22. Ketahuan

225 19 6
                                    

Happy Reading 🍊

Binar terbangun dari tidur nyenyaknya ketika lampu kamar menerangi ruangan itu. Binar mengerjapkan matanya yang masih terasa mengantuk. Selanjutnya ia meregangkan tubuhnya, lalu membuka matanya dan melihat sekeliling, ini bukan kamar Binar, lalu kamar siapa, Binar baru mengingatnya, kalau tadi ia tertidur di bawah tempat tidur Julian saat orang tua Julian datang.

Binar melangkah keluar dari kamar Julian, mencari keberadaan Julian. Ternyata sosok yang dicarinya tengah asik dengan aktivitasnya di dapur.

Julian tidak menyadari kehadiran Binar, dengan pelan Binar mendekati Julian, kemudian memeluk Julian dari Belakang. Julian terkejut kemudian menghentikan aktivitasnya yaitu sedang mengiris bawang, ia berniat membuat makan malam untuk dirinya dan Binar.

"Sayang kenapa tiba-tiba meluk, kaget tau." ucap Julian

Binar mengeratkan pelukannya "Maaf ya Pak, Bapak jadi dimarahin tadi, suaranya kedengeran sama saya sampai ke kamar."

Julian meletakkan pisau di tangannya kemudian mencuci tangannya, dan berbalik menghadap Binar "Kenapa minta maaf sayang, bukan salah kamu juga kan, saya yang salah karena telat ngasih tahu orang tua saya."

Binar menunduk kemudian Julian menyentuh dagu Binar agar Binar mengangkat kepalanya menghadap Julian "Sabar ya, sedikit lagi masalah ini pasti akan selesai. Saya capek ga bisa bermesraan sama kamu di kantor, saya ga bisa lama-lama sembunyiin hubungan ini dari orang-orang di kantor."

Binar mengangguk, kemudian bibirnya melengkung tersenyum bahagia "Saya ga mau rebut Bapak dari siapa-siapa, tapi saya lebih suka duluan sama Bapak, bahkan jauh sebelum Bapak di kenalin sama Tiffany saya udah suka sama Bapak."

Julian mengusap gemas kepala Binar "Iya sayang saya tahu, saya aja yang ga peka."

"Kamu mau mandi dulu ga, saya masak dulu, habis makan saya antar kamu ke rumah, hari ini Bibik ga kerja, anaknya sakit." ucap Julian sambil menuntun Binar untuk duduk di kursi

"Nanti aja mandinya di rumah saya Pak, harusnya tadi bangunin saya buat masak."

"Kamunya sih, tidur bisa senyenyak itu padahal kan di bawah tempat tidur."

"Terus gimana caranya saya bisa ada di tempat tidur Pak?" tanya Binar heran

"Saya angkat lah Bi, masa kamu terbang sendiri."

"Kok bisa sih Pak saya ga sadar?"

"Kamu kan kalau udah tidur emang ga sadar, saya apa-apain juga tadi kamu ga sadar kok." goda Julian

Binar memandangi Julian dengan tatapan sinis, Julian membalasnya dengan senyum licik seperti telah melakukan sesuatu hal kepada Binar.

"Bapak ngelakuin apa sama saya tadi?" rungut Binar

"Ada deh pokoknya, saya ga bakalan ngasih tahu kamu."

"Besok saya ga mau lagi ya mampir ke rumah Bapak, kapok saya."

Binar kesal kemudian pergi meninggalkan Julian di dapur. Binar menuju ruang tamu dan mengambil ponselnya. Meskipun kesal tapi Binar tetap menuruti perkataan Julian untuk menunggunya.

Setelah makan malam, Julian mengantarkan Binar pulang. Perasaan kesal tadi lenyap karena perlakuan Julian yang menurut Binar, memang suami idaman. Julian selalu memperlakukan Binar selayaknya wanita yang sangat ia cintai.

🍊🍊🍊

Suasana di kantor hari ini tidak sesibuk biasanya. Sehingga Binar dan Bella bisa menyelesaikan pekerjaan sambil melakukan obrolan ringan.

Binar Vs BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang