27. Almost...

1.8K 181 12
                                    


Perasaan ku ga tenang karena mengakhiri paksa book ini.
Mana Renjun sama Aheng belum ciuman kan? Kasian.

Janlup vote dan komen untuk menentukan kelangsungan book ini mweheee~

17+


"Anghh, Nana." lenguhan si manis makin menjadi kala bibir tipis kekasihnya yang tadi di pundak turun menyapu putingnya dan menghisapnya kuat.

Bukannya menyudahi, Jaemin dan Haechan malah kembali dengan rutinitas penuh gairah.

Tangannya terulur remas surai hitam legam sang dominan. Yang Jaemin akhiri tadi, malah cowok itu lanjutkan, terlena oleh ungkapan cinta Haechan, Jaemin melupakan apa yang pernah dirinya tetapkan.

Jaemin tak menyadari kalau dirinya mulai bertindak jauh. Dia bahkan gak sadar sejak kapan tangannya melucuti pakaian si manis.

Yang pasti sekarang ia tengah mengagumi lekuk indah tubuh seseorang yang dia cinta.

Matanya penuh sorot terpesona, tangan besarnya menelusuri leher, lengan, lekukan pinggang hingga sang pemilik menggelinjang kegelian, lalu sampai ke paha dan ujung kaki.
"Kamu sepenuhnya cantik, perfect!"

Jaemin berkata dengan tatap yang masih menghunus ke pemuda manis yang kini tersipu di bawahnya.
Menunggu dibawa melayang oleh sosok yang menemaninya sepuluh tahun terakhir.
"And I and this beauty are yours, dear." ucap Haechan, tangannya di rentangkan seolah mengajak, belum lagi nada menggoda dengan tatapan seduktif dari mata bulat berbinar itu, jangan salahkan Jaemin kalau tak mampu menahan diri, pacarnya sangat suka memainkan libidonya.





"Anjing!" Mark tak memikirkan posisinya sedang dimana, tangannya terus layangkan tinju pada sang sahabat tanpa pedulikan teriakan manusia lain di antara mereka berdua.

"Lo tau gue suka sama Renjun! Kenapa lo jalan sama dia di belakang gue?! Bajingan!" 

Bugh!

Nafas Mark tersengal setelah ia layangkan pukulan terakhirnya, matanya bergulir ke sisi kanan dimana Renjun tatap benci padanya.

"Lo bilang dominan?! Tapi apa yang lo lakuin barusan? Cih, kalian berdua? Ciuman di rumah gue? Bangsat!"

Ya, awal mulanya adalah dari Renjun yang lagi jalan untuk melihat pameran bareng Hendery dan tiba-tiba ingat kalau ia butuh kamera, sedangkan kameranya di pinjam Jeno dan mau segera dia gunakan untuk memfoto objek di galeri.

Jadi dia mampir ke rumah Jung dan sesuatu membuat insiden ini terjadi saat keduanya masih di pelataran rumah.

Mark datang di saat yang salah, yaitu saat Renjun mencium pipi Hendery sebelum naik ke motor cowok itu.

"Stop!" Renjun berteriak sebelum Mark kembali layangkan pukulan, Renjun berlari hampiri Mark dan pukul cowok itu balik hingga terhuyung.

"Jangan berlebihan!" sentak Renjun, Mark mengusap darah yang keluar dari hidungnya akibat pukulan orang yang di sukai nya.

Mark tatap nanar ke arah sosok yang dia kagumi selama ini, wajah cantik yang di hiasi raut amarah yang tertuju padanya.
"Gue gak cinta, gue gak suka! Gue gak mau sama lo! Dan masalah gue mau hubungan sama siapapun! Terserah gue!"

"Mark, gue tau lo cowok baik-baik, dari keluarga baik-baik, lo bisa dapatkan yang jauh lebih baik, contohnya Haechan. Tapi, lo udah buat kesalahan dengan mainin dia. Lo itu egois, Mark." tambah Renjun, dominan manis itu berbalik dan tolong Hendery yang terbaring terengah-engah karena pukulan brutal Mark yang tak sempat dia tampik.

Duh, kalau daddy tau dia kalah sama anak Jung Jaehyun bisa di ceng-cengin dia ini.
"Harusnya, Hendery yang pukul lo, karena udah mainin adeknya! Tapi gue yakin Hendery udah lakuin itu, karena dia kakak yang baik buat Haechan." kata Renjun yang sekarang memapah Hendery.

Am(ig)o'r? [NAHYUCK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang