baik kalau kami menjemputnya besok pagi.


Sebut saja itu alasan basa-basi.


Sebenarnya, Jeong Han sudah tidak tahan untuk menyerangku dan apartemen kami jauh lebih dekat ketimbang rumah keluargaku. Tapi di lain sisi aku berpikir, dia memilih apartemen kami karena kegiatannya tak mau diganggu oleh orang lain.



S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang