TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!Shani dan Chika sudah merebahkan tubuhnya di kasur. Chika yang sama sekali tak ingin jauh dari Shani, dia terus memeluk Shani.
"Kamu mau cerita?" Tanya Shani.
"Mama hikksss hiksss" Chika kembali meneteskan air matanya. Dia tidak percaya kalau mamanya itu saat ini ada di hadapannya. Dia terus menatap dalam mata Shani.
"Kenapa sayang? Apa yang kamu rasain hm? Aku disini, mau cerita sama aku?" Tanya Shani lagi.
"Mama jangan beli balon lagi buat Chika ya."
"Balon?"
"Balon itu udah buat mama pergi dari Chika. Chika benci balon mah. Tapi sekarang Chika seneng karna mama udah sama Chika lagi. Jangan tinggalin Chika lagi ya mah." Chika mempererat pelukannya.
(Dari yang dia ceritain kemungkinan dia trauma sama apa yang dia saksikan langsung di hadapannya.) Batin Shani
"Mm.. adek bisa ceritain ga dari awal kenapa sama mama? Soalnya aku lupa" ucap Shani, dia berusaha memancing Chika untuk bercerita yang lebih detail lagi.
"Mama lupa?" Shani mengangguk.
"Waktu itu kan kita mau ke kantor papa, mah. Terus di jalan aku liat ada balon, aku minta sama mama buat beliin balon itu. Ga lama mama malah boboan di jalan hiks hiks, terus mama berdarah. Chika ga mau inget itu lagi mah a aa aaaa..." Chika berteriak histeris.
"Suuts suutss ngga ngga udah. Ga usah inget itu lagi. Aku kan udah disini. Jadi adek harus tenang ya."
"Mama janji ga bakal ninggalin Chika lagi?" Tanya Chika yang merubah posisinya menjadi duduk.
"I iya aku janji. Tapi kamu harus sembuh ya." Ucap Shani ragu. Chika mengangguk dan langsung kembali merebahkan tubuhnya di pelukan Shani.
Shani terus mengelus punggung Chika. Sesekali dia juga mencium puncak kepala Chika. Entah kenapa dia juga merasa sayang pada gadis kecil itu. Seolah dia sudah mengenal Chika sebelumnya."Bobo ya, aku temenin adek disini. Jangan takut." Ucap Shani sambil mengusap air mata di pipi Chika yang sudah tidur.
"Siapapun kamu, aku akan berusaha bantu kamu buat keluar dari trauma kamu dek. Mungkin ini cara Tuhan buat pertemukan kita, supaya kamu bisa sembuh lagi. Aku kasian sama kamu, kenapa kamu harus menyaksikan hal yang sangat berat dengan mata kepala kamu sendiri. Aku yakin mama kamu sangat sayang sama kamu dek, sampe dia memenuhi permintaan kamu untuk yang terakhir kalinya. Mamanya Chika, aku ijin ya buat bantu Chika keluar dari masalah yang dia hadapi. Maaf aku harus berpura-pura jadi kamu. Aku jujur pun percuma dia pasti tetep nganggap aku mamanya. Karna mungkin wajah kita mirip." Gumam Shani.
"Aku mending telpon papa deh"
Shani meraih ponselnya yang ada di nakas. Dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya menopang tubuh Chika.Tuuutt tuuttt
"Halo pah"
"Ada apa ka? Malem² telpon kamu belum tidur?"
"Maaf pah, papa udah istirahat ya?"
"Belum ka, papa baru pulang ke hotel. Kenapa?"
"Jadi gini pah..." Shani menceritakan kejadian yang di alaminya pada Keenan.
"Terus anak itu sekarang sama kamu?"
"Iya pah, Kaka kasian sama dia. Papa bisa bantu cari keluarganya?"
"Bisa, nanti papa kerahkan anak buah papa. Gimana keadaan anak itu sekarang?"
"Baik-baik aja pah. Anak ini kayanya ada trauma di masa lalu pah. Kaka mau coba bantu dia."