26. Katakan Kau Mencintaiku!

1.9K 170 16
                                    

Hari-hari berlalu, tidak terasa Jaemin dan Haechan sudah pacarnya enam bulan lamanya.

Hubungan mereka makin erat di bumbui ngambek, cium, dan micu tiap hari.

Walaupun, Jaemin sempat sibuk magang di kantor calon mertua.
Ya, walaupun bapak sendiri punya usaha, tapi kurang menantang kalau magang di kantor sendiri jadi dia putuskan buat magang di kantor camer.

Tapi, kesibukan apapun itu gak mengurangi jatah ketemuannya dengan si manis.
Curi-curi waktu itu pasti, walaupun sekedar tiga puluh menit aja pas Haechan kasih dia bekal.

Atau pas dia antar jemput pacar manisnya. Intinya, hubungan mereka malah makin melekat.

Sayangnya, kata cinta tak kunjung Jaemin dengar dari bibir si manis.

Entah kurang apa effort yang sudah ia beri dan tunjukkan pada si manis.

Jaemin bawa satu kantung plastik besar berisi camilan untuk si manis.
Dirinya gak pernah ngapel dengan tangan kosong.

Sebenarnya, Jaemin masih ada pekerjaan tapi berhubung si manis minta di temani karena di tinggal daddy dan mommy ke acara pernikahan rekan bisnis mereka.

Sedangkan Hendery?
Gak tau pergi kemana dari sore belum pulang juga tuh cowok.

Jaemin di sambut peluk dan cium oleh sang pacar yang langsung bergelayut manja.
"Ish! Lama banget, aku sendirian tau."

Jaemin tunjukkan barang bawaannya dan buat mata boba itu berbinar, "Maaf, tadi mampir dulu beliin si adek jajan." godanya dengan gunakan panggilan 'adek'.

Haechan gak banyak mikir untuk sekedar bawa Jaemin masuk kamarnya.
Toh, mereka sering pacaran di kamar.

Bunyi berisik waktu Haechan bongkar bawaan sang pacar terdengar nyaring sekali.

"Hayo, jangan mam di kasur." tegur Jaemin, yang pilih istirahatkan diri di kasur si manis, di sebelahnya Haechan duduk sambil pilih-pilih jajan yang mau dia makan.

"Ish, cuma mau makan sosis aja, gak bakal ada rontokan makanan." Haechan ngeyel, terus buka kemasan sosis jumbo dan pencet bagian bawahnya biar sosisnya menyembul keluar dan gampang di masukin mulut.

Nggak tau darimana datangnya pikiran jorok Haechan tapi sejak sosis itu menyembul dari kemasannya pikirannya jadi ke arah 'sana', intinya sekarang dia malah makan sosis kemasan itu di hadapan pacarnya yang lagi memperhatikan dia juga.

Dia masukan sosis itu ke mulutnya tapi tidak langsung di gigit, melainkan di keluar masukan sambil di jilat.
"Jaem, sosis nya mirip 'itu'." mata boba itu bergulir ke area selakangan pacarnya.

Jaemin otomatis melotot ke Haechan yang malah ketawa habis di pelototi.
"Aku susah-susah nahan diri, pacarnya malah suka mancing menyerahkan diri." dumelnya, dengan wajah kesal.

"Nana ih, bercanda!" Haechan ketawa-tawa, Jaemin milih sembunyikan wajahnya di bantal warna kuning punya sang pacar.

Haechan merangkak di atas kasur mendekati nakas dan memindahkan plastik berisi jajanan itu disana beserta sosisnya yang belum selesai di makan. Setelah itu, dia balik dekati dominannya yang malah diam aja.

Di elus rambut si dominan, "Jangan suka ngambek dong, kamu capek ya pasti? Chanie pijit mau?" Haechan sentuh punggung Jaemin yang di balut kaos hitam itu.

Lakukan gerakan yang sekiranya buat badan lelah sang kekasih jadi lebih enakan.

Jaemin masih diam, gak mau jawab dia nikmati pijitan dari jemari si manis, cuma lama-lama kok nakal?

Tangan si manis bergerilya kemana-mana lho!

Jaemin tarik tangan kecil itu berbarengan dengan dirinya yang ubah posisi jadi terlentang.

Sekarang, Haechan berada di atas Jaemin, dengan mata berkedip lucu namun pancarannya tetap menggoda.

"Kamu kenapa sih hari ini? Gatel banget ke aku ya? Hm?" Jaemin dengan suara rendahnya menciutkan nyali Haechan sekaligus membuatnya terpesona.

Haechan cuma terkikik lalu ulurkan tangan untuk rasakan rahang dominannya yang mulai kasar karena di tumbuhi rambut-rambut tipis.

Jaemin balas dengan remasan kuat di dua bongkahan kenyal si manis.
"Aw, kangen di sentuh pacarku." Haechan memekik manja, kala tangan yang lebih besar darinya itu beraksi.

Jaemin tarik tengkuk si manis, ia kecup berulangkali bibir kesukaannya, "Kangen aku? Iya?! Dasar nakal." setelah mengucapkan itu tanpa menunggu jawaban apapun Jaemin menyambar bibir tebal si manis, dia sesap bergantian belah bibir yang sudah menjadi candunya.

Ia banting tubuh si manis ke samping, mengubah posisi jadi dirinya yang ada di atas menguasai tubuh sintal itu.

Di lepasnya tautan mereka, ia pandangi wajah si manis yang memerah.
"Kenapa pakai celana pendek kaya gini? Sengaja mau godain aku, hum?" Jaemin elus paha tan mulus tanpa bulu itu buat pemiliknya mendesis karena rasa geli yang bercampur dengan desir hasrat yang bergejolak dalam diri.

Jaemin gemas, di cubitnya paha si manis sampai yang punya kaget.

"Na, a-aku cuma iseng, maaf." tatapannya memelas, dia takut pacarnya marah.

"Kalau orang lain mungkin aku udah males, tapi karena ini kamu, kamu bikin aku gak tahan buat micu sayang!" Jaemin tatap seduktif wajah memelas di bawahnya.

Seperti Haechan yang rindu sentuhan hangat dominannya, Jaemin juga susah payah tahan diri untuk enggak ganggu pacarnya dengan sentuhan mesumnya, tapi ternyata kekasih manisnya itu inginkan hal yang sama.

Merindukan rutinitas (selain ciuman) mereka yang sudah mereka rindukan.

"Love you, cantikku." ucapnya setelah dia selesai menyusu pada si manis, di kecup tulang selangka yang berkeringat tipis mengkilap itu.

Haechan terlihat mengantuk matanya hampir terpejam, jadi Jaemin insiatif untuk tutupi dada telanjang itu dengan selimut, takut ganggu kalau di paksa pakai baju.

"Hmh, Love you too, gantengnya aku." gumaman si manis terdengar jelas namun Jaemin masih kurang yakin.

Sebentar!
Haechan bilang apa barusan?
"C-chan, sayang? Barusan bilang apa?"

"Love you too, artinya aku cinta kamu, Na Jaemin!" seru si manis, Jaemin masih duduk melongo mencerna apa itu yang baru dia dengar, ungkapan cinta?

Haechan gemas, dia singkirkan rasa kantuk dan melompat di atas pangkuan pacarnya tanpa memikirkan dadanya yang masih terekspos bebas, nampaknya si manis udah gak malu lagi umbar diri di depan kekasih.

"Cinta banget sama kamu." Haechan beri kecup di leher putih milik Jaemin yang tadi sempat di buatkan tanda olehnya.

Sadar akan rasa terkejut, Jaemin balas dekap Haechan yang ada di atas pangkuan.
"Akhirnya, terimakasih sayangku!"

"Terimakasih juga, udah mau sabar sama semua tingkah aku dan sabar nunggu aku bilang cinta."

"Bisa di ulang gak?" Pertanyaan dominan itu buat si manis renggangkan jarak agar mereka bisa saling bersitatap.

"Apa?"

"Itu, perasaan kamu, ayo bilang lagi!" pintanya semangat terkesan gemrungsung sih.

Haechan senyum lebar, "Ayo sayang, aku gak mimpi kan, kamu beneran cinta sama aku?!"

Haechan berdecak tanpa luncurkan senyum, "Ish, lebay kamu! Gimana mungkin sih aku gak cinta kalau kamu selalu perlakukan aku dengan baik? Aku cinta, cinta sama kamu, makasih untuk semua hal yang kamu beri, Na Jaemin." senyum tulus menghiasi wajah Haechan, menambahkan keyakinan dalam hati Jaemin bahwa ia dapatkan Haechan sepenuhnya!

Jaemin peluk erat tubuh yang lebih kecil darinya.

Mungkin bagi orang ini berlebihan, tapi Jaemin butuh validasi kalau cintanya tak bertepuk sebelah tangan, kalau cintanya tidak sendirian.

Kalau cintanya itu sesungguhnya cinta, bukan sebuah rasa lebih dari seorang sahabat yang datang karena terbiasa.

Selesai.

Dah lah selesai aja, seneng kan?





Am(ig)o'r? [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang