Dia sudah hidup begitu lama dan melihat bagaimana orang-orang di sekitarnya meregang nyawa lalu pergi meninggalkannya untuk selamanya.
Ancbourne adalah tempat di mana ia dilahirkan.
Dia tumbuh besar di Ancbourne bersama para kesatria yang bersedia menjadikan tubuh mereka sebagai tameng untuk melindungi kota tersebut dari serangan musuh.
Aiken Cattegirn.
Seorang laki-laki yang secara langsung ditunjuk oleh para dewa untuk memimpin Kota Ancbourne, sebuah kota kuno yang sudah ada di Mafornburgh dari ribuan tahun lalu. Dengan merelakan dirinya hidup sebagai seseorang yang tidak memiliki umur, Aiken pun mengabdikan dirinya kepada Ancbourne.
Aiken tahu bahwa dia akan berdiri sangat lama di dunia ini, sehingga dia selalu mengenakan topeng bahkan kepada para kesatria yang setia menjaga Ancbourne sampai titik darah penghabisan.
Aiken ingat, ketika dia kembali ke Ancbourne setelah melawan beberapa musuh yang menghalaunya tiba tepat waktu di Ancbourne. Dia menemukan keadaan kota yang ia cintai itu hancur lebur.
Para kesatria tergeletak di tanah berdebu itu dalam keadaan tidak bernyawa. Beberapa dari mereka kehilangan anggota tubuh mereka membuat Aiken tidak bisa menahan rasa sedihnya melihat para kesatria yang telah ia anggap seperti anak sendiri mati dalam keadaan tragis.
Dia pun mengubur para kesatria itu secara layak. Keadaan Ancbourne benar-benar hancur dan rata oleh tanah.
Walaupun sudah bertahun-tahun Ancbourne rata bersama tanah, Aiken tetap mengenali di mana keberadaan kota kelahirannya itu. Selama ini, Aiken selalu menyempatkan dirinya untuk pergi ke Ancoburne dengan harapan para kesatria itu akan kembali berkumpul di sini.
"Apa yang kau lakukan di sana?" ucap Aiken pada seseorang yang mengenakan jubah hitamnya.
Seseorang itu berdiri di depan menara tinggi yang merupakan satu-satunya bangunan yang tersisa di Ancbourne.
Menara itu merupakan menara milik Helmut. Di puncak menara terdapat lonceng besar yang akan selalu Helmut gunakan setiap ada serangan di Ancbourne.
Jika lonceng itu dibunyikan oleh Helmut, itu artinya perang besar akan terjadi.
Dan semua orang akan bersatu untuk memenuhi panggilan Helmut.
"Hanya ingin mengagumi menara ini" ucap laki-laki yang saat ini tidak lepas memandang menara tinggi yang dalam keadaan rapuh, terdapat tumbuhan merambat di dinding menara.
Lonceng yang ada di puncak menara pun juga sudah berkarat dan dia tidak yakin apakah lonceng itu masih bisa berfungsi dengan baik atau tidak.
Aiken ikut menatap menara tinggi di hadapannya ini. Dia tersenyum ketika mengingat Helmut menaiki menara ini dan dengan gagah berani membunyikan lonceng tersebut ketika Ancoburne diserang oleh pasukan dari Darhagen.
Aiken dan laki-laki itu menoleh ketika melihat sebuah cahaya yang cukup menyilaukan berada di tengah-tengah tanah datar itu. Mereka berdua memperhatikan bagaimana cahaya tersebut perlahan redup lalu menampakkan lima pemuda yang saat ini memasang wajah kebingungan sambil melihat keadaan di sekitar mereka.
Sampai, pandangan mata dari dua pemuda itu terhenti pada Aiken.
"Tuan Cattegirn?" ucap mereka secara serentak dan mampu melukiskan senyuman di wajah Aiken.
"Jadi, dia Aiken Cattegirn?" ucap Reinhard membuat empat pemuda itu menatapnya.
"Kau memikirkan dia?" tanya Hugo pada Reinhard yang mengangguk.
"Azura mengatakan kalau aku perlu memikirkan nama pemimpin dari Kota Ancbourne" jelasnya membuat Barnett dan Jarrod menatap Aiken tidak percaya.
Aiken hanya mengulum senyumnya ketika melihat raut tidak percaya dari Jarrod dan Barnett. Mereka tentu tidak menyangka bahwa Pengawas Asrama mereka adalah seorang pemimpin dari kota kuno yang hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[FF NCT DREAM] HELMUT
Fanfiction🎵Raise your weapons, sing a song🎵 🎵 War is here, we waited so long🎵 **** Huang Renjun merasa, dia hanya bermain ke hutan di belakang rumah barunya. Suara nyanyian seorang wanita membuat laki-laki berusia 20 tahun itu berjalan menelusuri asal sua...