21. Dikara Cakra Alexander

9 2 0
                                    

"Ingatlah bahwa tak ada yang abadi
di dunia ini, termasuk masalah yang
ada dalam hidupmu"

By Aldian Rudi Yudakara


Sebuah rumah berminimalis gaya Singapura dengan cat warna coklat muda membuat rumah ini sungguh antik apa lagi bangunan ini tampak begitu megah dan mewah dengan taman bunga di depan rumah itu,tidak lupa latar lebar layaknya seperti lapangan sepak bola,gerbang hitam yang menjual tinggi dengan sedikit ada cat glod di gerbang tersebut.

Banyaknya maid yang ada di rumah ini terkesan tampak ramai dan sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing ada yang membersihkan kebun bunga,ada yang mengepel,mengelap jendela,dan lain sebagainya.

Ketika kita memasuki rumah kita akan di sunggukan dengan barang-barang mahal impor dari singapura membuat seorang maid yang bagian membersihkan barang-barang sangat berhati-hati takut jika lecet apa lagi pecah,barang yang di beli bukan harga Rp. 1.000.000 namun ada kata milyar di akhir angka-angka banyak tersebut.

Pintu bercat hitam bergambar luar angkasa terkesan sangat begitu keren dan kreatif di gantungan pintu terdapat tulisan bernama "room cakra" sudah tentu ini adalah kamar milik Cakra,laki-laki yang kini menjabat menjadi wakil ketua Warior geng paling populer dan tersegani se antero Jakarta.

Parasnya yang menawan mampuh membuat para wanita terpesona,tatapan nya yang datar mampuh membuat para wanita tergila-gila,apa lagi jika dirinya tersenyum mungkin semua wanita pingsan,sebegitu sempurna ciptaan tuhan satu ini. Jika di lihat dari dekat Cakra memiliki alis yang rapih dan tebal,sorotan mata tajamnya bikin semua orang takut,dagunya yang tegas,dan bibirnya pink alami,siapa lagi coba yang tidak menyukai spek seperti Cakra. Sifatnya memang tidak seromantis gombalan Petro tapi Cakra memiliki gaya tarik yang berbeda dari para sahabat-sahabatnya, walau pun cuek Cakra sangat teliti,walaupun santai diam-diam dia membrantas semuanya,dia tegas,berwibawa,dan bijak dalam mengambil keputusan. Satu kata untuknya adalah "sempurna".

"Den,bibi bawakan susu coklat hangat kesukaan Aden" ucap salah seorang wanita paruh baya membawa sebuah nampan berisi segelas susu coklat hangat.

"Lagi dan lagi bukan Mama" batin Cakra sambil menghembuskan nafas pelan.

Dari kecil Cakra di urus oleh Bi Jihan salah seorang maid yang umurnya telah memasuki 58 tahun memang cukup rentan baginya tetapi wanita paruh baya itu tidak ingin berhenti kerja,katanya masa tuanya ingin berakhir di keluarga ini. Bi Jihan sudah dianggap Cakra ibu kedua semasa bayi hingga sampai besar hanya Bi Jihan yang selalu merawatnya. Mama? Dia orang yang super sibuk jarang dirumah ketika Mamanya pulang pasti larut malam dan disitu keadaannya Cakra telah tidur. Papah? Sudah lama beliau meninggal dunia karena serangan jantung kala itu,dunia Cakra tampak sepi dan sunyi sekali walau banyak pekerja di rumah bagi Cakra rumah ini sunyi tak ada yang namanya Cakra berbincang bersama Mamanya ingin sekali dirinya mengobrol tentang sekolahnya dan masa depannya nanti. Jika dirinya meminta hal tersebut Mama langsung pergi katanya ada metting,itu tampak membosankan.

"Den Dika kenapa atuh? Kalau ada masalah ngomong ae ama bibi jangan fi pendem sendiri atuh Den" ujar Bi Jihan sambil menatap penuh kearah anak majikannya.

Andai saja yang mengucapkan itu adalah Mama pasti dirinya sangat senang sekali,mungkin saja ini belum waktu yang tepat untuk bisa mengobrol dengan sang Mama.

Cakra menggeleng pelan. "Tidak ada" jawab pelan Cakra lalu meminum susunya hingga tandas.

"Mama ke mana Bi?" Tanya Cakra.

ZAHRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang