✾ BPoM : 12 ✾

36 32 0
                                    

- HAPPY READING, MANIEZ -

.
.
.


Melihat Sabian sedang mengobrol dengan salah satu dosen di depan auditorium kampus, membuat lonjakan kesenangan dalam hati Syiva.

Ia segera memastikan penampilannya enak dipandang, lalu menyemprotkan parfum di beberapa area tubuhnya.

Dari jarak yang sedikit jauh, Syiva sedikit melambai untuk mengambil atensi Sabian, berhasil!

Lelaki itu meliriknya sekilas dan tersenyum. Sebagai bentuk kesopanan, Syiva memilih untuk mendekat dan menyalimi dengan dosen tersebut.

Ternyata Sabian dan Pak Sugianto—dosen mata kuliah hukum acara peradilan konstitusi sedang membicarakan tentang perkembangan para pertukaran mahasiswa di kampus ini.

Lihatkan, baru 2 bulan menjadi mahasiswa pertukaran, Sabian sudah aktif dan bisa mengambil hati para dosen. Memang ya mahasiswa berprestasi itu beda hawanya.

Pak Sugianto yang memang ramah dan merakyat dengan mahasiswanya berceletuk, "Wah, jangan-jangan ini pacarnya Sabian ya?"

Syiva kontan melebarkan matanya, terkejut dengan ucapan Pak Sugianto ini.

Sabian hanya tersenyum tenang, "Bukan Pak, kami hanya sebatas kenalan karena sama-sama mahasiswa pertukaran."

Pak Sugianto masih tersenyum jenaka karena melihat gerak-gerik Syiva yang tidka tenang, seperti salah tingkah.

"Ya sudah kalau belum pacaran. Berteman saja dulu, semoga ada kabar baik ya. Saya duluan."

Syiva mengamini dalam hati namun berbeda dengan ekspresi wajah Sabian yang tidak dapat Syiva tebak.

"Kenapa Syiva? Ada perlu?" Sabian memusatkan perhatiannya pada perempuan di depannya ini.

"Mau ngobrol-ngobrol aja, free kan?"

Melihat jam di tangan kirinya, Sabian menjawab, "Free kok, 2 jam lagi baru mulai mata kuliah selanjutnya."

"Gimana kalo kita duduk di gazebo sana?" tanya Syiva sembari menunjuk pada gazebo yang cukup untuk beberapa orang.y

"Boleh aja, ayo kalo gitu."

Menaruh tas dan menyamankan posisi duduk yang saling berhadapan, Syiva sebenarnya gugup karena ini kesempatan ke dua ia berduaan dengan lelaki pujaannya itu.

"Gini Sabian, waktu kita kenalan pertama kali itu kamu ngejatuhin gantungan kunci rajut motif lebah. Karena udah sedikit kotor, jadi aku inisiatif cuci," ungkap Syiva sembari mengambil gantungan tersebut dari dalam tas kuliahnya.

"Ini." Syifa menyerahkannya pada Sabian, yang disambut senyuman senang lelaki itu. Jemari mereka sekilas bersentuhan, membuat tubuh Syiva seolah tersengat aliran listrik.

"Pantes udah gue cari-cari gak ketemu. Makasih banyak udah nemuin gantungan ini ya Syiv, apalagi sampe lo cuci bersih gini. Ngerepotin gak nih? "

"Sama-sama, gue gak ngerasa direpotin kok. Lo se-seneng itu cuma karena gantungan kunci?" Syiva tersenyum sembari sedikit menunjukkan ekspresi aneh pada Sabian. Ia pikir ya itu hanya gantungan kunci, kenapa terlihat sangat berharga bagi Sabian?

"Karena ini bukan gantungan kunci biasa. Ini hadiah ulang tahun gue yang dirajut sama Kayla, sahabat gue dari kecil. Dia cerita, pas ngerajut ini tangannya sampe kena jarum beberapa kali, apalagi pas rajut tulisan Bee nya."

Sabian menjelaskan sambil tersenyum pada gantungan lebah itu, seolah sedang kembali ke masa lalu.

Syiva tersenyum masam, 'Sabian ternyata punya sahabat perempuan. Mereka friendzone gak ya?'

Best Part of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang