28. Julian dan Mood Binar

240 19 5
                                    

Happy Reading 🍊

Julian menikmati kopi paginya sambil tangannya memegang benda pipih yang biasa ia gunakan untuk mengecek pekerjaannya.

Beberapa saat setelahnya Julian dikejutkan dengan suara pecahan dari kamar, kebetulan masih ada Binar di kamar. Masih nyenyak tidur. Julian enggan untuk membangunkan, seperti biasa, Julian hanya akan menyiapkan sarapan untuk istrinya.

Julian bergegas menuju kamarnya, cemas jika sesuatu yang buruk terjadi pada istrinya.

Serpihan kaca dari pecahan botol parfum yang sepertinya masih baru, berceceran di lantai. Binar berdiri di sebelahnya. Menatap nanar ke arah pecahan botol parfum itu.

"Sayang kamu gapapa?" Julian menarik Binar dalam rangkulannya

Binar diam tidak menjawab pertanyaan Julian, kemudian Julian mencari-cari alasan botol parfum itu pecah. Sepertinya itu kado yang diberikan Rachel, terbukti dari kotak kado yang sudah terbuka di atas meja nakas.

Julian menatap Binar "Kenapa sayang, kenapa pertanyaan Mas ga dijawab?"

"Aku ga suka kadonya Mas." ucap Binar

Binar melangkah duduk di tempat tidurnya. Mendudukkan tubuhnya dengan kasar. Binar seperti menghindari tatapan Julian, apa karena masih karena kado ini mood Binar menjadi berubah lagi.

"Ya udah kalo ga suka nanti dibuang aja ya sayang, lagian udah pecah juga kan, ga bakalan bisa di pakai juga."

"Jadi maksudnya kalo ga pecah mas mau pakai gitu."

Tiba-tiba Binar menatap tajam Julian, rasanya Julian diserang pertanyaan bertubi-tubi hanya dari tatapan Binar.

"Engga sayang, ih mas ga bilang kan kalau mau pakai." Julian menyelipkan rambut Binar ke belakang telinga Binar.

"Itu tadi aku yang pecahin Mas." Binar balik menatap tajam Julian "Kalau Mas mau marahin aku gapapa, aku terima aja."

"Mas ga marah kok, kalo kamu ga suka, terus kamu mau pecahin, kamu mau buang, mau di bakar, Mas ga peduli, asalkan kamu sama Mas baik-baik aja."

"Beneran Mas ga marah sama aku?" tanya Binar dengan suara pelan

"Iya sayang." Julian menatap Binar dengan senyuman manisnya

"Tapi beneran deh Mas, maksudnya Rachel kasih parfum itu apa?"

"Ya, bisa aja dia kasih parfum soalnya kalau dia kasih mobil kemahalan sayang." jawab Julian asal

"Mas ih, aku serius loh ini." rungut Binar

"Ya biar aja lah, kenapa harus dipikirin juga sayang. Sarapan dulu yuk, Mas udah bikinin sandwich buat kamu tadi."

"Belum mau makan Mas, aku ga terima aja dia kasih parfum Mas, pasti itu parfum kesukaan Mas kan wanginya waktu sama dia. Jadi nanti kalo aku pakai parfumnya, Mas jadi inget dia."

Binar merungut sambil melipat tangannya di dada. Binar juga menghindari tatapan Julian. Sedangkan Julian hanya bisa mengulum senyum, agar tidak terlihat oleh Binar. Jangankan kesal atau marah, Julian malah gemas dengan tingkah cemburu istrinya.

"Apa jangan-jangan dipikiran Rachel itu, aku pakai parfum itu waktu kita lagi begituan, terus nanti Mas ngebayanginnya Mas lagi berhubungan sama dia, bukan sama aku. Iya kan? Pasti Rachel mikirnya kaya gitu deh Mas."

Akhirnya perkataan Binar sukses meloloskan tawa Julian, yang sudah ditahannya dari tadi. Julian benar-benar tidak menyangkan pemikiran Binar hingga sejauh itu, padahal itu hanya sebotol parfum.

"Sayang, kejauhan ga sih pemikiran kamu ini? Parfumnya udah pecah juga kan, mau diapain lagi. Buang aja, beres kan."

"Mas emang ga bisa ngertiin wanita, pemikiran wanita ga sesimpel itu Mas, banyak hal yang harus dicari, banyak teori yang tersimpan dan tersirat dari semuanya yang terjadi Mas."

Binar Vs BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang