Darah yang menggenang di tanah berlumpur, potongan tubuh yang berserakan dan bahkan ada yang tersangkut di ranting pohon, bangkai monster dengan bagian kepalanya terlepas dan jika diperhatikan luka di kepala monster itu seperti digigit oleh monster bergigi tajam dan lebih besar dari bangkai monster ini.
Andrew terlalu terkejut melihat pemandangan mengerikan yang tertangkap oleh dua matanya ini.
Dia membeku di tempatnya berdiri dengan pandangan mata ia arahkan ke segala arah, melihat bagaimana satu daerah ini rusak berat hanya karena pertarungan Zenedith dengan seorang bocah ingusan?
"Tidak..., Zenedith tidak mungkin mati! Dia bukanlah seseorang yang mudah dikalahkan! Zenedith! Kau masih hidup kan? Kau pasti bersembunyi di suatu tempat, bukan?!"
Seruan dari si pria bertopeng Andrew abaikan, ia biarkan pria tersebut menangis meraung sambil memanggil teman dekatnya. Sepertinya, pria bertopeng itu tidak menerima kematian Zenedith yang sangat mengenaskan.
Pohon-pohon yang hancur, tanah yang berlubang karena ledakan, sebuah cakaran besar di batang pohon serta goresan benda tajam yang bisa dipastikan berasal dari tebasan pedang.
"Apa Garren Lew memiliki keahlian berpedang?" tanya Andrew pada pria bertopeng yang masih menangisi temannya.
"Tidak, dia memang belajar dengan Eric Langdon tetapi dia tidak memiliki keahlian berpedang sama sekali" jelas pria bertopeng itu sambil sesegukan.
Andrew menatap lekat goresan pedang yang sangat rapi itu. Tangannya terulur mengusap goresan panjang dari ujung sampai ke ujung lainnya.
Tebasan pedang yang hanya dilakukan oleh orang yang ahli di bidangnya. Dari goresan ini saja, Andrew bisa memastikan bahwa pedang yang digunakan bukanlah pedang sembarangan.
"Kau yakin Garren Lew adalah pemuda yang dicari Raja Agung Lucius?" tanya Andrew dengan pandangan mata tidak lepas dari goresan pedang di batang pohon itu.
"Aku yakin sekali! Tiba-tiba saja Keluarga Lew memiliki anak laki-laki dan malah memiliki kemampuan sihir, bukankah terlalu kebetulan? Ditambah lagi, Keluarga Lew yang selalu mengirim para budak untuk diberikan kepada bangsawan yang menginginkan budak!" jelas si pria bertopeng yang masih terisak karena menangisi Zenedith.
"Aku akan mencari Garren Lew dan membalaskan dendam Zenedith! Kematianmu tidak akan sia-sia, Zenedith, akan aku buat anak ingusan itu memohon ampun karena sudah menghabisimu dengan cara sadis ini" ucap pria bertopeng yang tidak terlalu dipedulikan oleh Andrew.
Dia tidak peduli kalau pria bertopeng ingin menghabisi Garren Lew.
Melihat dari goresan pedang, bekas cakaran hewan buas di pohon, serta darah berceceran dengan potongan tubuh yang berserakan entah ke mana, Andrew yakin, perbuatan ini bukanlah dari Garren Lew.
Pria bertopeng itu mengatakan bahwa Garren Lew merupakan penyihir beratribut angin.
Setahu Andrew, penyihir dengan atribut itu tidak akan menghabisi lawannya dengan cara seperti ini. Mereka memilih menggunakan senjata andalan mereka yaitu Panah Angin. Mereka akan menancapkan anak panah itu ke jantung lawannya dan membiarkan angin menebas jantung si lawan sampai mati.
Penyihir angin sangat "elegan" dalam menghabisi lawannya, sama seperti penyihir air.
Jika mereka menggunakan angin untuk memotong sesuatu atau pun menebas lawannya, potongan dari angin tidak serapi dan sebagus goresan pedang di batang pohon ini.
"Zenedith dibunuh dengan cara diledakkan, sebuah cara membunuh yang sadis dan mengerikan. Penyihir angin tidak akan melakukan tindakan seperti ini dalam membunuh lawannya" gumam Andrew sambil berjalan mendekati pria bertopeng yang dengan sesegukan mendengarkan ucapan Andrew itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfic🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...