Perpisahan

92 7 1
                                    

Malam berganti pagi, Nesia seperti biasa melakukan kegiatannya, pergi ke kampus menjenguk Netherlands dan kembali pulang

Ia selalu melakukan hal itu setiap saat, sampai dimana waktu tidak terasa, dan hanya tinggal beberapa Minggu lagi, mereka akan merayakan kelulusan

.
.
Thai: semua tidak terasa, kita akan wisuda dan melanjutkan kehidupan masing masing
Nesia: ya kau benar
Thai: hey ada apa, beberapa bulan terakhir kau selalu terlihat murung ?

Thai memperhatikan Nesia yang sudah tidak memiliki semangat, gadis itu berbeda saat kejadian waktu itu

Thai khawatir jika Nesia tidak baik baik saja, Thai mengira jika Nesia begini dikarenakan keadaan Netherlands

.
.
Nesia: em hehe tidak, bukan apa apa
Thai: bukannya Neth sudah semakin membaik, lalu kenapa kau terlihat sedih
Nesia: tidak aku tidak sedih, jangan khawatir

Thailand menarik nafas lelah, ia selalu mendapat jawaban begitu dari Nesia, padahal Thai tau jika Nesia sedang sedih, namun ia tidak tau apa penyebabnya

.
.
Thai: ada apa, cerita saja, kau bisa mempercayaiku

Nesia terdiam, ia menundukkan kepalanya dan bersandar di sebelah Thai

.
.
Nesia: aku seperti merasa kehilangan sesuatu, aku merasa hampa dan tidak bersemangat
Thai: kehilangan, apa ini ada hubungannya dengan percintaan

Nesia hanya diam, namun Thai sudah mengerti apa yang Nesia maksud, gadis di sebelahnya ini seperti merasa kehilangan orang yang ia cintai

.
.
Thai: aku tau ini berat untukmu, tapi aku yakin kau pasti bisa melewatinya, Neth perlahan akan mengingatmu kembali

Nesia menggelengkan kepalanya, ia mengangkat kepalanya dan melihat Thai, tatapan Nesia memberi isyarat jika orang yang ia maksud bukankah Neth

.
.
Thai: bukan dia, lalu siapa
Nesia: aku tidak tau

Thai berusaha berfikir keras, ia mengingat ingat kembali siapa saja peria yang pernah dekat dengan Nesia

.
.
Thai: apa yang kau maksud America ?

Nesia kembali diam, Thai tersenyum dan menggelengkan kepala saat melihat tingkah Nesia, Thai tidak menduga jika Nesia juga dapat merasa kehilangan peria itu

.
.
Thai: kunjungi dia
Nesia: eh

Nesia seketika melihat Thai, Nesia menatap tidak percaya pada orang di sebelahnya itu, sedangkan Thailand ia tertawa melihat ekspresi Nesia

.
.
Thai: jenguk dia, aku yakin dia merindukanmu
Nesia: tapi aku tidak yakin
Thai: Ame pasti memiliki alasan tersendiri atas peristiwa itu
Thai: aku yakin semua akan baik baik saja

Thai mengusap usap rambut lembut Nesia, Thai tersenyum saat Nesia melihat dirinya dengan tatapan penuh kepercayaan

.
.
Nesia: apa aku boleh melakukan itu
Thai: tentu, aku yakin papa tidak akan memarahi mu

.
.
.
.
.
.
.
Asean: sekarang papa membebaskan mu dari perjodohan itu, sekarang kamu berhak ingin memiliki hubungan dengan siapapun
Nesia: benarkah ?
Asean: ya dan papa ingin hubungan kita kembali baik seperti dahulu

Nesia tersenyum dengan lebar, Asean merasa lega dapat melihat anak perempuannya kembali bahagia

Asean berdiri dari kursinya dan ia merentangkan tangannya, menginginkan anaknya itu kembali memeluknya seperti dahulu

Nesia dengan perasaan bahagia, berdiri dan berjalan ke arah Asean, ia memeluk Asean dan mendengar permintaan maaf dari sang ayah

.
.
Asean: papa minta maaf Nesia

wealth enthusiast ( Ameindo ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang