25. Daddy and Mama

2K 159 3
                                    

Tamat gak yaa~?

Hendery mampir ke rumah Renjun kali ini bukan karena hujan, tapi ya malas balik aja sih, jugaan di luar matahari masih betah nangkring panas banget lah pokoknya.

Tujuannya dari awal kan emang Yangyang, tapi gak tau kenapa pas lihat Yangyang, Hendery biasa aja.

Hendery cuma senyum pas bersitatap dengan Yangyang yang baru masuk rumah.
"Yang kalau mau makan tuh ada ayam goreng kakak beli tadi, ada di lemari makan." kata Renjun, pas liat adeknya baru pulang, Renjun curi pandang ke Hendery yang merhatiin adeknya terus bahkan sampai Yangyang hilang di ujung tangga paling atas.

"Apa lo liat-liat adek gue?"
Hendery gelagapan di tegur sama Renjun kaya gitu. Padahal dia gak aneh-aneh kok, cuma mau memastikan sesuatu.

Segera dia netralkan ekspresi, "Ampun Jun! Jangan misuh terus dong cantik." godanya seperti biasa gak ada takutnya nyolek dagu Renjun.

"Sekali lagi lo bercanda kaya gitu gue tendang lo keluar dari sini!" Renjun udah naikin sebelah kakinya, gerak mengancam Hendery pakai sendal rumah yang lucu bulu-bulu warna kuning lagi.

"Ancemannya nendang, tapi kok ambil sendal sih, maniess?" godanya gak ada kapoknya sama sekali, walaupun udah sering jalan bareng kebiasaan baku hantam di antara mereka masih tetap terjaga.

"Gue tendang beneran loh!" Renjun udah buat gerakan nendang tapi Hendery mundur dengan gesit alhasil Renjun cuma nendang udara kosong dan kehilangan keseimbangannya.

Untung, Hendery beneran gesit refleknya bangga banget dia jadi keturunan Seo Johnny yang kuat dan gesit.

Jadi bisa keburu nolongin Renjun biar gak kebentur lantai mukanya. Walaupun ya, akhirnya dia harus relakan punggungnya yang kebentur lantai dan hidungnya mimisan akibat kena kening Renjun.

"Aw!"  rintihnya, sambil bangkit tak lupa dia pegangi kedua bahu Renjun supaya ikut bangkit juga.

Mata cowok berambut blonde yang terpejam itu mulai membuka dan menangkap cairan merah yang keluar dari hidung teman barunya.
"Eh?! Maaf!" 

Renjun reflek usap darah yang keluar pakai tangannya langsung.
Terus buru-buru cari tisu buat usap darah yang keluar.

"Maaf ya, maaf banget!" ucapnya sambil terus usap hidung dominan keturunan Seo itu. Air mukanya kelihatan khawatir sekali.

Apalagi semua ini terjadi karena dia, gara-gara dia yang mau tendang Hendery padahal selama ini walaupun usil kaya Haechan, Hendery adalah teman yang baik.

Tapi kan..

Puk!
Renjun lempar tisu itu ke dada Hendery, "Lo sih jahil banget!" misuhnya, Hendery terkekeh.
Lucu aja gitu, liat perubahan mimik wajah Renjun daritadi sampai detik ini.

Mereka berdua masih duduk di lantai, dengan raut wajah Renjun yang datar dan Hendery yang tatapannya mulai aneh ke dia.

Tiba-tiba tangan yang lebih besar itu terulur sentuh pipi Renjun yang ternyata lembut sekali.
Terus di cubit kecil, "Lucu, lucu banget!" terus di goyang-goyangkan kepala mungil itu.

"YAAAK!"

Yang punya kepala murka lagi, memang dasar Hendery cari masalah banget.

🦖

"Jaem, sini deketan!" Jeno geser-geser biar deketan sama Jaemin sambil arahkan ponselnya agar tepat menangkap gambar mereka.

"Apa deh?"

"Cepet, gue mau pap ke bubu, buat bukti kalau gue beneran ngampus sama lo." geram Jeno, karena Jaemin daritadi malah sibuk aja sama pacarnya yang gelayutan di lengannya kaya arwah bayi bajang.

Am(ig)o'r? [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang