Nesia duduk di depan ruangan rumah sakit, ia menundukkan kepalanya, susah hampir seharian ia berada di sana
China juga sudah berusaha untuk mengajak Nesia pergi, namun Nesia menolak dan berniat menunggu Neth sadar
.
.
Rus: Nesia.Ia datang dan berdiri di depan Nesia, Nesia mengangkat kepalanya dan melihat Rusia di depannya
.
.
Rus: pulanglah ini sudah larut, biarkan kedua saudaranya yang akan menjaganya
Nesia: tapi aku mengkhawatirkannya
Rus: aku tau itu, tapi kau juga harus memperhatikan kesehatanmu, jangan kau juga sakit karena tidak menjaga dirimuNesia hanya diam, Rusia mengulurkan tangannya dan berniat mengantar Nesia pulang, Nesia pada akhirnya menerima tawaran dari Rusia
Ia menggapai tangan peria itu dan berjalan bersebelahan bersama dirinya
.
.
Rus: oi kau bawa motor Nesia, nanti aku akan mengantarmu setelah mengantar Nesia
China: ah baik baikPada akhirnya Nesia pergi meninggalkan rumah sakit, Belgia sedari tadi memperhatikan Nesia
Wanita itu terlihat merasa bersalah pada Nesia, ia dengan gampang menamparnya dan menghakimi begitu saja
.
.
Bel: mungkin aku berlebihan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di sebuah ruangan kerja, terlihat Asean yang tengah berbincang dengan UK, mereka berbicara begitu serius membahas beberapa hal
.
.
UK: saya minta maaf tuan Asean, seharusnya kejadian itu tidak terjadi
Asean: aku tau UK, ini bukan keinginan mu, namun huf aku mempertimbangkan perjodohan ini
UK: aku paham Asean, kau berhak membatalkan perjodohan ini, aku tidak ingin anakmu terbebani dengan masalah ini
Asean: ah ya sepertinya kerjasama ini kita tunda dulu, mungkin nanti ada kabar baik, kita akan melanjutkannya
UK: ya aku sependapat denganmu.
.
.
.
.
Nesia baru saja selesai kelas, ia berniat kembali pulang setelah menyelesaikan semua mata kuliahnyaNamun Nesia merasa kehilangan sesuatu, ia seperti mencari seseorang yang sering bersamanya, Nesia berjalan melewati lorong menuju parkiran
Ia teringat saat Ame selalu menjemputnya, berkelahi dan berdebat hal konyol yang bahkan tidak penting
.
.
Nesia: kenapa kau melakukan hal iniNesia sudah sampai di depan motor miliknya, ia memakai helem dan berjalan menuju rumah sakit
Nesia menyempatkan diri untuk singgah ke sebuah toko bunga, membeli beberapa bunga yang memang Neth suka
Nesia memilih bunga tulip, bunga kesukaan Neth yang bahkan peria itu pernah memberikan pada dirinya
.
.
.
.Nesia sampai dan berbeda menuju ruangan Neth, saat sampai di depan ruangan, ia melihat WHO yang sedang berbicara pada beberapa orang di sana
Nesia mendekat dan berniat mendengar apa hal yang WHO sampaikan
.
.
WHO: kami sudah berusaha dan hasilnya sia sia, ada kemungkinan hal buruk yang akan terjadiMereka semua termasuk Nesia terkejut, EU seorang ayah angkat dari Neth terlihat syok, wajah peria itu terlihat tidak percaya dengan apa yang ia dengar
.
.
WHO: aku memperkirakan kemungkinan terburuknya jika Neth tidak akan mengingat kita semua, bahkan untuk dirinya dia juga tidak akan mengingatnya
Bel: benarkah itu, bagaimana bisa
WHO: syaraf di bagian kepalanya mengalami kerusakan, benturan yang cukup keras mengakibatkan hal itu terjadiBelgia seketika terduduk lemas, air mata wanita itu menetes saat mendengar hal itu, Romania yang berdiri di sebelahnya, dengan cepat menenangkan Belgia
Ia memeluk Belgia yang merasa amat sedih dan berusaha menghibur temannya itu
.
.
WHO: tapi setidaknya nyawanya berhasil tertolong, dan yang harus di perhatikan ialah, jangan memaksakan Neth untuk mengingat apa yang tidak ia ingat
WHO: karena aku khawatir jika itu terjadi akan mengganggu kesehatannyaWHO kembali memberikan penjelasan, dan setelahnya ia permisi untuk pergi, mereka masuk dan melihat keadaan Netherlands
Neth terlihat seperti orang aneh, ia seperti hanya diam dan saat mereka masuk, peria itu melihat mereka dengan tatapan bingung
Neth menanyakan siapa mereka semua, dan EU mulai memperkenalkan semuanya, ia memulai dengan Belgia dan Luxemburg sebagi adik dari Neth
Teman temannya termasuk Nesia dan yang terakhir dirinya, sebagi ayah bagi mereka semua
Netherlands masih bingung, namun ia menganggukkan kepalanya, memberi tanda jika ia mengerti
Nesia meletakan bunga itu di sebuah fas, Neth memperhatikan bunga itu, dan ia tersenyum saat melihatnya, Nesia melihat Neth
Ia memegang tangan Neth yang terasa sedikit dingin, Nesia menatap mata peria itu, sungguh miris bagi Nesia saat mengetahui hal ini
Di mata peria itu, terlihat kosong, seperti sebuah memori baru yang baru saja di beli dan di pasang ke dalam sebuah ponsel
Nesia berkaca kaca sata mengetahui hal itu, Neth yang melihatnya merasa bingung, ia memiringkan wajahnya dan mulai bertanya
.
.
Neth: ada apa, mengapa kau menangisSuara itu adalah suara peria yang Nesia ingin dengar, namun bukan dengan cara begini, Nesia hanya menggeleng dan berusaha untuk tidak menangis
.
.
Nesia: tidak bukan apa apa, aku hanya bahagia kau sudah sadarSedangkan mereka yang lain hanya bisa menatap sedih pada Nesia, mereka semua tau jika dahulu Nesia sangat mencintai Neth
Bahkan EU sempat berusaha membantu Nesia, ia sesekali mengajak bicara Neth jika Nesia menyukainya, Asean saat itu juga menyetujui jika Nesia bersama dengan Neth
Namun saat Neth mengenal seorang peria bernama Jamaika, Neth seperti tidak memperdulikan Nesia, ia bahkan tidak memperdulikan usaha EU yang ingin menyatukan keduanya
Nesia sudah hampir sepanjang hari berada di rumah sakit, saat ini ia membantu Neth yang sendang makan malam
Nesia menyuapi peria itu, ia sungguh tulus dan sangat berhati hati, sentuhan Nesia saat lembut, membuat Neth merasa sangat nyaman
.
.
EU: Nesia sudah sekarang pulanglah, Asean lagi mengkhawatirkan mu
Nesia: huf baik tuan EU, ah Neth aku harus pulang, kau baik baik yaNetherlands mengangguk dan tersenyum, ia seperti seorang bocah kecil yang tidak tau apa apa
Sungguh sakit saat melihat hal itu, ia meninggalkan ruangan rumah sakit dan berjalan menuju rumah miliknya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Maaf jika ada salah penulisan
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
wealth enthusiast ( Ameindo )
Randomberkisah tentang perjodohan yang tidak pernah di inginkan, namun harus melakukannya hanya karena harta ingat dilarang meniru atau mengambil cerita saya, cerita ini murni atas pemikiran pribadi