"Pagi", ucap Yudis sambil menyingkirkan rambut Luna dari wajahnya, dengan cekatan Yudis mencium bibir Luna hingga perempuan itu terkejut lalu mencubit lengan Yudis hingga mengaduh kesakitan
"Kok udah rapih aja?", Luna bangun dan melihat Yudis sudah rapih dengan pakaiannya, tapi masih tiduran di atas ranjang mereka
"Aku izin berangkat duluan ya, udah janjian sama dosen pembina harus tepat waktu nih, gaenak nanti takut disangka menyepelekan waktu"
"Kenapa ga berangkat dari tadi?"
Yudis tersenyum miring menggoda Luna, "Nungguin kamu bangun dulu, baru aku pamit, eh tadi malah kecanduan ciumin bibir kamu",
"Oh iya, aku juga izin nginep dirumah temen, biasa tugas kelompok"
"Bukannya kamu lagi nyusun skripsi?",
Yudis melihat ke arah sekitar kamarnya lalu tersenyum canggung, "Iya temenku ada yang minta bantuin tugas kelompoknya, dia ada maya kuliah yang ngulang soalnya", Tanpa curiga sedikitpun Luna mengangguk sambil tersenyum. Mendapatkan lampu hijau dari Luna, Yudis segera pamit memakai tas dipundaknya
Luna mengecek ponselnya, seperti biasa Jefri menjadi orang yang selalu mengabarinya, padahal ia sudah pernah bilang ke Jefri kalau ia sudah punya pacar tetapi Jefri bilang tak masalah, pas Luna bilang udah punya suami dan satu anak ia malah tertawa dan menganggapnya lelucon
Pagi ini dan beberapa hari kedepan Luna terpaksa mengiyakan ajakan Jefri untuk ke kampus bersamanya karena Yudis tidak ada dirumah, tetapi bukan berarti Luna akan bertingkah seenaknya
Luna berjalan ke arah kamar mandi untuk bersiap-siap, hal yang mengejutkan saat ia keluar dari kamat mandi dan sedang ingin memakai baju, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan sosok Alvin yang tersenyum padanya
"Maaf, om kira ini kamarnya Bianca", ucapnya, untung saja Luna masih memakai handuknya. Tapi bukannya keluar Alvin malah memperhatikan Luna dari atas hingga ke bawah
"Maaf, om bisa keluar sebentar? Aku mau ganti baju", Alvin mengangguk masih sambil tersenyum menutup pintu kamarnya, Luna langsung mengunci pintu kamarnya supaya Alvin tidak modus salah masuk kamar lagi
Setelah sudah rapih, Luna berjalan keluar kamar menuju dapur untuk minum, dirinya lagi-lagi dikejutkan dengan Alvin yang mengelus salah satu pundaknya hingga Luna terbatuk-batuk. Ia menoleh ke belakang nya, Alvin sedang tersenyum tetapi salah satu tangannya sedang menggendong Bianca
"Udah bangun aja Bian, biasanya masih bobo", untuk menjauhi perasaan canggungnya ia mengambil alih Bianca yang berada di gendongan Alvin dan duduk di sofa ruang tamu, bermain dengan Bianca sebelum ia berangkat kuliah
"Om mau nginep disini boleh Luna?"
"Tapi om, Kak Yudisnya---"
"Om tau kok, dia nginep diluar kan? Lagian cuma semalaman Luna, biar deket juga ke kantor cabang", Luna terdiam memikirkan nya, ia tidak punya alasan untuk menolak pamannya Yudis walaupun dirinya merasa tidak nyaman sebetulnya disekitar Alvin. Dengan berat hati, Luna mengangguk nya
Alvin tersenyum senang, dengan senyuman anehnya itu -menurut Luna- berjalan ke arah Luna dan duduk sangat dekat dengannya. Luna sontak berdiri dan merapihkan bajunya sambil menghindar
"Mau kemana Luna? Buru-buru sekali"
"Mau ke kampus om", Alvin menawarkan untuk mengantarkannya hingga ke kampus, untung saja hal yang ini bisa Luna tolak dengan alasan temannya yang sudah sedikit lagi sampai untuk menjemput Luna
Suara klakson motor Jefri seperti pertolongan untuknya, dengan cepat ia menyerahkan Bianca pada baby sitter nya dan pamit untuk menghampiri Jefri, "Ayo gece jalan!"
"Tumben buru-buru banget"
"Udah ayo jalan aja dulu jangan disini", Jefri memberikan salam anggukan dengan sopan pada Alvin sebelum menjalankan motornya
🐶
Luna mendecak kesal, pasalnya sudah 2X pintu kamarnya diketuk oleh Alvin, membangun kan Luna hanya untuk memintanya memasak mie bersama. Luna menolaknya mentah-mentah dan menyuruh Alvin untuk menyuruh Art saja dibandingkan dirinya, tetapi Alvin bersikeras meminta Luna yang memasaknya
Luna menguncir rambutnya, dengan berat hati ia menyeduh mie instan untuk pamannya itu, diam-diam Alvin memperhatikan Luna dari belakang sambil tersenyum, matanya terus menatap Luna dari atas hingga ke bawah, hingga ucapannya membuat Luna bergidik ngeri
"Kamu seksi juga Luna pakai piyamanya Yudis, udah berapa kali kalian making love?",
Bukankah sangat tidak sopan bertanya seperti itu, terlebih pada menantu kakaknya sendiri?
"Kenapa om nanya yang ga penting kayak gitu", ucapnya sambil agak membanting piring berisi mie instan di hadapan Alvin
Alvin hanya tertawa melihat reaksi Luna, "Cuma nanya aja. Biasanya kalau udah sering, tandanya udah jago daaaan udah bisa mimpin juga, kalau--",
"Maaf om, obrolan om udah gak sopan dan bikin Luna ga nyaman. Luna udah masakin mie sesuai kemauan om kan? Selebihnya tolong cuci peralatannya sendiri. Besok Luna ada ujian dan Luna harap om ga ganggu tidur Luna lagi", dengan langkah cepat agak berlari Luna memasuki kamarnya berharap setan itu tidak mengejar dirinya dan malah menimbulkan suasana yang tidak diinginkan. Sesampainya di kamar, Luna langsung mengunci pintunya dan menutupi semua tubuhnya dibawah selimut. Baru sehari nginep aja udah bikin Luna ketakutan
🐶
"Ngapain malah lo yang kesini sih?",
"Udah Dan, cuma Yudis yang tau cara dapetin sponsor dari perusahaan itu",
"Demi kelancaran acara kita jugaa", Jidan harus menahan amarahnya, selain ikut campur hubungan nya dengan Luna Yudis juga ikut campur urusan BEM
Jidan dan Adena memang janjian dengan Yudis yang bisa membantu mencari perusahaan yang mau sponsori acara yang akan dibentuk BEM Universitas nanti, karena butuh biaya banyak juga yang harus di approf oleh Presiden Mahasiswa juga
Jidan berdehem sebelum bertanya kepada Yudis, matanya lurus kedepan tidak ingin melihat Yudis. Ia bertanya soal Luna yang ditinggalkan sampai besok
"Gapapa, dia ngertiin urusan gua kok",
Jidan tersenyum miring? "Urusan lo? Sejak kapan urusan BEM urusan lo? Luna tau lu pergi sama siapa aja? Luna agak posesif soalnya kalo sama orang yang dia sayang",
🐶
Triple Update deeeeeeeh tuuuh
Kalo ada typo tolong dimaklumi yaa, aku bikin tuh malem teruuuus keadaan lampu kamar sudah mati😂😂😂
![](https://img.wattpad.com/cover/366005124-288-k723770.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Duty (Park Jihoon)
Casuale"Kenapa lo ga jujur kalo lo yang hamilin Luna, Jidan!. Kalo gini salahnya kan bang Yudis juga kena imbasnya", "Lo nyalahin gue? Terus kenapa Luna malah diem aja dan ga nyangkal kalo sepupu lo yang hamilin dia?", Katakanlah Jidan pecundang karena ti...