Part 12

1.4K 95 4
                                        

Happy Reading 💕

  Lembaran  foto foto yang di ambil secara diam diam dari objek nya kini terpapar di meja kayu. Jihoon dan Soonyoung tampak begitu bahagia, dari mulai kehamilan Jihoon yang belum terlihat hingga kini perut nya sudah membesar.

"Kalian tampak bahagia sekali ! Tak tahu kah kalian jika aku tersiksa, kalian menghancurkan karir ku! Bahkan aku harus pergi ke tempat terpencil seperti ini ! Takkan ku biarkan kebahagian terus kalian rasakan, sebentar lagi hanya akan ada tangisan yang menemani hari hari kalian !"sebuah pisau di tancapkan ke foto Jihoon dan Soonyoung yang sedang tersenyum lebar di tepi danau.














Kandungan Jihoon sudah memasuki trimester terakhir, mereka belum tahu jenis kelamin bayi mereka . Memang sengaja tidak usg karena jarak klinik yang jauh dari desa tempat mereka tinggali . Karena hal itu pula sekarang mereka menyewa kamar kost dekat klinik. Hanya untuk berjaga-jaga saja jika tiba-tiba perut Jihoon kontraksi. Repot karena jarak yang jauh, sekarang Jihoon sedang duduk di kursi sambil menonton tv, Soonyoung memijit kaki nya.

"Jihoonie, apa mama dan bibi tak usah di beri tahu ? Dedek bayik sebentar lagi akan lahir "

"Soonie, aku sudah bilang tak mau bahas itu !"mood Jihoon tiba-tiba down mendengar kata-kata Soonyoung . Dia hanya tak ingin berurusan lagi dengan semua yang ada di kota seoul, Jihoon benar-benar hanya ingin tinggal berdua saja dengan Soonyoung dan nanti dengan bayi kecil nya. Jihoon menurunkan kaki dari paha Soonyoung.

"Jihoonie jangan marah pada Soonie, Soonie hanya bertanya, Soonie hanya rindu mama "wajah Soonyoung menunduk dan tangan nya memainkan ujung kemeja.

"Jika Soonyoung rindu pada mama silahkan telepon, jika ingin kembali tinggal bersama mama juga silahkan, tapi aku tidak akan ikut dengan mu. Aku akan tinggal di desa ini dengan dedek bayik "Jihoon beranjak dari kursi.

"Jihoonie maafkan Soonie ! Jangan bicara seperti itu, Soonie gak mau pisah sama Jihoonie dan dedek bayik !"Soonyoung mendekap tubuh Jihoon dari belakang.

Maaf Soonie tapi aku harus egois dan tegas ini demi kebaikan kita, firasat ku selalu buruk jika itu tentang kota seoul . Apa yang mereka lakukan pada ku, aku tak bisa melupakan nya begitu saja, sakit Soonie andai kamu bisa paham rasanya jadi aku.

"Dedek bayik ,bubu marah pada yayah, ayo bujuk bubu "keluh Soonyoung pada perut besar Jihoon, yang ukuran nya sangat besar nampak nya tak hanya ada satu bayi di dalam sana.

"Aku ngantuk mau tidur "sahut Jihoon nmelepaskan pelukan sang suami.

Jihoon berbaring di ranjang, Soonyoung tetap mengekori nya dan kini berbaring di belakang Jihoon sambil terus mengelus perut Jihoon, sesekali dia merasakan tendangan dari dalam sana. Soonyoung begitu gembira, dia langsung mengoceh seperti burung beo. Jihoon mencoba mengabaikan nya, dia memejamkan matanya dan biarkan Soonyoung bicara sendiri.













Tengah malam Jihoon terbangun dia merasakan mulas yang luar biasa pada perut nya, dia membangunkan Soonyoung. Soonyoung langsung panik, bingung apa yang harus di lakukan, sungguh tidak membantu sama sekali. Jihoon menekan nomor bibi Jieun, dia tetap butuh orang lain untuk mengurus persalinan nya . Soonyoung harus di dampingi, Jihoon tak pernah lupa jika suami nya itu idiot.  Jarak dari seoul ke desa tempat Jihoon tinggal itu membutuhkan waktu berjam-jam tapi semoga Jihoon bisa bertahan sampai bibi nya datang.

"Soonie harus bagaimana Jihoonie hiks hiks, apakah perut Jihoonie sakit sekali ? Apakah dedek bayik akan keluar ? Hiks hiks "Soonyoung menangis, dia takut dan bingung. Jihoon sudah susah payah menahan sakit nya di tambah sang suami malah menangis.

"Soonie jangan menangis ayo antar aku ke klinik yang ada di sebrang,  nanti bayik nya keluar disini "

"Apa saja yang harus di bawa Jihoonie?"panik Soonyoung

"Ambil tas yang ada di lemari bawa saja lalu kunci pintu nya "Jihoon dengan menahan sakit berjalan pelan pelan keluar kamar kost, Soonyoung mengambil tas dan segera mengunci pintu . Usai mengunci pintu dia mengangkat tubuh Jihoon ala bridal style . Untung lah mereka memilih tempat kost yang jarak nya tak jauh dari klinik jadi tak terlalu memakan waktu banyak.

Soonyoung berteriak histeris ketika hendak menyebrang jalan, mobil dan motor yang hendak lewat mendadak berhenti. Jihoon merasa bersalah tapi apa daya dia sendiri tak sanggup untuk menyebrang jalan sendiri dengan kaki nya.

Begitu masuk klinik, Soonyoung berteriak sambil menangis minta agar Jihoon segera di tangani . Jihoon di bawa masuk ke ruangan, dan Soonyoung di larang masuk karena harus mengurus administrasi nya terlebih dahulu.

"Maaf tuan, anda harus mengurus administrasi terlebih dahulu baru dokter bisa mengambil tindakan "

"Suster, Jihoonie kesakitan ! Bayik nya harus di keluarkan ! Suster Soonie harus temani Jihoonie di dalam !"teriak Soonyoung

"Iya tuan, anda harus bayar dulu baru dokter akan mengoperasi suami tuan "

"Bayar, berapa Soonie harus bayar ?! "

"Ini silahkan dibaca tanda tangani dan bayar tuan "Soonyoung menatap bingung pada lembaran kertas yang ada di hadapan nya, dia bisa membaca tapi nominal uang yang harus di bayar itu banyak sekali, Soonyoung mendadak pusing. Dia tak pernah pegang uang,  jadi 10 juta won itu berapa ? Dia bingung, tapi kemudian membuka tas yang dia bawa, dia mencari dompet dan memberikan dompet itu ke pada sang suster.

"Tuan uang nya kurang, hanya ada 1 juta won, kami tidak bisa melakukan operasi pada suami tuan "

"Tapi Soonie tidak punya uang suster !  Soonie harus cari uang kemana hiks hiks "

Para suster yang ada di sana jadi kebingungan dan sakit kepala menghadapi tingkah Soonyoung, tampan sih tapi seperti nya mental nya terganggu.

"Soonie ingin lihat Jihoonie hiks hiks, Soonie harus bagaimana !! Mama hiks hiks "Soonyoung menangis sambil memeluk lutut nya dia berjongkok di lantai, dia sungguh bingung.

Seorang suster keluar dari ruangan Jihoon dia lantas menghampiri suster yang tadi meminta agar Soonyoung membayar biaya operasi nya. Jihoon sudah menjelaskan tentang kondisi Soonyoung dan meminta suster agar menghubungi bibi nya.

"Tuan Soonyoung jangan menangis, tuan bisa menemani tuan Jihoon di ruangan nya sebelum operasi "

"Benarkah, boleh kah suster ?! "Soonyoung menghapus air mata nya

"Sebelum itu suster boleh pinjem ponsel nya Jihoon? Sebentar saja ? "Bujuk sang suster dan Soonyoung langsung memberikan tas yang ia pegang pada suster, Soonyoung di arahkan jalan ke ruangan dimana Jihoon berada sekarang, Soonyoung langsung pergi kesana.

Sementara sang suster menelfon bibi Jieun sesuai permintaan Jihoon.
Soonyoung masuk kedalam dan di lihat nya Jihoon sedang berbaring dengan selang infus di tangan nya.

"Jihoonie, Jihoonie kenapa dedek bayik nya belum di keluarkan !"

"Sebentar lagi Jihoonie akan opersi kok, nunggu dokter nya datang "Jihoon mengusap pipi Soonyoung.

"Jihoonie hiks hiks maaf Soonie gak becus jadi suami hiks hiks "Tangis Soonyoung pecah lagi

"Soonie sebentar lagi jadi yayah, gak boleh cengeng hmm "

"Tapi Soonie takut Jihoonie, disini tidak tenang rasanya "Soonyoung meletakan telapak tangan Jihoon di dada nya.

"Tolong doa kan untuk keselamatan bubu dan dedek bayik ya ayah " pinta Jihoon dan satu ringisan keluar dari bibir nya

Tak berapa lama dua suster masuk, dia bilang akan memindahkan Jihoon ke ruang operasi, Jieun sudah mentransfer uang dan dia juga sedang berada di perjalanan. Sementara Soonyoung di minta untuk menandatangi bahwa sannya dia mengizinkan dokter untuk melakukan operasi cesar.

Tbc

Akan ada badai seperti nya ....

Dede bayik nya cewek apa cowok ?

Atau kembar ?

Sorry for typo

Thanks for reading 💗

Idiot Husband [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang