Bab 53: Barrier

251 44 0
                                    

Aiken sudah bisa menduga bahwa semua orang-orang hebat dari empat kota besar di Mafornburgh akan dikirim ke Darhagen untuk melindungi pusat kerajaan itu dari berbagai serangan.

Dan Aiken tidak pernah menduga, bahwa begitu banyak yang tidak menyukai masa kejayaan Lucius. Terlihat begitu banyak pasukan bahkan monster-monster mengerikan mengarahkan diri mereka ke Darhagen.

Semua yang pergi ke Darhagen seolah-olah mendapatkan keberanian mereka setelah mereka mendengar bunyi lonceng itu. Suara gema lonceng tersebut memberikan pertanda bahwa mereka masih memiliki harapan untuk menggulingkan Lucius dari singgasananya.

"Tapi, sangat disayangkan, empat kota besar di Mafornburgh justru mendukung Lucius" gumam Aiken, menyayangkan keempat kota besar tersebut.

Empat kota besar yang masing-masing menjaga bagian barat, timur, utara, dan selatan Mafornburgh itu memiliki penyihir serta prajurit yang luar biasa. Keluarga bangsawan di setiap kota memiliki kekuatan hebat serta keunggulan masing-masing.

"Tapi, ini juga sudah cukup, para monster dari Danau Kematian Misten sampai muncul ke permukaan, merupakan sebuah pertanda kalau Lucius telah melewati batas" gumamnya lagi.

Dia bisa membayangkan betapa porak porandanya nanti jika para monster ini berhasil masuk ke Darhagen.

Memikirkan Niger beserta kawanan naganya mengepakkan sayap kuat dan besar mereka di atas langit.

Bukankah ini menjadi hari yang sangat besar untuk Lucius?

"Seandainya saja Haema tidak dikalahkan oleh Lucius.."

Bulu kuduk Aiken berdiri ketika membayangkan Haema beserta pasukan iblisnya muncul ke permukaan.

Ratu iblis yang dikenal akan darah terkutuknya itu merupakan satu-satunya yang bisa membunuh Lucius. Pedang legenda yang selalu disebut sebagai pedang kematian itu, mampu menghancurkan jantung Lucius.

Tidak..., bahkan pedang itu mampu menghancurkan roh Lucius menjadi abu sehingga tidak ada kesempatan baginya untuk bereinkarnasi.

Selama ini, Dunia Iblis tidak pernah mengusik dunia manusia setelah melakukan pertemuan dengan para kesatria ribuan tahun yang lalu. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya para kesatria itu lakukan sehingga iblis-iblis itu tidak akan mengusik manusia dan hanya muncul ke permukaan ketika bulan purnama tiba.

Namun, setelah ratu mereka dikalahkan oleh Lucius dengan cara liciknya, para iblis itu benar-benar tidak pernah muncul lagi.

Baru kali ini, Aiken sangat menantikan kehadiran para iblis di Darhagen. Tapi, dia tahu, hal tersebut tidak mungkin terjadi.

Karena, yang mampu mengontrol para iblis itu hanya Haema.

***

Perjalanan dari Soufield menuju Darhagen menempuh waktu yang sangat lama. Perjalanan pasukan dari Soufield itu terhambat karena adanya badai salju sehingga mereka sulit menemukan gerbang keluar Soufield.

Perjalanan yang dipimpin sendiri oleh Kepala Keluarga Ardolph itu terlihat tenang. Mereka semua melewati jalan pintas supaya mereka cepat tiba di Darhagen tanpa harus membuat Lucius terlalu lama menunggu.

"Oh, setahuku, tanah di sini sangat gersang? Kenapa tiba-tiba sudah ditumbuhi oleh rerumputan hijau dan bunga cantik ini?" ucap salah satu prajurit yang terpana melihat padang rumput hijau tersebut ditumbuhi oleh bunga-bunga nan cantik.

Mereka melewati Hutan Tersesat dan mereka tidak akan kewalahan melewati daerah tersebut karena Tuan Ardolph tentu tahu cara melewati hutan tersebut tanpa perlu disesatkan oleh hutan yang kabarnya dihuni oleh roh pohon yang usil.

[FF NCT DREAM] HELMUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang