20

43 3 0
                                    

Dengan mood yang baik karena diantar suami sendiri ke kampus, ia duduk disamping teman barunya. "Pagi Lun, ngapa lu senyum-senyum gitu? Abis ketemu pacar kah?", Luna menoleh lalu mengangguk semangat, sebisa mungkin ia akan merahasiakan statusnya jika diluar kampus

"Yaaah, si Jepri gak ada harapan dong ya?, kesian banget kalah sebelum berperang"

"Jepri siapa?"

"Tuh anaknya", Teman Luna menunjukkan ke arah pria yang baru saja datang, pria itu tersenyum pada Luna lalu duduk didepan Luna

"Hai Lun, Gue Jefri"

"Pri, lu gak ada kesempatan buat ngegebet si Luna. Dianya udah punya pacar", Jefri Melihat ke arah teman Luna sekilas, lalu kembali tersenyum kepada Luna

"Gapapa, sebelum janur kuning melengkung mah gas terus", ucapnya dengan santai sedangkan Luna hanya tersenyum canggung dan memaki Jefri dalam hatinya, untuk usia anak muda Jefri agak pemberani meskipun dengan suara kecil mungkin orang nya agak pemalu

Sedangkan Yudis yang baru saja sampai di kampusnya harus menerima dengan lapang dada saat dosennya mendadak mengabari jadwal mata kuliah yang diundur menjadi nanti siang. Untung udah tua, coba kalo seumuran!. Ya gabakal Yudis apa-apa in juga sih paling di tolol tolol in aja itu dosen, itu juga Yudis beraninya dibelakang, mana berani dia maki-maki dosen didepan mukanya tuh dosen langsung

Daripada gabut, lebih baik Yudis numpang istirahat diruang BEM, yang saat ia buka ternyata sedang ada Jidan dan Adena entah mengobrol kan apa. Mereka berdua kompak menoleh melihat Yudis membuka pintu ruangan BEM tanpa mengetuk pintunya terlebih dahulu

"Seenggaknya ketuk dulu kek, emang ini ruangan pribadi lo? Anggota aja bukan", ucap Jidan agak sarkas

"Lo masih maba disini, yang sopan",

"Kalo yang tua aja ga sopan gimana gue mau sopan?",

Adena mendecak melihat keduanya yang beradu mulut, bisa-bisa berabe kalo mereka sampe adu kekuatan. Hancur sudah ruangan BEM

"Udah ya lu pada gausah ribut disini, Ji lu mending keluar dulu dah, tanyain bendahara BEM buat bikin kerangka kasar anggaran pengeluaran acara nanti", Jidan menoleh sekilas ke arah Adena lalu berdiri mengambil tasnya dengan kasar sebelum akhirnya melangkahkan kakinya keluar

Yudis segera melemparkan tubuhnya di sofa BEM persis disamping Adena. "Tumben pagi bener lu datengnya Yud"

"Tadi sebenernya ada kelas sekalian nganter Luna ke kampusnya", tangan Jidan yang akan menutup pintu ruangan BEM itu terhenti mendengar nama Luna, ia menajamkan pendengarannya agar tidak salah dengar

"Oh udah mulai ngampus dia? Bagus deh", keduanya terdiam, bahkan Jidan yang masih berdiri di depan pintu BEM juga terdiam padahal dirinya hanya cuma menutup pintu ruangan, tapi seolah-olah ia menjadi patung menghalangi pintu masuk ruang BEM

"Lah Ji, kok ga di tutup sih pintunya, tutup dong! Malah diem aja. Kena hipnotis lu?", Jidan menoleh ke arah sofa setelah mendengar teriakkan Adena, ia menggeleng yang akhirnya kembali masuk ke dalam ruangan BEM

"Ngapain? Kok masuk lagi?"

"Minjem pulpen, hari ini gabawa", ucapnya sambil menarik laci dibawah meja

"Ngapain nyari sampe laci? Kan tempat pulpen di atas meja tuh", Jidan melirik ke arah tempat pulpen yang berbentuk bulat lalu tersenyum idiot sebelum akhirnya keluar dari ruangan. Jidan bersyukur aksinya tidak dicurigai orang-orang itu. Padahal mencari pulpen hanyalah kebohongan. Saat ia menarik laci meja tadi, Jidan menaruh ponselnya disana dengan keadaan sudah merekam suara yang sudah terekam, dengan itu ia bisa tau tentang Luna yang sudah lama tidak ia temui


🐶

Luna menghembuskan nafasnya selepas mata kuliah nya berakhir, yang bener aja gimana gamau mumet kelas mulai jam 8 pagi dan baru selesai jam 12 siang dan itupun cuma dikasih waktu break 15menit? Lebih parah dari saat ia be sekolah dulu. Tapi ini lah pilihan nya sendiri, jalan yang ingin ia ambil. Jadi, Luna akan menjalaninya dengan senang hati

"Luna!, ikut nongkrong dulu gaaa? Panas banget pantat gue daritadi",

"Gue gabisa",

"Gabisa mulu tiap diajakin, lagian cuma sebentaran doang kok",

"Ayolah Lun", lanjut nya. Luna melirik ponselnya, masih siang juga, Bianca juga pasti sedang tidur siang bersama baby sitter nya, kalaupun pulang yang ada ia gabut dirumah

"Oke ayoo",

Jefri mengantarkan kedua minuman yang dipesan oleh Luna dan teman Luna. Teman Luna itu tersenyum, "Tiap nongkrong ajak lu ikut aja Lun, enak nih kalo ada lu di traktir si Jepri terus",

Luna tertawa, ternyata sebelum bertemu dengan Luna temannya ini pernah satu SMA dengan Jefri.

"Sorry, gue lupa deh nama lu hehehe. Soalnya gue kalo manggil lu kan eh eh doang", Luna tersenyum lebar tidak ingin membuat temannya marah, padahal mereka sudah mau sebulan tiap matkul satu kelas mulu tapi bisa-bisa nya Luna masih lupa

"Lila, Lun pundung ah gua sama lu",

"Ya sorry",

Luna dan Lila membicarakan soal materi yang tadi dijelaskan oleh dosennya, Jefri menimpali beberapa soalnya Lila sama Luna ngomongnya kayak asik sendiri, kayak dunia cuma ada mereka berdua sampe lupa ada Jefri juga yang mau ngomong, lagian namanya juga perempuan obrolannya suka melenceng sampe ke obrolan fake of fact milih warna lipstik yang cocok buat bibir kita ditentukan dari ujung jari kita yang kita jepit pake kedua jari lainnya gitu? Sampe cek shade yang bagus tiap merek cushion, jadinya kan Jefri ga ngerti

"Eh udah 2 jam aja. Pulang dah yuk, gue mau ke pet shop buat kucing gue", Lila merapihkan barang-barang make up nya yang sebelumnya ia keluarkan ke dalam tas, begitupun dengan Luna

"Lu pulang naik apa Lun?"

"Gampang gue mah",

"Yaudah gue pulang duluan ya, udah mau pesen ojek nih, bye bye. Duluan Pri!", Lila menepuk paha Jefri agak keras sebagai perpisahan salam nya, Jefri meringis kesakitan dan malah ditertawakan oleh Luna

"Mau bareng gue aja ga Lun?, udah sore",

Biasanya, Luna memesan taksi online tapi karena melihat Jefri membawa motor tadi, agar lebih cepat sampai dirumah, mungkin untuk kali ini ia iyakan ajakan Jefri untuk mengantarkannya pulang, kasian juga Bianca kalo ibunya belum pulang-pulang

"Rumah lu... Beneran yang ini?",

"Iya"

"Seriusan ini rumah lu?", Luna terkekeh melihat Jefri yang memperhatikan rumah Yudis yang besar dari luar gerbang, untuk kesekian kalinya Luna mengangguk dan berterima kasih kepada Jefri sebelum akhirnya memasuki gerbang yang sudah dibukakan oleh penjaga pintu gerbang

"Luna! Gue ga diajakin mampir dulu gitu? Basa basi?"

"Halah basi itumah, gausah. Makasih ya Jef sekali lagi", Luna tersenyum ramah kepada Jefri yang ternyata efeknya mematikan untuk hati Jefri sendiri. Orangnya aja sampe senyam-senyum sambil memegangi dadanya dengan satu tangan.

Lemah banget si Jepri.








Jaehyuk as Bocah lemah jantung

Jaehyuk as Bocah lemah jantung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hari ini aku double update guys, takutnya besok abis konser aku kena PCD jd lupa update huhuhuuuu

Duty (Park Jihoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang