6. Cemburu

303 16 1
                                    

Happy Reading 🍊

Jam istirahat kantor di manfaatkan oleh karyawan untuk makan siang seperti biasa di selingi dengan obrolan ringan antara sesama karyawan.

Binar dan Bella juga memilih makan siang di kantor saja karena panasnya cuaca membuat mereka malas keluar.

Entah mengapa makan siang hari ini menjadi lebih heboh dari biasanya, banyak karyawan yang berbisik-bisik saat masuk tadi. Ada juga beberapa karyawan yang seperti serius membicarakan sesuatu di meja kerjanya.

Binar dan Bella tidak terlalu peduli dengan hal itu. Setelah selesai makan, Binar ke toilet untuk memperbaiki make upnya. Dua orang karyawan sudah ada di sana sambil berdiri di depan kaca toilet ia juga sedang membicarakan Julian.

"Kayanya Pak Julian mau nikah lagi sih, tadi gue lihat ada cewek yang barengan sama Pak Julian terus masuk ke ruangannya juga. Sekarang masih di ruangan Pak Julian, ceweknya juga bawain bekal makan siang gitu mungkin sekalian makan siang bareng di ruangan Pak Julian." Ucap seorang wanita kepada temannya sambil memakai bedaknya.

Deg

Binar terkejut mendengar pembicaraan karyawan di kantornya. Binar yang berniat memperbaiki make up akhirnya mengurungkan niatnya, karena dia sudah kehilangan semangat mendengar hal yang mengejutkan ini.

Binar bergegas menuju ruangan Julian, meskipun hubungannya dengan atasannya itu hanya sebatas hubungan kerja, tapi perasaan Binar pada Julian sudah lebih dari itu. Sekarang ia ingin menyaksikan kebenarannya sendiri tentang yang di bicarakan oleh orang-orang di toilet tadi.

Pintu ruangan Julian tidak tertutup rapat sehingga menyisakan celah yang cukup untuk memperlihatkan kejadian  di dalam ruangan tersebut. Ternyata benar adanya, yang di bicarakan oleh karyawan di toilet tadi, kini Binar menyaksikan sendiri Julian dan wanita itu sedang mengobrol sambil sesekali tertawa tidak lupa hidangan makan siang di meja yang mereka nikmati berdua. Romantis sekali, pikir Binar.

Binar tahu hal ini wajar sekali terjadi, pria mapan dan matang seperti Julian memang sudah waktunya untuk berumah tangga, dan wanita mana yang tidak ingin dengan pria seperti Julian, meskipun sudah berstatus duda tapi Julian masih memiliki daya tarik yang tidak kalah seperti bujangan di luar sana.

Bella heran dengan sikap Binar yang terlihat tidak bersemangat padahal saat makan siang tadi Binar masih bersikap seperti biasa.

"Eh lo kenapa jadi loyo gini Bi? Ada yang sakit?"

Bella menghampiri Binar ke tempat duduknya, dan memeriksa tubuh Binar apa ada yang terluka.

"Iya disini." Binar menunjuk dadanya. "Sakit tapi ga berdarah"

"Dasar, emang kenapa bisa sakit hatinya?"

"Waktu gue mau ke toilet ada karyawan lain lagi ngomongin tentang Pak Julian, katanya Pak Julian mau nikah dan sekarang lagi berduaan sama cewe itu di ruangannya. Dan benar aja, mereka lagi makan siang romantis di ruangan Pak Julian." ucap Binar sedih.

"Oo cewek itu Tiffany namanya." jawab Bella

"Hah kok lo bisa tahu? Apa mereka punya hubungan, dan apa mereka beneran mau nikah kaya yang dibilang sama orang-orang?" desak Binar

"Satu-satu dong Bi pertanyaannya, sebenarnya papa Tiffany itu teman bisnisnya Opa gue, beberapa kali Om Julian sama Tiffany ini udah ketemu dan emang barmaksud di jodohin sama kedua keluarga tapi Om Julian belum ngasih jawaban mau apa enggaknya jadi belum ada kepastian sampai sekarang." jelas Bella

"Kok hal sepenting ini lo ga pernah ceritain sama gue sih, dan kalo belum jelas ngapain Pak Julian mau dibawain makan siang, makan berdua kaya suami istri di ruangannya?"

"Ya karena belum pasti makanya ga mau gue kasih tau lo, nanti lo nya tantrum. Kalo masalah dibawain makan siang itu gue juga ga tau, mungkin aja mereka emang udah ada rencana nikah kali." goda Bella

Bella tahu Binar pasti tidak akan suka dengan jawabannya, tapi dia suka sekali menggoda temannya ini. Apalagi dalam suasani hati Binar yang buruk.

"Enteng banget mulut lo ngomong, ga mikirin perasaan gue banget emang."

Binar pergi meninggalkan Bella karena merasa kesal dengan jawaban yang diberikan Bella.

🍊🍊🍊

Saat jam pulang tiba, Binar sengaja melewati ruangan Julian, untuk melihat apakah mereka masih ada di dalam ruangan itu, ternyata mereka sudah tidak ada di dalam ruangan Julian.

Meskipun perasaan Binar tidak bisa dikatakan baik-baik saja, setidaknya dengan tidak melihat keberadaan mereka di ruangan itu, membuat Binar sedikit lega.

Binar menuju parkiran karena berencana pulang dengan temannya Bella menggunakan mobil Bella. Pemandangan yang mengejutkan kembali Binar saksikan, Julian menggenggam tangan wanita yang bernama Tiffany itu, sebelum memasuki mobil, Julian juga membukakan pintu penumpang untuk Tiffany. Julian benar-benar tidak menoleh ke arah lain termasuk ke arah Binar berdiri sedikitpun, dia hanya fokus dengan Tiffany.

Binar pikir perasaannya akan lega karena mereka tidak ada di ruangan, ternyata hal itu karena mereka sudah berada di parkiran dan kembali menunjukkan kemesraan di depan semua orang yang akan pulang.

Binar membuka pintu mobil dengan kesal dan menghentakkan badannya di kursi penumpang hingga membuat Bella kaget.

"Bi kenapa sih lo, dari tadi kayanya semua serba salah deh, sama mobil gue aja juga kesel lo." gerutu Bella

"Apaan sih mereka, tadi makan siang bareng di ruangan sambil becanda-becanda gitu sekarang malah gandengan di parkiran, mereka mau nunjukin ke semua orang kalo mereka pasangan romantis gitu, mau pamer ke semua orang. Norak tau ga."

Binar mengomeli kejadian hari ini yang membuatnya merasa kesal dan marah.

"Bi lo jangan marah-marah dulu, mereka belum tentu mau nikah juga." ucap Bella

"Kalo mereka ga mau nikah kenapa bisa seromantis itu. Gue ga pernah selama ini lihat Pak Julian perlakuin cewe kaya gitu, berarti kalo sekarang dia perlakuin cewe kaya gitu dia serius sama orang itu."

"Tapi wajar sih, cewenya juga cantik banget lagi, lebih dewasa juga. Terus Pak Julian juga ga lagi ada hubungan sama orang lain. Gue juga sadar, gue ke Pak Julian itu sebenarnya cuma kaya flatshoes aja sih. Ga ada hak." lanjut Binar

"Astaga bisa juga ngelawak sambil sedih nih orang. Lagian dari dulu udah gue ingetin cari yang lain aja. Om Julian ke elo itu ga ada perasaan apa-apa kalo di kantor cuma sebatas karyawan aja. Kalo di rumah cuma sebatas ponakan aja. Tapi lo nya sih ngeyel masih mau sama dia juga."

Bella sedikit menaikkan nada bicaranya pada Binar karena kesal melihat sahabatnya yang cuma mencintai orang yang jelas-jelas tidak membalas perasaannya.

"Kayanya gue langsung ga enak badan nih, jadi hilang semangat kerja buat besok. Gue mau izin aja besok ya Bell, gue beneran kaya mau demam ini."

"Tiba-tiba aja lo sakit, emang aneh banget lo."

Binar merebahkan badan sambil menatap kaca di sebelah kirinya "Ga tau kalo hati gue sakit, semuanya juga ikutan sakit."

"Kalo Om Julian nanyain, gue harus bilang apa?" tanya Bella

"Bilang aja, kalo gue sakit karena lihat adegan mesra Pak Julian sama Tiffany. Harus kaya gitu ya jawabnya."

Bella hanya menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar jawaban Binar.

"Iya iya besok gue jawab kaya gitu kalo ditanyain sama Om Julian."

🍊🍊🍊
TBC

Setor absennya disini ya gaess 😻😻

Yang udah komen dan vote makasi ya, setidaknya kalian menghargai dengan cara itu ily

Binar Vs BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang