✾ BPoM : 10 ✾

57 32 4
                                    

- HAPPY READING, MANIEZ-

.
.
.


Percaya atau tidak, persahabatan bisa terjalin erat karena beberapa hal.

Pertama, karena sudah mempunyai komitmen bersama.
Kedua, karena jarak rumah yang dekat atau satu lingkungan.
Ketiga, selalu satu sekolah ataupun bertemu lagi saat memasuki jenjang baru.

Begitu pula Vijena, Anis, Farwa dan Selma yang kembali berkumpul karena ditakdirkan satu universitas.

Vijena dan Anis bertemu saat mereka duduk di bangku SMP. Walau sudah tidak bersama dengan Tia dan Zara, komunikasi antara mereka berempat tetap terjalin.

Sedangkan persahabatan antara Vijena, Farwa dan Selma dimulai sejak SMA, tepatnya karena mereka satu organisasi.

Saat OMBUS, Vijena memperkenalkan Farwa dan Selma pada Anis, jadi lah mereka dekat sampai sekarang.

Empat sekawan yang sudah lelah tertawa itu mengakhiri bermain game 'Stickman Party' di handphone Vijena.

Ketika sedang meregangkan anggota tubuhnya, Vijena tanpa sengaja melihat keberadaan seorang perempuan yang sedang duduk bersama dengan seorang laki-laki yang membelakangi Vijena.

Tapi yang melegakan bagi Vijena adalah, laki-laki yang sedang bersama Syiva bukanlah tunangannya, Ghadniel.

Mereka berdua tampak asik mengobrol, yang entah apa topiknya Vijena tidak peduli. Ia tidak mau banyak bersinggungan dengan tokoh utama.

Mengedikkan bahu dan ingin mengalihkan pandangan, secara mengejutkan tiba-tiba Syiva tersenyum dan melambaikan tangan padanya.

Reflek, Vijena melebarkan mata lalu membuang muka dan menutup wajahnya dengan satu tangan.

*Ilustrasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Ilustrasi

"Mampus ngeliat kan dia, pait pait pait." Vijena bergumam sembari terus menunduk.

Melihat tingkah aneh Vijena, Selma berceletuk, "Na, sawan lo?" 

"Sssttt diem." Vijena tetap menunduk tetapi salah satu jari telunjuknya memberi isyarat agar diam.

"Kayaknya ada yang mau ke sini, dua orang." Farwa berbisik di telinga Vijena.

Vijena buru-buru merapihkan penampilan dan bersiap memasang senyum manis.

"Vijena yaa?"

Vijena perlahan mengalihkan wajahnya dan pura-pura terlihat kaget melihat keberadaan dua orang itu, "Ah iya, Kak Syiva ternyata di sini juga?"

Vijena bertanya dengan ramah, tidak lupa memasang senyum manis yang sudah ia persiapkan.

"Iya, gue tadi lambai ke lo tau. Tapi lo keburu balik badan lagi."

Best Part of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang