13. Tantangan

245 17 3
                                    

Happy Reading 🍊

Sudah lebih dari dua jam Binar menunggu kepulangan Bella di rumah orang tua Julian. Namun, belum ada juga tanda-tanda kepulangan dari Bella.

"Makan dulu, biar saya yang masak kamu cobain masakan saya." ajak Julian

"Ga mau Pak, saya mau ikut masak juga, nanti kalo tiba-tiba Bella pulang, nanti di bilang saya nyuruh Bapak yang masak kan bikin malu Pak." rungut Binar

Julian menuju dapur yang diikuti oleh Binar di belakangnya. Julian mengambil dua apron untuk dirinya dan Binar. Julian kemudian memakaikan apron untuk Binar dan setelahnya ia membantu mengikatkan di belakang pinggang Binar.

Binar merasa hari ini kesehatan jantungnya benar-benar diuji oleh Julian. Apalagi dengan perlakuan Julian ini, membuat detak jantung Binar rasanya mau berhenti.

"Ga usah gugup, nanti juga terbiasa kok Bi." goda Julian

"Emang siapa yang gugup, orang biasa ajaa kok, Bapak jangan kegeeran ya." jawab Binar

Julian dan Binar sibuk dengan aktivitas masing-masing di dapur. Julian memasak nasi goreng pedas, sedangkan Binar menggoreng telur dan beberapa cemilan lainnya.

Setelah berkutat di dapur usai, Binar melanjutkan mencuci peralatan memasak sebelum menikmati hidangan di meja makan. Semua di rasa bersih dan rapi, mereka bersiap untuk menikmatinya.

"Saya tadi tambahin kecap, punya kamu ga saya tambahin takutnya nanti kamu ga suka." ucap Julian sambil mengaduk-ngaduk nasi goreng di piringnya

"Gapapa Pak, nanti kalo mau saya tambah sendiri aja, tapi saya lebih suka pedas sih Pak."

"Cobain dulu yang punya saya ini." Julian menyuapi Binar nasi goreng di piringnya

Binar terkejut awalnya, tapi tetap membuka mulutnya ketika disuapi Julian "Enak kok Pak, tapi emang agak kemanisan sih kalo buat saya."

Julian tersenyum kemudian memakan butir nasi yang tertinggal oleh Binar di sendoknya. Mata Binar membulat terkejut dengan kelakuan Julian. Sebenarnya ini mungkin ga di sengaja Julian, bisa saja Julian lupa pikir Binar. Tapi masalahnya bagi Binar ini bukan hal yang biasa.

"Ya udah makan Bi nasi gorengnya, kamu jangan nontonin saya makan, nanti nasi goreng kamu dingin." ucap Julian

Binar bergegas duduk dan menyendok nasi gorengnya "Enak banget nasi gorengnya Pak, kalo pedas kaya gini selera saya banget Pak." ucap Binar

"Jadi nasi goreng pedas selera kamu?" tanya Julian

Binar mengangguk "Banget Pak."

"Kalau saya selera kamu ga?"

Binar melotot pada Julian "Ga, soalnya Bapak tipe cowok yang baik ke semua cewek."

Julian tersenyum lalu melanjutkan menyuap nasi gorengnya "Nanti saya masakin kamu nasi goreng kaya gini lagi tapi di rumah saya ya."

"Kenapa harus di rumah Bapak?" tanya Binar heran

"Mau aja. Apa di rumah kita aja kali ya Bi?" goda Julian

Binar tersedak mendengar pertanyaan Julian. Binar heran dengan sikap Julian entah dia sengaja ingin menggoda Binar atau memang sifat aslinya baru saja keluar.

"Hati-hati Bi, ga usah buru-buru saya sabar kok nungguin. Jadi gimana? Mau di rumah kita aja?"

"Bapak ini apaan sih Pak, kalo Bapak kaya gini saya bisa salah paham Pak." ucap Binar sambil menunjukkan wajah kesalnya

"Kamu salah paham kenapa?"

"Ga tau ah, bodo amat, Bapak juga ga bakalan paham."

Binar beranjak dari hadapan Julian, membawa piring dan gelasnya. Binar mencucinya dan meletakkan di tempatnya.

Binar Vs BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang