13. Merajuk

2.2K 179 28
                                    

*sedikit tentang seofams

.
.
.

Hendery tatap aneh gerak-gerik adeknya yang kaya orang lagi marah.
Apa dia berantem sama Jaemin?

Biasanya juga kalau berantem gak butuh dua puluh empat jam, mereka udah akur lagi.

Tapi ini kayanya sudah dua hari sejak dirinya jemput sang adik dari apartemen Jaemin, sang adik masih dikit-dikit cemberut dan belum ada batang hidung Jaemin muncul sekedar jemput atau antar adeknya pulang dari kampus kaya biasanya.

Belum ada juga rengekan bocah itu yang minta izin buat main sama Nana-nya.

"Adek kenapa sih dari kemaren kayanya badmood, terus?" Ten acak rambut anaknya, terus ambil duduk di sebelah Haechan yang taruh dagunya di meja makan, tangannya peluk erat boneka kelinci yang udah lusuh pemberian Jaemin waktu mereka masih bocah banget.

Tangannya raih piring untuk ambilkan makan malam buat si adek.
"Adek kok diam aja, mommy nanya lho, kok gak jawab? Mom, masak kesukaannya adek lho, kimchi jjigae, terus ada seafood mix saus lada hitam, adek suka sekali kan?"

"Daddy, pulang!" seruan Johnny hentikan Ten yang sedang menangani bungsunya yang merajuk.

"Bentar ya bang, dek. Mom bantu Daddy dulu." Hendery cuma jawab oke, sedangkan Haechan tetap diam seperti bukan dia biasanya.

Ten segera datang ke arah sumber suara dan bantu suaminya dulu.

Ten bantu lepas dasi dan jas Johnny, buka kancing teratas milik suaminya.
"Mau makan malam apa mau mandi dulu, Dad?"

Johnny beri kecup di bibir Ten terlebih dahulu, "Makan dulu kali, gak sabar mau ketemu anak-anak." katanya, Ten maklum karena memang seringkali begitu Johnny yang benar-benar bucin sama anak-anak mereka.

Ten rasanya beruntung sekali memiliki suami yang begitu sayang dengannya dan anak-anak. Memprioritaskan mereka di atas diri sendiri juga kesibukannya bekerja.

Ten kalungkan tangannya ke leher kokoh sang suami,"Adek dari kemarin murung terus, coba di tanyain ya, dad?"

Johnny tarik pinggang istrinya mendekat sampai mereka tak berjarak lagi, "Memang mom udah coba nanya ke anaknya?" Ten mengangguk, "Tadi mom tanya, tapi anaknya diam aja."

"Mom tanya dulu lagi, biasanya adek  lebih suka cerita sama mom kan? Nanti kalau adek keras kepala baru aku?"
Ten kulum senyumnya, lalu mengangguk setuju dengan usul suaminya karena memang, se-manja apapun si bungsu dengan ayahnya, untuk urusan pribadi adek tuh tetap leluasa bercerita dengan mommy.

Ekspresi lelaki manis itu berubah jadi datar dan tatap ragu pada Johnny.
"Kenapa, mommy?" tanya Johnny di selingi nada godaan, ia kecup juga pelipis si manis untuk beri afeksi sayang.

"Dad, ada lagi sih yang mau mommy kasih tau ke daddy."

"Apa, bilang aja, sayangku."  Ten berdecak dengan panggilan sayang dari Johnny, aneh rasanya mereka sudah punya dua anak yang besar-besar soalnya.

"Dad, jangan marah dulu ya? Jangan keburu emosi ke adek." pinta si manis, mengingat betapa protektif sang suami pada anak manisnya, "Tergantung apa dulu masalahnya?"

Ten hela napas berat, tapi dirinya tetap bercerita.
"Mom, lihat bekas ciuman di leher adek kemaren, waktu adek baru aja pulang dari staycation sama Jaemin."

🐻

Di ruang makan, Haechan masih diam saja sedangkan Hendery sudah kelihatan gak sabar.
"Hadeh, mom pasti lama kalo udah samperin daddy." keluh Hendery, padahal dirinya sudah lapar sekali.

Am(ig)o'r? [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang