✾ BPoM : 1 ✾

153 36 5
                                    

- HAPPY READING, MANIEZ-

.
.
.


Namanya Vijena. Vijena Athea Danuarla.

Bulu matanya lentik, rambut se-siku yang sedikit bergelombang, dengan tinggi badan 155 cm yang kata orang 'Itu tinggi badan apa sendok nyamnyam?'

Mempunyai sebuah 'cacat' yang menambah 'kesempurnaan', membuat senyuman Vijena semakin manis karena memiliki lesung pipi.

Dari segi kepintaran di bidang akademik, mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai sekarang duduk di tahun terakhir Sekolah Menengah Atas pun, Vijena langganan juara 1 kelas.

Fun fact, si ranking 1 entah kenapa selalu ditakdirkan se-bangku dengan si ranking 2. Vijena selalu bertanya-tanya, apakah di sekolah lain pun begitu?

Remaja puber seperti Vijena tentu tidak jauh dari mengharapkan romansa di masa-masa sekolah. Namun seperti yang kita tau, harapan terkadang tidak sejalan dengan yang kita mau.

Maka dari itu Vijena sangat suka membaca novel romansa. Yah, baginya hitung-hitung sebagai penghibur pelipur lara dari ke-tidak sejalannya ekspetasi dengan kenyataan di kehidupan.

Jika berbicara tentang novel favorit Vijena di bulan ini, maka dengan lantang Vijena akan menjawab: TENTU SAJA NOVEL 'FOR ME'

Bagaimana tidak? Novel ini bukan novel dengan alur yang berat. Alurnya ringan dengan happy ending untuk semua tokoh. Uh sungguh benar-benar tipe novel kesukaan Vijena.

Tapi jangan salah, yang paling Vijena sukai dari novel ini bukanlah pemeran utama ataupun tokoh antagonisnya. Melainkan.... kedua tokoh FIGURAN. Ya! Benar kedua tokoh figurannya adalah yang paling Vijena suka!

Jika ditanya kenapa, maka biar Vijena jawab karena mereka adalah kombinasi yang sempurna, mereka pasangan yang sangat serasi. Cocok sekali. Figuran laki-laki yang posesif, pencemburu, jahil, galak, namun manis. Dan figuran perempuan yang ceria, yang terkadang berani melawan  tetapi terkadang menciut pula jika berhadapan dengan tunangannya.

Melihat jam dinding di kamar, ternyata sudah pukul 7 malam, rasanya waktu berjalan begitu cepat. Tetapi Vijena butuh menghirup udara segar diluar rumah. Bergegas mengamati penampilanku di cermin. Vijena memakai kaos putih longgar dan sweatpants berwarna coklat muda. Cukup oke, toh, hanya pergi ke Taman Kota. Lagipula ini bukan malam minggu, tidak akan ramai. Mengambil handphone dan dompet, Vijena pergi ke Taman Kota seorang diri setelah pamit pada orang tuanya.

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, lalu-lalang kendaraan di malam hari bercampur sejuknya udara memperkuat keinginan Vijena agar tetap duduk diam di Taman Kota yang hanya dikunjungi oleh beberapa orang saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, lalu-lalang kendaraan di malam hari bercampur sejuknya udara memperkuat keinginan Vijena agar tetap duduk diam di Taman Kota yang hanya dikunjungi oleh beberapa orang saja.

Hening.

Vijena merasa sendiri di tengah hiruk-pikuk gemerlap kota. Namun bagi Vijena, duduk di Taman Kota dengan ditemani segelas creamy latte di tangannya sudah cukup membuat moodnya bagus. Ia jadi teringat beberapa tahun lalu.

Best Part of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang