Dia lari ke Spiree ketika orang-orang jahat itu membantai habis seluruh keluarganya.
Dia dengan dua saudaranya berlari menyelamatkan diri mereka beserta satu bayi yang merupakan buah hatinya.
Saat itu, Arabella Wilfredo harus rela berpisah dengan adik laki-lakinya karena beberapa orang jahat tidak menginginkan Keluarga Wilfredo hidup.
Sang adik berjanji akan kembali berkumpul bersama mereka setelah semua pembantaian ini berakhir. Namun, hingga detik ini, Arabella tidak pernah memiliki kesempatan bertemu dengan adik laki-lakinya.
Ketika Arabella tiba di Spiree bersama adik perempuannya, dia tidak menyangka bahwa dia akan ditunjuk oleh seorang dewi sebagai penjaga Pohon Abadi. Dengan terhormat dia menerima takdirnya sebagai seorang penjaga Pohon Abadi dan diberi nama Azura. Dia juga merelakan dirinya tidak bisa memiliki keturunan hanya karena dia telah diberkati oleh seorang dewi.
Maka dari itu, Arabella sangat menjaga dan menyayangi buah hatinya yang merupakan hadiah yang sangat berharga di dalam hidupnya.
Anak sulung Wilfredo itu menikah dengan seorang pria keturunan bangsawan dan berasal dari Nordiff.
Mereka memiliki kehidupan yang sangat bahagia walaupun banyak desas-desus mengatakan anak perempuan dari Wilfredo sulit mendapatkan keturunan karena berkat dewa yang mereka dapatkan. Namun, siapa yang menyangka bahwa keajaiban datang ketika Arabella dengan sang suami berlapang dada dan menerima jika suatu hari nanti mereka tidak memiliki keturunan.
Bayi itu lahir dengan sehat. Dia memiliki karisma seperti sang ayah namun juga memiliki kecantikan dari sang ibu. Semua orang menyambut bayi laki-laki ini dengan bahagia sampai pembantaian pun terjadi.
"Takdir memang sangat hebat dalam merangkai kisah hidup seseorang."
Arabella atau lebih dikenal dengan Azura itu, hanya bisa menatap lekat Pohon Abadi yang terlihat sangat indah ketika sinar matahari menerpa daun-daunnya.
Dari sudut pandangnya, Azura melihat sebuah asap tipis berwarna biru muda keluar dari setiap daun yang ada di pohon tersebut. Menandakan, bahwa pohon itu sedang melaksanakan tugasnya dalam menjaga perdamaian dunia.
"Apa yang dilakukan Esme selama aku tertangkap oleh Lucius?"
Sosok yang sedari tadi memperhatikan Azura pun mulai menampakkan dirinya yang memang bersembunyi di balik pohon tidak jauh dari tempat Azura berdiri.
"Dia melakukan apa yang seharusnya seorang adik lakukan" jawab seseorang itu membuat Azura membalikkan badannya untuk melihat sosok yang sudah begitu lama setia dengan Keluarga Wilfredo.
Dia lah yang telah menuntun Arabella dan Esme ke Spiree.
Daran Beardsley.
"Dengan cara mengorbankan anakku?"
Daran hanya bisa mengatupkan bibirnya ketika mendengar kalimat yang terdengar sangat dingin namun tesirat luka serta kekecewaan di sana.
Raut wajah Azura memang terkenal dengan raut dingin serta kakunya. Tetapi, ada saat di mana raut wajah itu akan memunculkan sebuah ekspresi untuk menggambarkan apa yang Azura rasakan.
"Sejak dulu, aku tidak pernah mengerti dengan jalan pikiran adik-adikku. Aneh sekali, padahal kami bersaudara, kami lahir dari ibu yang sama" ucap Azura lalu kembali memandangi Pohon Abadi yang sekarang semakin bersinar, pertanda ada sesuatu yang akan terjadi.
"Mengorbankan anakku sebagai seorang kesatria. Dia benar-benar bibi yang buruk."
Azura tersenyum miris.
"Berkatnya, anakku tidak mengenal ibunya sendiri. Ini lebih menyakitkan dari pada gagal melindungi Pohon Abadi."
Daran hanya bisa diam mendengarkan keluh kesah seorang ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfic🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...