Bab 62: Keputusan

248 42 0
                                    

Hart tersenyum sumringah ketika melihat teman-temannya. Dia langsung memanggil teman-temannya itu dan membuat mereka semua menoleh ke Hart.

"Kenapa kau lama sekali, Hart?!" seru Hugo karena Hart belum juga menyusul mereka membuat Garren tadi meminta Barnett untuk mencari Hart sebelum mereka benar-benar menyusul Reinhard.

Namun, Barnett justru menolak saran Garren. Dia percaya Hart akan segera menyusul mereka dan mereka akan bertemu tanpa harus mencari Hart terlebih dahulu. Bagi Barnett, mereka harus segera menyusul Reinhard karena dia tiba-tiba berfirasat kalau Reinhard akan menyerang istana terlebih dahulu tanpa menunggu mereka.

"Tadi itu aku sempat membantu para iblis sebentar, akhirnya mereka meneriakiku karena menyuruhku untuk tidak membantu mereka dan segera menyusul Reinhard" kekeh Hart yang sebenarnya masih shock ketika salah satu iblis mengomelinya.

"Kita memang harus menyusul Reinhard" ucap Jarrod sambil memandang langit yang sedari tadi masih saja kelam namun tidak ada tanda-tanda hendak hujan.

"Aku yakin si bodoh itu akan melawan Lucius seorang diri!" seru Hugo jengkel.

Dia sangat yakin dengan firasatnya.

"Tapi, keadaan di sini juga semakin tersudut walaupun para iblis membantu di sini" ucap Garren setelah dia menyadari bahwa pasukan dari Darhagen semakin bertambah walaupun para iblis dan monster-monster dari Danau Kematian berusaha menghabisi mereka semua.

"Aku mengerti maksudmu, Garren, kau pasti sangat ingin menolong mereka, tetapi kita juga tidak bisa membiarkan Reinhard berjuang sendirian" ucap Barnett yang langsung paham apa yang Garren pikirkan.

Mereka mengalami dilema saat ini. Haruskah mereka menolong para iblis itu terlebih dahulu atau justru segera pergi ke istana menyusul Reinhard.

"Kenapa kalian semua termenung di sini?"

Mereka semua menoleh dan mendapati sosok Aiken berjalan mendekati mereka dengan wajah kebingungan karena melihat kelima kesatria ini hanya berdiam diri di tempat mereka sambil memperdebatkan sesuatu.

"Kami sedang kebingungan, Tuan Cattegirn" ucap Hart membuat Aiken mengernyitkan alisnya.

"Apa yang kalian bingungkan?" tanya Aiken sambil menatap satu per satu para kesatria ini.

"Keadaan di sini sangat kacau, tuan. Para iblis mungkin tidak sanggup melawan pasukan dari Darhagen yang semakin banyak" jelas Garren.

"Dan kalian bingung haruskah kalian membantu para iblis ini terlebih dahulu atau langsung saja menyusul Reinhard?" tanya Aiken dan Garren serta Hart menganggukkan kepala mereka.

Aiken menghembuskan nafasnya lalu tersenyum lembut pada para kesatria ini. Sejak dulu, para kesatria memang sangat baik dan tidak tega melihat orang lain kesusahan. Dia tiba-tiba teringat pada Helmut yang dulu selalu membiarkan enam kesatria lainnya melakukan apa yang ingin mereka lakukan. Jika salah satu dari mereka ingin menolong orang lain dahulu sebelum menolong Helmut, maka Helmut akan membiarkan mereka menolong orang tersebut terlebih dahulu.

"Aku bisa menghadapi mereka sendiri, tolonglah mereka.."

Aiken ingat, itu yang Helmut katakan pada enam kesatria saat itu.

Namun, saat ini yang mereka hadapi adalah Aiken Cattegirn.

"Pergilah, dari tadi para iblis itu mengusir kalian dan menyuruh kalian menyusul Reinhard, bukan?" ucap Aiken dan lima kesatria itu menganggukkan kepala.

"Kalau begitu pergi susul Reinhard. Itu artinya, para iblis ini masih mampu menghalau pasukan Darhagen" ucap Aiken lalu dia tersenyum simpul.

"Dan tentu saja aku ada di sini membantu mereka, kalian tidak perlu khawatir. Selama Pohon Abadi hidup, maka keajaiban akan selalu ada karena Pohon Abadi adalah lambang dari perdamaian."

[FF NCT DREAM] HELMUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang