Bab 42: Tiba di Spiree

285 47 0
                                    

"Hah! Ini melelahkan!"

Hart mengusap peluh yang ada di keningnya, bajunya terdapat percikan darah. Pandangan mata Hart tertuju pada rombongan bandit yang sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

Mereka semua berhasil menghabisi para bandit itu.

Bukan hal sulit menghabisi rombongan bandit yang hanya bermodal senjata tanpa mengetahui teknik dalam menyerang seseorang.

Dan mereka juga beruntung karena Reinhard datang di waktu yang tepat.

Hart melihat Hugo sedang merogoh saku milik beberapa rombongan bandit itu. Hugo juga memeriksa barang bawaan mereka membuat Hart meringis karena Hugo saat ini tidak berbeda jauh dari bandit.

"Sepertinya, Hugo akan merampas beberapa barang yang berguna" ucap Barnett yang hanya bisa menggelengkan kepala melihat Hugo sibuk merogoh kantung besar berwarna cokelat.

Di lain tempat, Reinhard duduk di bawah pohon sambil berusaha membersihkan percikan darah di pakaian serta wajahnya menggunakan sihir air. Sepertinya dia terlalu berlebihan ketika menghabisi para bandit itu, mungkin, dia tidak perlu menggunakan pedang dan cukup menggunakan sihir elemen saja untuk menghabisi mereka.

Pedang miliknya ini terlalu haus akan darah. Pergerakan pedangnya akan semakin cepat dan tajam ketika menyerang seseorang.

Senjata yang hanya cocok untuk menyerang sosok yang sangat kuat.

"Apa kau tahu tentang Helmut?"

Reinhard terdiam ketika mendengar pertanyaan Jarrod. Dia menoleh dan mendapati Jarrod duduk di sampingnya.

"Ya, aku tahu" jawab Reinhard sekenanya.

Jarrod yang mendengar jawaban singkat Reinhard hanya menganggukkan kepala dan tidak tahu lagi harus mengatakan apa.

"Cincin yang bagus."

Jarrod mengerjapkan matanya, dia melihat arah pandang Reinhard tertuju pada cincin petir miliknya.

"Emm, ya, terima kasih."

Baru kali ini Jarrod begitu canggung dan sangat segan ketika berbicara dengan seseorang. Dia benar-benar belum terbiasa dengan aura Reinhard. Pemuda itu terlihat seperti seorang pemimpin hebat yang sangat dihormati oleh semua orang, membuat Jarrod benar-benar memilih kata-kata yang tepat ketika berbicara dengan Reinhard.

"Apa kau menerima semua ini?" tanya Reinhard membuat Jarrod kembali fokus pada pemuda itu.

"Menerima takdirmu sebagai reinkarnasi seorang kesatria yang akan menggulingkan Raja Lucius?"

Jarrod tidak tahu.

Dia juga hanya tahu sebagian besar mengenai reinkarnasi dan takdir mereka menggulingkan Raja Lucius. Tetapi, entah kenapa, dia begitu menerima semua hal aneh ini.

Justru dia bersyukur mereka berdua bertemu.

"Aku hanya merasa, aku sangat senang dan sangat bersyukur bisa bertemu denganmu" ucap Jarrod yang tanpa ia sangka akan ia katakan pada Reinhard.

Reinhard yang mendengar itu pun perlahan tersenyum, tangannya terulur dan menepuk pelan pundak Jarrod.

"Aku juga senang bisa bertemu dengan kalian. Ayo, kita ke Ancbourne dengan harapan dua teman kita yang lain ada di sana.."

***

Wanita cantik itu tidak bisa membuka mulutnya setelah tahu apa yang sudah Raja Lucius lakukan.

Dia hanya menatap hampa keadaan di bawah sana sambil menggenggam secangkir gelas berwarna emas. Cairan merah yang memabukkan itu tidak membuatnya tertarik untuk menegak cairan itu lalu mengalir di kerongkongannya.

[FF NCT DREAM] HELMUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang