Ketika dia membuka matanya, samar-samar ia melihat beberapa peri hilir mudik di ruangan ini.
Pandangannya masih terlihat kabur, tetapi, dia mampu melihat sosok wanita cantik yang duduk di dekat jendela sambil membaca buku yang ia letakkan di pangkuan.
Wanita cantik yang merupakan Esme Wilfredo.
Ketika dia mampu memfokuskan pandangan matanya yang kabur dan merasakan tubuhnya mampu ia gerakkan, dia pun memutuskan untuk bangun walaupun ia merasa kepalanya berdenyut sakit dan pandangannya sedikit berputar, namun, dia mampu mengendalikannya dengan baik.
Esme yang melihat pergerakan itu pun dengan sigap berjalan mendekati tempat tidur di mana Reinhard terbaring berhari-hari di sana. Esme membantu Reinhard menyandarkan tubuhnya di tempat tidur tersebut.
Wajah pucat Reinhard telah menghilang, melihat ada rona kemerahan di kedua pipinya serta bibirnya yang semerah buah cherry membuat Esme menghembuskan nafas lega.
Itu artinya keadaan Reinhard sudah membaik.
"Apa kau butuh sesuatu, Reinhard? Apa kau haus?" tanya Esme.
"Haus..." ucap Reinhard dengan suaranya yang serak.
Esme dengan sigap menuangkan air ke gelas lalu dia memasukkan ramuan yang dibuat oleh para peri ke dalam minuman itu. Kemudian, Esme membantu Reinhard meminum air tersebut.
Esme tersenyum ketika melihat Reinhard menghabiskan minuman yang ia tuangkan.
Pandangan matanya tertuju pada kalung yang membuat senyum Esme berubah menjadi sendu. Tetapi, dia dengan cepat menghilangkan rasa rindu dan sedih itu karena tidak ingin membuat Reinhard bertanya-tanya akan perubahan ekspresinya.
"Apa kau merasa lebih baik?" tanya Esme dan Reinhard menganggukkan kepalanya.
"Sudah berapa lama aku tertidur?" tanya Reinhard, dia merasa tubuhnya pegal sekali, seperti sudah begitu lama terbaring di tempat tidur.
"Satu minggu" jawab Esme.
Reinhard menatap Esme tidak percaya. Dia benar-benar tertidur selama itu?
Tangan Esme terulur mengusap kepala Reinhard membuat pandangan anak itu kembali tertuju padanya.
"Seminggu sudah terlalu cepat untukmu, Reinhard. Kalau penyihir biasa, mereka bisa tertidur sampai berbulan-bulan" jelas Esme membuat Reinhard tertegun ketika mendengarnya.
"Separah itu kah efeknya?"
Esme mengangguk, "Taruhannya adalah nyawa, itulah kenapa dinamakan sihir terkutuk. Aku memberitahukanmu akan hal itu supaya kau berpikir dua kali jika ingin menggunakannya. Tetapi, kau justru menggunakannya tanpa pikir panjang."
Reinhard terdiam. Dia tidak bisa mengatakan kalau dia menggunakannya karena penasaran. Yang ada Esme akan histeris dan mulai mengomelinya karena begitu ceroboh.
Menggunakan sihir terkutuk karena penasaran?
"Bibi, aku bertemu dengan naga bernama Niger" ucap Reinhard, dia menatap Esme yang hatinya menghangat karena pada akhirnya Reinhard mau memanggilnya bibi.
Esme tersenyum geli, "Itulah kenapa aku mengizinkanmu pergi. Sudah saatnya kau menemui Niger."
Reinhard menatap lekat Esme, "Siapa Azura?"
"Azura adalah seseorang yang menjaga Pohon Abadi yang tumbuh di Spiree. Dia merupakan manusia yang dipilih dewa untuk menjaga pohon itu" jelas Esme.
"Di mana dia sekarang?"
Esme menggelengkan kepalanya, "Tidak ada yang tahu dia ada di mana. Setelah Raja Lucius berhasil menguasai Spiree dan Pohon Abadi, dia menghilang tanpa ada yang tahu apakah dia masih hidup atau tidak" jelas Esme lagi dan Reinhard menganggukkan kepalanya mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fiksi Penggemar🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...