17. Runtuh

587 23 8
                                        

Happy Reading 🍊

Karyawan yang sudah berada di kantor nampak berbisik-bisik karena kehadiran Tiffany pagi itu. Semenjak acara ulang tahun Julian, semua orang di kantor mengetahui tentang hubungan Tiffany dan Julian yang akan segera bertunangan dalam waktu dekat.

Tiffany mengenakan pakaian formal bewarna biru, menyapa beberapa karyawan yang ditemuinya dengan anggun. Semua pasang mata tertuju pada Tiffany, entah itu karyawan laki-laki atau karyawan wanita, mereka sama kagumnya dengan Tiffany.

Tidak terkecuali dengan Binar, sama halnya dengan karyawan yang lain, Binar mengakui tentang sosok Tiffany yang anggun dan cerdas. Binar tersenyum tipis, ketika Tiffany masuk ke ruangan Julian. Sudah jelas hal itu wajar bagi mereka sekarang.

Sepertinya sibuk dengan pekerjaannya adalah satu-satunya jalan keluar bagi Binar, pemikiran tentang Julian harus di tepisnya dengan mencari kesibukan, beruntung kali ini memang banyak tugas di kantor yang harus mereka selesaikan.

Ruangan Julian tampak lengang, Julian hanya sibuk dengan benda tipis di tangannya, memakai kacamatanya seperti biasa. Tiffany mengetuk pintu, Julian mempersilahkannya masuk.

Sebuah senyum manis di bibir Tiffany berhasil di tampilkan untuk Julian. Suasana di dalam ruangan itu tampak canggung, mereka seperti bukan sepasang kekasih yang akan segera bertunangan.

"Ju, hari ini kamu ada kesempatan ga untuk melihat cincin tunangan kita?" ucap Tiffany memecah keheningan

Julian menghela nafas panjangnya, kemudian meletakkan benda tipis tadi di atas mejanya. Julian menatap Tiffany serius.

"Terserah kamu saja Fan, aku sedang banyak pekerjaan. Kamu bisa pilih sendiri mana yang kamu suka."

Tiffany menatap tidak suka dengan jawaban Julian, bukankah ini acara mereka berdua. Mengapa Julian menyerahkan semuanya pada Tiffany. Sudah dari tiga hari yang lalu Tiffany membahas ini, tetapi Julian tidak serius menanggapinya.

"Ga bisa gitu dong Ju, ini kan untuk kita berdua, kita harus pilih berdua."

"Maaf Fan, aku benar-benar tidak ingin menyakiti perasaan kamu. Aku tidak bisa."

Tiffany menahan emosinya "Apa kamu tidak berniat bertunangan dengan aku Ju, apa kamu sudah punya wanita lain? Mengapa dari awal sepertinya kamu tidak bahagia, bahkan selalu mengacuhkan aku." mata Tiffany mulai berkaca-kaca

"Fan aku minta maaf, aku sudah bilang dari awal, aku tidak ingin menyakiti kamu. Kamu wanita baik, berpendidikam, berasal dari keluarga terpandang dan kamu belum pernah menikah. Tidak seperti aku, pernikahanku pernah gagal. Statusku bukan lagi single seperti kamu. Kamu bisa mencari pria lain yang sama dengan kamu Fan."

"Aku tidak butuh alasan kamu Ju, aku hanya ingin tahu, apa kamu berniat bertunangan denganku atau tidak?" Tiffany mengusap air mata di pipinya dengan kasar

Julian menggeleng "Maaf, aku hanya menganggapmu teman, tidak lebih Fan."

"Lalu kenapa kamu menyetujuinya?"

"Aku tidak ingin mempermalukan orang tuaku, apalagi papaku adalah sahabat baik papamu, aku ga mungkin merusak semuanya."

"Tapi kamu tenang aja Fan, aku tetap akan melanjutkan ini sampai akhir. Aku tidak akan mundur jika sudah memulainya." Lanjut Julian

"Aku akan memikirkannya terlebih dahulu Ju. Aku permisi."

Tiffany mengambil tisu, kemudian merapikan make up nya yang berantakan karena air matanya. Tiffany harus terlihat baik-baik saja saat keluar ruangan Julian, agar karyawan yang melihatnya tidak menaruh curiga.

Binar Vs BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang