87

435 149 6
                                    

Typo🙏
Happy Reading...!!!













Suara musik yang begitu kencang membuat semua orang yang ada disana larut dalam alunannya. Dengan botol yang digenggaman, mereka menari sepuasnya. Menikmati kesenangan yang semu. Gemerlap lampu disko menyinari setiap sudut ruangan. Aldo menerobos kerumunan orang-orang yang sempoyongan karena terlalu banyak minum. Dia mencari Cio disana, karena sebelumnya Aldo sudah datang ke makam Shani, namun tak menemukan lelaki galau itu. Dan kemungkinan besar Cio ada ditempat tersebut.

"Dia disini?" tanya Aldo pada karyawan disana.

"VVIP." jawabnya singkat.

Aldo segera menaiki anak tangga untuk sampai ke ruangan tersebut.

Brak! Aldo membuka pintu dengan kencang. Di ruangan tersebut nampak Cio tengah terkapar di sofa dengan botol minuman yang masih ada ditangannya. Tanpa ragu Aldo menarik kerah baju Cio sehingga tubuhnya ikut terangkat.

"BAGUS LO KAYA GINI HAH???" tanya Aldo emosi. Tepat didepan wajah Cio. Sementara Cio tidak berdaya. Untuk membuka matanya pun sulit.

"LO BENER-BENER GAK BISA BERUBAH YO!" lanjutnya. Aldo kemudian menyeret tubuh Cio untuk keluar dari tempat tersebut.

Pikir Aldo tidak akan ada baiknya jika membawa Cio yang sedang dalam keadaan mabuk ke rumah sakit. Jadi, Aldo memutuskan untuk membawanya ke suatu tempat. Tempat yang jauh dari keramaian.

Sebuah gedung kosong,  terbengkalai. Aldo membawa Cio kesana. Aldo akan memberikan pelajaran pada Cio. Selama ini Aldo terus menahan agar tidak membalas semua sikap Cio padanya. Apalagi setelah mendengar cerita Gita tadi pagi tentang permintaan maaf Cio pada Chika. Yang terkesan memaksa Chika. Ya, akhir-akhir ini Gita dan dirinya semakin intens membicarakan perihal Cio dan juga Chika. Aldo dengan senang hati menampung setiap keluh kesah Gita. Memposisikan dirinya sebagai kakak laki-laki untuk Gita.

Cio diletakkan disebuah kursi. Kesadarannya masih belum kembali juga. Aldo mencari akal bagaimana agar Cio cepat sadar. Akan sampai kapan jika harus menunggu Cio sadar dengan sendirinya, sementara Gita sedang panik di rumah sakit.

Aldo berkeliling di tempat tersebut, siapa tau dia bisa menemukan barang atau apapun yang bisa menyadarkan Cio dengan cepat. Pandangan Aldo tertuju pada satu ruangan, yaitu kamar mandi. Disana masih ada air yang menggenang di dalam bak dan sebuah ember. Aldo mengambil satu ember penuh air.

Byuuurrr!!!
Aldo menyiram wajah Cio. Seketika Cio pun terperanjat bangun dengan napas yang tersengal-sengal, karena pernapasannya terisi air.

Prang!!! Aldo melemparkan ember tersebut sembarang.

"Bangun juga lo!"

"Lo apa-apaan hah?" ujar Cio tak terima.

Perlahan Aldo mendekat, pada Cio yang masih duduk dan sibuk mengusap wajahnya yang basah.

"Lo keterlaluan Yo! Dimana letak lo berubahnya hah???" tanya Aldo dengan emosi. Hening pun tercipta sesaat. Tak lama Aldo bersmirk, dan lebih mendekatkan wajahnya lagi pada Cio sehingga mereka hanya berjarak beberapa senti saja. "Lo bukan cuman laki-laki yang gagal, tapi lo juga ayah yang gagal buat Chika." ucap Aldo pelan namun mampu menyulut emosi Cio.

Bugh! Cio mendorong tubuh Aldo agar menjauh darinya.

"LO GAK BISA NILAI GUE KAYA  GITU!!! GUE UDAH BERUSAHA MINTA MAAF SAMA CHIKA. TAPI APA YANG GUE DAPETIN DARI DIA???"

"HARUSNYA LO MIKIR, DAN NGERTIIN GIMANA PERASAAN ANAK LO SENDIRI. LO GAK BISA PAKSA DIA!!! KALO LO BISA SABAR, MUNGKIN CHIKA GAK AKAN KECELAKAAN!" ujar Aldo yang semakin emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 hours ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bersama [Greshan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang