Ledakan itu sangat besar dan terdengar di penjuru Kota Darhagen. Tepat setelah ledakan itu berbunyi, istana kebanggaan Lucius itu runtuh dan jatuh tak bersisa.
Melihat hal itu membuat Barnett, Hugo, Jarrod, Garren, dan Hart semakin mempercepat langkah mereka menuju istana.
"Reinhard sialan itu benar-benar melawannya seorang diri!" gerutu Hugo yang sudah gatal ingin memberikan pukulan di belakang kepala Reinhard karena berani-beraninya dia melawan Lucius seorang diri.
"Apakah nanti akan ada pasukan yang menghalangi kita?" tanya Garren.
"Aku yakin pasukan itu sudah mati di tangan Reinhard" sahut Jarrod.
Namun, mereka semua terdiam ketika melihat satu sosok tinggi dengan sayap hitamnya yang besar dan lebar. Sosok itu berdiri di dekat gerbang sambil menggenggam beberapa pasukan yang sudah mati.
Sosok itu terlihat mengerikan karena matanya yang berwarna putih serta luka koyakan di sayapnya. Mereka sampai berpikir, apakah makhluk ini adalah monster peliharaan Lucius?
Tapi, sepertinya hanya Hugo yang tahu siapa makhluk itu.
"Lucifer" gumam Hugo yang menatap takjub sosok tinggi yang dengan santai memainkan mayat-mayat pasukan yang mati di tangannya.
"Tuan Reinhard sudah menunggu kalian, aku sudah mengamankan kuda-kuda milik komandan pasukan, gunakan kuda itu dan pergilah menyusul Tuan Reinhard" jelas Lucifer sambil menunjuk empat kuda yang terikat di dekat pohon.
Mereka tidak tahu bagaimana cara makhluk itu berhasil mengamankan kuda-kuda yang terlihat sekali takut dengan sosok Lucifer. Namun, mereka segera menaiki kuda tersebut setelah berhasil melepas ikatan talinya.
"Tidak ada pasukan yang tersisa, kalau pun ada, aku akan membunuh mereka. Fokuslah dengan tujuan kalian. Biarkan aku yang mengatur semuanya di sini."
Mendengar ucapan Lucifer membuat mereka serentak mengucapkan terima kasih pada makhluk yang terkenal karena dirinya yang terlalu mencintai Tuhan sehingga ia pun diusir dari Surga.
Mereka mendengarkan ucapan Lucifer dan tidak memperdulikan keberadaan pasukan yang ternyata masih ada di sekitar istana. Dan seperti yang dikatakan oleh sosok bersayap hitam itu, dia pun berhasil menghabisi pasukan yang hendak menghalangi perjalanan para kesatria menyusul Reinhard.
Berkat Lucifer, mereka bisa cepat sampai di istana dan melihat keadaan istana yang sebagiannya sudah luruh karena ledakan besar yang sempat mereka dengar tadi.
Mereka berlima terkesiap ketika melihat di tengah reruntuhan itu sudah ada Lucius beserta Reinhard yang bertarung dengan sengit.
Mereka hendak menolong Reinhard dan menghabisi Lucius bersama-sama, namun, tiba-tiba saja mereka dihalangi oleh makhluk raksasa dengan satu orang berbaju zirah sambil menunggangi kuda.
Dua raksasa itu memiliki mata satu serta membawa pentungan yang sangat besar. Raksasa itu tidak mengenakan baju dan hanya menutupi kemaluan mereka dengan sehelai kain. Suara mereka begitu nyaring dan membuat kelima kesatria itu nyaris terbang karena gelombang suaranya.
"Kenapa ada-ada saja yang menghalangi kita untuk membantu Reinhard!" gerutu Hugo karena kesal tidak bisa segera membantu Reinhard yang bertarung dengan sengit melawan Lucius.
"Kalau begitu, Lucius akan mati dengan mudah. Dia tentu tidak mau langsung mati di tangan kita, bukan?" celetuk Barnett yang sudah bersiap dengan pedangnya.
"Siapa yang akan melawan dua raksasa ini?" ucap Jarrod yang sepertinya tidak mau melawan raksasa yang hendak mengayunkan pentungan ke mereka berlima.
Mereka segera menghindar dari pentungan yang menciptakan lubang besar di atas tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fiksi Penggemar🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...