"TIDAK BERGUNA!"
Orang-orang tidak bersalah itu harus kehilangan nyawa mereka karena menjadi pelampiasan amarah dari raja mereka yang saat ini kemarahannya mampu menembus langit karena satu-satunya barrier yang sangat kuat itu berhasil dihancurkan.
Dan yang membuat Lucius sangat marah adalah, ketika ia tahu barrier tersebut berhasil dihancurkan dari dalam.
Urat di leher Lucius semakin terlihat ketika ia berteriak dan melampiaskan kekesalannya dengan membunuh semua orang yang ada di dekatnya.
Dia tidak peduli jika dia akan membutuhkan orang-orang itu nanti, yang terpenting saat ini, dia harus melampiaskan kekesalannya karena kebodohan manusia-manusia lemah ini.
"Cari dua tikus yang menghancurkan mahakarya ku..." desisnya dan menatap nyalang orang-orang yang gemetar ketakutan karena aura mengerikan dari Lucius.
"Bunuh mereka dan bawa kepala mereka kehadapanku!"
Lucius mengepalkan tangannya dengan kuat.
Laki-laki itu menyeringai jahat.
"Akan aku sambut kedatanganmu di istana kebanggaanku, Helmut."
***
Suara jeritan, kobaran api yang menghanguskan apa pun di sekitarnya, suara tangisan, semuanya bercampur aduk di satu wilayah yang awalnya adalah sebuah kota makmur dan merupakan pusat kerajaan Mafornburgh.
Kota indah dengan bangunan-bangunan megah.
Kehidupan yang makmur tanpa khawatir ada sesuatu akan menyerang kota tersebut karena dilindungi oleh penjaga hebat serta barrier yang kuat.
Jangan lupakan penyihir-penyihir kelas dunia berada di Darhagen untuk ikut andil dalam melindungi tempat kesayangan raja agung mereka, Raja Lucius.
Namun, semua keindahan itu telah tergantikan oleh jeritan dan pertumpahan darah.
Kekacauan yang nyata ini membuat penduduk di Darhagen yang tidak memiliki kuasa apa pun hanya bisa pasrah dan membiarkan kematian mengambil alih nasib mereka.
Mereka semua hanya bisa meringkuk ketakutan ketika melihat monster-monster yang sebelumnya mereka lihat di buku, atau pun di surat kabar yang memberitahukan suatu daerah diserang oleh monster tersebut (dan mereka tidak peduli akan berita itu), sekarang sudah ada di depan mata mereka.
Monster-monster dengan berbagai macam bentuk tersebar di Darhagen dan membunuh warga di sana seolah-olah mereka sedang mencari mangsa setelah bertahun-tahun tidak mendapatkan makanan.
Para prajurit kebanggaan Lucius sedang berjuang menghabisi monster-monster dari yang terlemah sampai yang terkuat.
Mereka sebenarnya kewalahan menghadapi monster-monster itu, namun, mereka harus menghadapi mereka dari pada menjadi samsak tinju Lucius.
Iya, mereka memilih mati di tangan monster dari pada di tangan Lucius.
Para prajurit itu pasrah ketika seekor monster dengan cakarnya yang tajam hendak mengayunkan cakarnya ke mereka. Namun, monster itu gagal menghabisi para prajurit tersebut dikarenakan ada seseorang yang berhasil menghentikan si monster dengan menyayat tangan si monster.
Monster tersebut mengeluarkan suara melengking yang mampu memecahkan gendang telinga ketika merasakan sakit di tangannya yang sudah terputus akibat tebasan pedang dari seseorang dengan baju zirahnya.
Seseorang tersebut memiliki lambang kesatria yang menunggangi kuda sambil membawa pedangnya.
Sebuah lambang dari keluarga bangsawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfiction🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...