Lagi-lagi dia berada di tengah hamparan sabana dengan sebuah pohon besar tanpa daun.
Pohon besar tersebut memiliki akar-akar yang besar dan muncul di permukaan tanah. Ranting-rantingnya juga besar dan cukup kuat dipijaki oleh orang dewasa. Terdapat berbagai macam jenis bunga terhampar di sabana yang dikelilingi oleh gunung-gunung nan tinggi.
Walaupun tempat ini terlihat indah, suasana sepi yang ia rasakan membuat dirinya ingin pergi dari sana. Terlebih hembusan angin sepoi-sepoi yang sejuk tidak mampu membuat dia terbuai di sabana tersebut.
Justru angin sepoi-sepoi itu menusuk tulangnya dan membuat bulu kuduknya berdiri.
Jaraknya hanya 10 meter dari pohon. Dia bisa melihat dengan jelas bahwa ada seseorang berdiri di balik pohon. Batang pohon tersebut begitu besar dan kokoh, seseorang yang mengintip dari balik pohon terlihat mungil di matanya.
Seseorang itu mengenakan gaun panjang yang terlihat indah dan berkerlap-kerlip ketika diterpa sinar matahari. Warna biru di gaunnya mengingatkan ia akan birunya langit cerah di pagi hari.
Seseorang itu merupakan seorang wanita cantik yang memiliki paras bak dewi. Rambut hitam bergelombangnya diterpa hembusan angin nan lembut,di helaian rambut hitamnya itu terselip warna biru sebiru samudera yang memperindah "mahkota" kesayangannya.
Di atas "mahkota" cantiknya terdapat mahkota kecil dengan permata blue sapphire.
Wanita tersebut tidak pernah menampakkan dirinya sejelas ini. Dia hanya bersembunyi di balik pohon sambil menatap ke arahnya dengan sorot dingin namun ada harapan terlukis jelas di binar matanya yang redup.
Namun kali ini, wanita tersebut memperlihatkan wujudnya yang rupawan, dengan gaun birunya yang menyentuh rerumputan hijau, wanita itu menatap dirinya.
Perlahan, wanita itu tersenyum lalu membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu..
***
"Renjun?"
Kedua matanya mengerjap ketika sayup-sayup dia mendengar suara ketukan pintu bersamaan dengan suara ibunya.
Renjun meregangkan tubuhnya yang terasa kaku lalu melihat sinar matahari yang menerobos masuk ke dalam kamarnya lewat celah gorden.
Pemuda itu melirik jam digital di atas meja. Waktu menunjukkan pukul sepuluh siang dan dia tidak menyangka kalau dia tertidur selama itu.
Tok! Tok!
"Renjun? Apa kau benar-benar akan tidur sampai matahari kembali ke peraduannya?"
Renjun menguap dan mengusap tekuknya dengan malas. Dia benar-benar mengantuk dan sepertinya saran ibunya lumayan bagus.
"Kau ingin Mama mu ini mendobrak pintu kamarmu, Renjun?" terdengar kembali suara sang ibu sedikit dibumbui ancaman.
"Aku sudah bangun, Ma" ucap Renjun sebelum sang ibu benar-benar melaksanakan ucapannya.
"Segera bersihkan dirimu dan turun ke bawah" ucap sang ibu lalu terdengar suara langkah kakinya yang menjauhi pintu.
Renjun bergegas pergi ke kamar mandi sebelum sang ibu kembali datang dan benar-benar mendobrak pintu kamarnya.
***
Tidak butuh waktu lama untuk Renjun membersihkan dirinya setelah tertidur cukup lama di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fiksi Penggemar🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...