#6

7.2K 1.6K 296
                                    

Hi, Hello, Annyeong~

Gak tau mau opening pake apa, udah keburu lelah :')

Jangan lupa, budayakan vote dahulu sebelum membaca.

Happy reading~










"Dimana Ji Han?"


"Dia baru saja masuk kelas, dan dia ada di kelas Seung Kwan."


"Kau tidak berada di kelas yang sama dengannya?"


"Tidak mungkin. Kalau aku berada di kelas yang sama, mereka akan takut Ji Han kebergantungan denganku dan berpikir kalau aku hanya akan memperhatikan Ji Han saja.


"Ya, setidaknya dia di tempat yang sama denganmu. Seminggu tak bertemu kalian, rasanya bagai sebulan."


"Merindukan kami?"


"Tentu. Aku biasa melihat kalian setiap hari, sekarang kalau aku tak melihat kalian sehari saja rasanya hampa."


"Sejak kapan kau pintar merangkai kata manis?"


"Aku serius."


"Baiklah... Kau masih belum tahu kapan akan pulang?"


"Belum. Ini sepertinya membutuhkan waktu yang lama."


"Mau bagaimana lagi.. Ya sudah, jaga kesehatanmu, makan yang benar dan jangan terlalu banyak minum-minum."


"Iya, kau juga jaga kesehatanmu dan aku titip Ji Han padamu. Kalau kau kesepian minta Chae Kyeong untuk tinggal bersamamu, atau datanglah ke rumah orang tuaku atau orang tuamu."


"Baik tuan Yoon Jeong Han."


Begitulah, kali ini aku dan Jeong Han hanya bisa berkomunikasi melalui telepon atau melalui video call. Sudah seminggu ia pergi karena pekerjaannya, dan akupun pada pagi sampai sore hari dibuat sibuk karena pekerjaan baruku. Aku kembali bekerja di penitipan anak, di tempat yang sama dengan terakhir kali aku bekerja sebelum mengundurkan diri.


Dan lagi-lagi, aku kembali menjadi partner kerja Seung Kwan seperti dahulu.


Benar kata Seung Kwan, pekerjaan ini mempermudahku untuk bekerja dan mengawasi Ji Han di saat bersamaan. Meskipun dari pagi hingga sore aku tak bisa banyak berinteraksi dengan Ji Han, tapi setidaknya anakku terawasi dan aku bisa mempercayakannya kepada Seung Kwan.


Sepertinya aku memang ditakdirkan untuk bekerja di tempat atau di dunia seperti ini. Dunia yang berinteraksi dengan anak-anak meskipun terkadang menjengkelkan. Tempat ini, aku menjadi ingat bagaimana Jeong Han dulu juga suka menjemputku disini. Menjemputku dan membantuku membereskan mainan anak-anak di ruang kelas. Kalau itu terjadi lagi sepertinya kami akan bernostalgia.


Mungkin saat itu bedanya aku masih menjadi istri Won Woo, sedangkan sekarang aku menjadi istrinya. Rasanya aku merindukannya dan berharap ia tiba-tiba muncul dan menjemputku. Teringat jelas bagaimana ia menjemputku dengan masih memakai jas kerjanya dan celana bahannya. Rambut coklatnya tak dapat dielakkan menambah aura mempesonanya.


Sepertinya saat aku masih bersama Won Woo, Jeong Han terlihat biasa saja. Tapi, kenapa ketika dia sudah berada di sisiku rasanya aku terlalu banyak ingin membanggakannya ya?


S I R E N || Yoon Jeong Han & Jeon Won WooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang