"Hari ini kita kerumah mama ya", Luna yang sedang menyusui Bianca menoleh kearah Yudis yang baru saja masuk ke dalam kamar
"Kamu lanjut aja, biar aku yang packing. Kita nginep disana"
"Emangnya mama kenapa kak?",
"Mama sakit, dia nyuruh aku terus kerumah, jadi sekalian aja weekend kita liburan dirumah mama, gapapa kan?", ucapnya dengan tangan yang sibuk melihat-lihat baju yang akan dibawanya
Luna tersenyum sambil berkata tidak apa-apa. Walaupun sebenarnya ia agak segan kalau kerumah Yudis, enaknya kadang suka bawel nanya-nanya apa aja, waktu pertama kali ketemu aja emaknya nanya "Kamu beneran cinta sama Yudis karena apa?", "kamu hamil begini beneran anaknya Yudis?", dan seterusnya yang kadang buat Luna kalangkabut untuk menjawabnya kalau bukan bantuan dari Yudis. Memang ibundanya Yudis terkesan kurang menyukai menantunya itu, tapi disisi lain ia memikirkan cucu dan anaknya
Sesampainya dirumah keluarga Yudis, ia disambut oleh ayahnya yang langsung menyuruh supirnya untuk membantu Yudis mengangkut barangnya masuk kedalam rumah, ia menghampiri Luna yang menggendong Bianca, sedang Yudis langsung menghampiri ibunya yang sudah 2 hari tidak keluar dari kamar
"Sudah makan kamu Luna?", tanya nya dengan lembut, Luna mengangguk dan menjawabnya, Bianca dibawa oleh sang kakek untuk berjalan-jalan ditaman rumahnya meninggal Bianca yang sekarang memilih untuk melangkah ke kamar Yudis
Ia baru 3 kali melangkahkan kakinya disini, pertama sebelum menikah yang kedua setelah mereka baru saja menikah dan yang ketiga adalah sekarang. Wanginya persis seperti sebelumnya, tidak ada yang berubah. Hanya saja dulu Luna tidak begitu peka untuk melihat-lihat barang-barang Yudis. Sekarang selagi sendirian, Luna ingin terus menjelajahi kamar Yudis mulai dari foto-foto dan beberapa piagam penghargaan yang terpajang di kamarnya. Melihat foto-foto Yudis bersama teman-teman kuliahnya membuat Luna iri, Luna sangat ingin berkuliah, ia sangat ingin merasakan mengobrol bersama teman-teman nya terkait tugas yang mendekati deadline, membicarakan dosen yang kurang menyenangkan, memilih kelas bersama dan lain-lain
Jika dilihat, Yudis benar-benar menikmati masa mudanya sebelum akhir ia memutuskan untuk menikah dengan Luna, senyumannya berbeda yang terlihat sekarang dan yang di foto. Difoto tersebut, Yudis benar-benar tersenyum lebar menikmati masa mahasiswa nya
Mata Luna beralih menatap laci berwarna kayu jati dengan atas nya yang transparan ditutupi kaca, disana Luna bisa melihat tumpukan revisian tugas Yudis sebelumnya yang tak ia buang dari semester pertama hingga menumpuk dilaci tersebut. Luna membukanya, dan Melihat laporan tugas yang menumpuk itu mencoba mempelajari pengetahuan yang ia dapat disana dan cara pengerjaannya
Setalah membaca beberapa lembar kertas, sesuatu terjatuh mengenai kakinya, sesuatu yang tadinya terselip di salah satu klip revisian mata kuliahnya
Alis Luna menyatu, sebuah foto. Tapi Yudis tidak memajang nya di dinding seperti difoto-foto lain.
~Need u Forever~
Tulisan itu yang pertama kali terlihat oleh Luna sebelum akhirnya Luna membalik foto di tangannya yang menampilkan gambar Yudis bersama seorang gadis memakai baju yang sama, mungkin diambil saat acara kampus? Tapi kenapa tulisan dibelakangnya harus seperti itu?.
Yudis membuka pintu kamarnya yang tak tertutup rapat, "Tutup aja pintunya kalo AC nya dinyalain Lun", ucapnya berjalan gontai menuju ranjang lalu berbaring disana.
Dirasa tidak ada jawaban, Yudis melirik ke arah Luna, "Ngapain?"
"Lagi iseng baca-baca revisian tugas-tugas kamu yang sebelumnya sambil belajar, kali aja aku ngerti terus bisa bantuin kamu tiap ngerjain tugas deadline sampe tengah malem", Yudis terkekeh mendengarnya, ia menghampiri Luna yang terlihat membaca laporan tugas semester lamanya.
"Emangnya kamu ngerti?", ucapnya pelan sambil tersenyum, tetapi bagi Luna itu seperti sebuah ejekan untuk dirinya. Ia melirik Yudis dengan matanya yang lurus tepat melihat ke arah mata Yudis
"Lun", Yudis menyadari nya, tatapan Luna yang terlihat sangat serius
"Aku tau kok kak, aku ga pernah ngerti. Kamu juga ga pernah ngajarin aku apapun, ga kayak mantan kamu pas kuliah dulu kan? Gimana? Tanpa sepengetahuan aku kamu masih date on campus kah? Aku ganggu kamu kah?",
Yudis kaget tiba-tiba diserang dengan beberapa pertanyaan. "Bukan begitu, kamu sebagai istri---"
"Cuma harus ngurusin kamu, Bianca sama rumah aja? Itukan tugas aku? Ga harus kuliah kayak kamu? Aku tuh pengen kuliah kak"
"Nanti Bianca gimana? Dia masih kecil, dia butuh perhatian lebih dari ibunya", Yudis mengusap kepala Luna untuk menenangkannya saat melihat mata Luna yang memerah, Yudis tidak ingin menggunakan emosi nya sekarang walaupun sebetulnya ia kesal dengan Luna
"Kamu beneran mau kuliah? Kalo iya nanti aku pikirin lagi ya, sekarang udah dulu marahnya", Yudis menuntun Luna berbaring keatas ranjangnya
"Tidur yuk mending, capek kan?",
"Bianca gimana?"
"Udah tidur sama papa, mending kita me time dulu",
Yudis ikut tertidur disamping Luna, memeluknya dari belakang karena Luna tertidur membelakangi Yudis. Melihat Luna yang terdiam, Yudis merapihkan rambut Luna lalu menciumi lehernya pelan, tetapi lama-kelamaan pundak dan leher Luna basah karena Yudis tidak hanya menciuminya tetapi bermain disana. Luna yang hampir tertidur itu risih dan menjauhkan pundaknya dari Yudis
"Kak udah, tadi ngajakin tidur. Aku mau tidur", ucap Luna dingin, yang bisa Yudis lakukan hanya meminta maaf kepada Luna
🐶
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty (Park Jihoon)
Random"Kenapa lo ga jujur kalo lo yang hamilin Luna, Jidan!. Kalo gini salahnya kan bang Yudis juga kena imbasnya", "Lo nyalahin gue? Terus kenapa Luna malah diem aja dan ga nyangkal kalo sepupu lo yang hamilin dia?", Katakanlah Jidan pecundang karena ti...