34. A kiss of broth

2K 134 6
                                    


"Kamu gak siap punya bayi ya?" Haechan nunduk gak mau tatap suaminya, karena isi hatinya sudah tertebak, takut kalau si dominan kecewa padanya.

Jaemin insiatif untuk sentuh rahang, di dorongya rahang mungil Haechan ke atas agar mau tatap dirinya.
"Kalau gak siap aku gak masalah nunda." Haechan berkedip perlahan, tatapnya ke sang dominan cukup serius, "Cuma kan dari kemarin berbuat kita gak ada persiapan dari awal, besar kemungkinannya bakal bayi ku jadi di perut kamu." dan tambahan kalimat yang keluar dari mulut Jaemin membuat dirinya deg-degan.

Haechan takut gak bisa urus bayi, orang dia sendiri aja kaya bayi!
Ada sedikit penyesalan hinggap di hatinya karena buru-buru putuskan menikah demi cinta.
"Jangan takut, kan ada aku, ada mom, ada bunda yang bakal bantu dan ajarin kamu momong dedek, kalau kita beneran cepet di anugerahi anak sama Tuhan." lagi-lagi dominannya berucap seolah tau isi hatinya. Jaemin bawa kepala Haechan untuk bersandar di dadanya.

Perasaannya perlahan tenang, mungkin dia cuma berlebihan dalam memikirkan sesuatu yang belum pasti.
Bersyukur rasanya dia miliki pasangan seorang Na Jaemin yang bisa atasi rasa takut dan khawatirnya.
Sejak dulu, Jaemin selalu bisa di andalkan.

"Maafin aku, hiks!" Jaemin beri jarak antara mereka untuk lihat wajah si manis, matanya penuh air mata yang bentar lagi bakal tumpah dan mengaliri pipi gembil itu.

"Eh, kok nangis? Aku gak papa loh kalau misal adonan kita kemarin gak jadi, ya kita tunda dulu, gak papa, aku juga seneng kalau bisa pacaran dulu sama kamu setelah nikah, kan mau ngegas kapanpun gak ada tangisan bayi yang ganggu."  katanya sambil naik turunkan alisnya.

Haechan layangkan pukulan main-main di dada suaminya.
"Ngomong-ngomong, soal honeymoon kamu pengen gak sih?" tanya Jaemin, soalnya istrinya ini dari sebelum nikah sama sekali gak ada bicara soal honeymoon.

"Honeymoon-honeymoon segala! Orang di rumah aja aku di gas tiap hari!" gerutu Haechan, undang tawa suaminya.

"Lanjutin yang tadi ya?"
Haechan ketawa kecil terus bergelayut manja pada suaminya, sambil sentuh sensual milik Jaemin dari luar celana.

Bukan cuma Haechan dan Jaemin yang panas, sesungguhnya hubungan paling panas dan dewasa itu milik Hendery dan Renjun.

Keduanya mampu mengolah sikap ketika sumbu pertengkaran di hampiri api, jadi jangan heran kalau mereka ayem terus, paling pol juga cuma ngambek, itupun setelahnya Renjun langsung luluh karena otaknya lama-lama juga mencerna dan memahami  alasan yang di berikan sang kekasih.

Dia ngerti, anak pertama dan penerus kaya Hendery itu pasti sibuk di bawa daddy kemana-mana untuk di kenalkan sama kolega bisnisnya.
Jadi, meski kesel dan ngambek pun pada akhirnya Renjun paham dengan sendirinya dan malah ikutan minta maaf.

Kaya sekarang, dia jadi minta maaf karena udah marahin Hendery yang lupa makan bekal buatan dia.
Padahal,  dia baru pertama kali eksperimen resep dan berhasil, dia mau Hendery cobain karena rasanya enak. Tapi, karena sibuk Hendery lupa makan bekal itu sampai basi.

Tentunya, Renjun kecewa banget!
Dia udah semangat dan nunggu komentar pacarnya soal makanan itu, demi apa?!

"Maaf ya, lagi-lagi aku gak ngerti sama kesibukan kamu."

"Kok jadi minta maaf juga? Kamu ni lucu tau gak?" Hendery unyel-unyel muka pacarnya, kok bisa makhluk segemes ini ngaku dominan ya?

"Ya aku ngerasa kaya gak pengertian aja sih, huh. Aku gak enak ke kamu, udah capek-capek kerja, terus pulang di sambut akunya yang marah-marah."
Ini beneran Renjun gak enak, gimana nanti kalau jadi istri Hendery dia masih gak bisa kendalikan emosinya yang meluap-luap itu?

"Yaudah kita sama-sama salah." putus si dominan menengahi dan rangkul submisifnya buat di ajak duduk di atas sofa, daritadi mereka debat sambil berdiri pegel kakinya.
"Besok kamu pakai lingerie aja sambut aku pulang, biar enak kan. Aku pulang capeknya langsung ilang." tambah si dominan.

Am(ig)o'r? [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang