- HAPPY READING, MANIEZ-
.
.
."Syiva?"
"Ya?"
"Kenapa diem aja dari tadi? Masih kepikiran sama mantan lo itu?" tanya Safana
Syiva langsung terkekeh mendengar pertanyaan konyol itu, "Gak mungkin lah, udah tutup buku dari lama. Gue cuma mikirin cara deket sama rekan kita."
Safana menelisik curiga, tapi melihat temannya selama dua hari ini selalu terciduk memperhatikan seorang lelaki, Safana tersenyum mengejek, "Rekan kita apa Sabian maksud lo?"
"Apa hubungannya sama dia?" Syiva mengalihkan pandangannya dari Safana, tetapi terlihat telinga dan pipi perempuan itu memerah.
"Ipi hibinginnya simi dii," Safana mencibir malas.
"Safana, boleh gabung?"
Syiva yang mengenali suara itu melebarkan mata karena terkejut. Apa Sabian mendengar percakapannya dengan Safana? Matilah Syiva. Tanpa sadar Syiva meringis.
"Temen lo gak apa-apa?" Ternyata Sabian sudah duduk di depan Safana, kapan lelaki itu duduk? Syica tidak menyadarinya.
"Gak apa-apa kok, mungkin lagi malu karena tadi ketemu crushnya."
Syiva yang mendengar itu langsung menginjak kuat kaki Safana. Kenapa mulut Safana ember? Sial sekali.
Setelahnya, Syiva tersenyum ramah dan mengulurkan tangannya, "Hai, lo temennya Safana ya? Gue Aurelia Syiva, dipanggil Syiva. Mahasiswi Manajemen, satu kampus sama dia."
Sabian menyambut baik uluran tangan tersebut dengan balas tersenyum ramah, "Halo Syiva, gue Sabian, mahasiswa jurusan Hukum."
"Yang Safana bilang tadi, lupain aja ya. Safana emang suka bercanda." Syiva tersenyum canggung sedangkan Safana memutar bola mata malas, alasan.
"Tenang aja, wajar kok kalo orang malu ketemu sama crushnya. Kalo boleh tau crush lo mahasiswa pertukaran juga? Kalo iya ntar gue bantu." Sabian dengan santainya menawarkan bantuan, padahal yang Syiva sukai kan dirinya.
Belum Syiva menjawab, getaran dan bunyi telepon masuk ke handphone Sabian lebih dulu mengalihkan perhatian mereka. Sabian izin mengangkat teleponnya dengan sedikit menjauh dari mereka.
( ........ )
"Tapi kamu gak apa-apa kan?!"
Sayup-sayup Syiva mendengar nada suara Sabian yang kentara sekali sedang khawatir, dan apa tadi? Kamu? Apa Sabian sudah mempunyai tambatan hati?
"Tunggu, jangan kemana-mana. Aku ke sana sekarang."
Sabian melangkah kembali ke meja mereka, dengan raut wajah tidak enak, Sabian berpamitan dan langsung pergi dengan tergesa-gesa. Sabian tidak menyadari bahwa gantungan kunci motif lebahnya terjatuh di lantai begitu saja.
Syiva mengambilnya, akan ia kembalikan saat bertemu lagi dengan Sabian. Aurelia Syiva sangat menantikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Part of Me
Teen FictionAku selalu bertanya-tanya, apa bagian terindah dalam hidup? Apakah itu ketika perasaanmu terbalas? Atau ketika memiliki seseorang yang begitu mencintaimu? Tapi sebelum itu, pertanyaan yang paling penting adalah: 'Bisakah aku memilikimu?' Terikat hub...