Pandangan matanya ia arahkan keluar jendela mobil, pohon-pohon tinggi diselimuti oleh tumpukan salju putih yang perlahan mulai mencair menyambut hangatnya Musim Semi. Walaupun begitu, dia tetap mengenakan pakaian Musim Dinginnya demi menghalau rasa dingin yang menusuk tulang. Hawa-hawa Musim Dingin masih terasa walaupun aroma Musim Semi mulai muncul ke permukaan.
Alunan lagu yang terdengar dari radio memecah kesunyian di antara ibu dan anak itu. Wanita cantik yang mengaku berusia 45 tahun tetapi memiliki paras 20-an tahun itu terlihat bersenandung mengikuti irama lagu dengan tatapan mata fokus ke jalan. Jemarinya terlihat mengetuk setir mobil mengikuti alunan melodi dari lagu kesukaannya.
Sedangkan di kursi penumpang, terlihat seorang pemuda yang baru saja berumur 20 tahun tiga hari yang lalu duduk dengan tenang sambil menghitung jumlah pohon yang ia lihat sejak ia memasuki jalan pegunungan penuh lika-liku ini.
Suhu di dalam mobil terasa dingin baginya sampai ia tanpa sadar mengusap kedua telapak tangannya untuk mencari kehangatan. Pergerakan kecilnya itu terlihat oleh wanita cantik yang tersenyum kecil melihat anak semata wayangnya kedinginan di sebelahnya.
Wanita cantik yang melahirkan pemuda 20 tahun di sampingnya ini tergerak menghangatkan suhu di dalam mobil supaya bayi kecilnya tidak kedinginan.
"Renjunie kedinginan?" ucap wanita 45 tahun yang dikenal dengan nama Son Seungwan.
Pemuda 20 tahun di sampingnya menoleh menatap sang ibu, menganggukkan kepala pelan seraya berkata, "Sedikit.."
Son Seungwan tersenyum, tangannya yang tidak memegang setir terulur menyentuh tangan dingin putranya, mengusapnya sebentar lalu menggenggamnya.
"Mama.."
"Hm?"
"Kenapa kita pindah rumah?"
Jujur saja. Son Seungwan tidak pernah mengharapkan pertanyaan itu ia dapatkan dari putranya yang sejak awal setuju-setuju saja ketika wanita itu mengatakan bahwa mereka akan pindah di sebuah daerah pinggir kota. Putranya itu bahkan tidak bertanya, hanya menurut ketika Seungwan memintanya segera membereskan pakaian dan barang-barang penting.
Seungwan tanpa sadar menggenggam tangan hangat anaknya cukup erat.
"Mama punya pekerjaan baru di sana, sayang."
Ya, tidak apa berbohong untuk kali ini saja.
***
Namanya Huang Renjun, orang-orang akrab memanggilnya Renjun atau Injun jika mereka kesulitan memanggilnya dengan panggilan Renjun. Dan dia tidak keberatan selama yang dipanggil adalah namanya.
Walaupun begitu, dia selalu hafal dengan pertanyaan orang-orang mengenai namanya. Mereka selalu bertanya, kenapa nama dia lebih terkesan seperti nama orang China padahal jelas-jelas ibunya orang Korea dengan nama Korea pula. Dan dia tidak pernah bosan menjawab pertanyaan orang-orang itu.
Dia hanya menjawab kalau ayahnya berasal dari China.
Beruntungnya, Huang Renjun tidak perlu repot-repot menjelaskan hal itu di tempat tinggal barunya ini.
Itu semua karena rumah barunya jauh dari pemukiman penduduk. Rumah baru yang dimaksudkan sang ibu adalah sebuah rumah modern klasik terdiri dari dua lantai. Halaman depannya cukup luas dan ditumbuhi oleh pohon pinus nan tinggi.
Renjun tanpa sadar berdecak kagum melihat rumah baru mereka. Akses ke rumah ini bisa dikatakan cukup melelahkan jika berjalan kaki karena harus melewati tanjakan yang hanya bisa dilewati satu mobil saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfic🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...