Tebing ini sangat tinggi, namun kedua pemuda itu tidak takut terjatuh dari ketinggian tebing dan memilih berdiri di sana sambil menatap langit sore itu.
Keadaan dua pemuda tersebut cukup memprihatinkan. Baju zirah yang mereka kenakan sudah terkoyak, terdapat beberapa bekas luka yang belum kering di tubuh mereka. Pedang yang ada digenggaman tangan telah ternodai dengan cairan merah yang mengeluarkan bau amis.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan bagi mereka. Namun, mereka tidak boleh beristirahat mengingat saat ini mereka dalam keadaan siaga untuk berperang demi menjaga kota tercinta.
Di atas langit berterbangan rombongan burung yang hendak pulang ke rumah. Beberapa naga juga terbang di atas langit untuk melihat keadaan kota pasca penyerangan tidak terduga dari pasukan Kerajaan Darhagen.
Mereka harus tetap siaga karena tidak tahu kapan penyerangan yang kedua akan terjadi.
"Apakah kita bisa mengalahkannya, Helmut?"
Pemuda yang dipanggil Helmut itu pun menolehkan kepalanya, lalu setelahnya dia kembali memperhatikan keadaan langit senja hari itu.
"Tentu saja" jawab Helmut, tidak terdengar ragu ketika mengatakannya.
Pemuda yang berdiri di samping Helmut itu pun menatapnya khawatir.
"Tapi, Lucius terlihat ingin sekali menghabisimu, Helmut. Di matanya hanya ada dendam. Dan dia memandangmu sebagai parasit yang harus dimusnahkan. Melihat hal itu, aku sangat khawatir."
Helmut yang mendengar itu pun hanya tertawa kecil. Dia menolehkan kepalanya ke pemuda yang berdiri di sampingnya ini.
"Jangan khawatir, Hans. Aku akan baik-baik saja..."
Dan siapa yang menyangka, bahwa sore itu adalah hari terakhirnya berbicara dengan Helmut.
Pemuda itu hanya bisa membeku di tempatnya berdiri ketika melihat tubuh penuh darah milik Helmut tergeletak begitu saja di atas tanah yang berdebu.
***
Hugo membuka kedua matanya dan langsung duduk dari berbaringnya dengan nafas memburu. Keringat dingin membasahi pelipisnya dan dia baru menyadari bahwa keadaan di dekat gerbang Spiree ini masih gelap yang menandakan hari belum berganti.
Pemuda itu menghirup dan menghembuskan nafasnya dengan pelan untuk menenangkan dirinya yang baru saja terbangun karena mimpi buruk.
Hugo menolehkan kepalanya ke arah tubuh tidak bernyawa Reinhard yang memang mereka baringkan di bawah pohon. Di samping tubuh Reinhard terdapat Barnett yang menyandarkan tubuhnya di batang pohon dalam keadaan mata terpejam.
Sepertinya, Barnett tidak sengaja tertidur. Hugo pun melihat keadaan di sekitarnya dan tidak jauh dari tempat Barnett, dia melihat Hart dan Jarrod tertidur dengan nyenyak.
Hugo menatap lekat gerbang terbengkalai itu. Dia benar-benar ingin sekali menerobos masuk karena dia terlalu khawatir dengan keadaan Reinhard.
"Kau mengkhawatirkannya?"
Hugo menoleh dan mendapati Barnett sedang menatapnya. Pemuda itu meregangkan tubuhnya yang pegal karena tertidur dalam posisi duduk.
Barnett melirik Reinhard yang terbaring seperti mayat di sampingnya. Melihat keadaan Reinhard yang seperti itu tentu membuat siapa pun cukup khawatir walaupun sebenarnya, Reinhard hanya pergi ke Kota Spiree.
"Aku hanya takut dia tidak kembali" ucap Hugo, memberitahukan hal yang sangat ia risaukan sejak Reinhard pergi ke Kota Spiree bersama Spirit.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfiction🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...